After Story…I Fell In Love, My Trouble Maker Girl (Part 2)

Image

Cast    :

–  Cho Kyuhyun as Kyuhyun Edmund Francaise

–  Neva (You)

–  Other cast

~~>  FF ini murni imaginasiku, say no to plagiat!!!

~~~~~

Florida, Amerika Serikat..

Sam memasuki apartemennya. Ia melempar tas sekenanya saja dan langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa. Gadis itu menutup mata sejenak dan bola matanya kembali melebar dengan tiba-tiba ketika ia mengingat sesuatu. Ia berusaha meraih tas yang tergeletak di lantai, tak jauh darinya. Sam segera mengeluarkan handphone dari dalam tas itu.

“Satu..dua..tiga..empat…” Sam terdiam, ia tampak menghitung-hitung sesuatu “..sepuluh..” matanya berubah berang dengan ekspresi wajah yang mengeras.

Ia meletakkan handphone dengan kasar di sisinya.

“Lakukan sesukamu. Berhari-hari tak menghubungiku, kau berharap aku akan menelponmu lebih dahulu? Jangan bermimpi!” Sam mencerca benda mati itu.

Sejak pertengkarannya dengan Siwon terakhir kali, pemuda itu belum sekalipun menghubunginya

“Baiklah. Kita lihat saja, siapa yang paling bisa bertahan!” ujar Sam.

Sam lalu bangkit, menuju dapur lalu membuka lemari es. Dengan sekali teguk, ia menghabiskan sebotol mungil air. Sam menyeka mulutnya dengan kasar.

Gadis itu segera menuju kamar tidurnya. Ia melepas blazer coklat yang dipakainya. Tiga puluh menit berlalu. Sam keluar lagi dari dalam kamar, ia terlihat lebih segar sehabis mandi. Rambut coklat panjangnya masih tampak lembab. Sam meraih roti di atas meja, menyirami roti itu dengan madu. Sam segera menjejal roti itu ke dalam mulutnya, ia terlampau sibuk sehingga satu-satunya makanan yang tersedia di dalam apartemen mewahnya adalah roti tersebut.

TING..TONG..

Bel berbunyi, mulut Sam berhenti mengunyah untuk sesaat.

TING..TONG..

Bel apartemennya kembali berbunyi. Sam meletakkan sisa roti di tangannya, meraih air yang langsung membasahi kerongkongannya. Ia berlari-lari pelan menuju pintu apartemen.Lewat mini monitor di dekat pintu, Sam dapat melihat seorang anak laki-laki berusia remaja.

“Mencari siapa?” tanya Sam. Ia selalu was-was.

“Samantha Lee,, atau Prof. Celesty..” anak itu membaca sebuah kertas di tangan kirinya.

“Ada perlu apa?” Sam bertanya lagi.

“Ada titipan yang ditujukan pada nama itu..” kata anak itu, ia memamerkan seikat mawar putih di tangan kanannya.

Merasa tak ada yang mencurigakan dan tak ada hal-hal tak wajar lainnya, Sam segera membuka pintu apartemennya. Ia menerima sodoran bunga itu.

“Terima kasih..” kata Sam pada anak pengantar bunga tersebut.

Sam kembali mengunci pintu apartemennya. Ia menatap ikatan besar mawar putih yang kini telah berada di tangannya. Selama ini begitu banyak orang yang menyukai professor cantik itu, ia sering menerima kado dari penggemarnya tapi kali ini Sam merasa tersanjung karena ia menerima bunga mawar putih yang sangat disukainya padahal Sam tak pernah membeberkan terlalu banyak tentang personality-nya pada media.

Sam segera menata mawar putih tersebut di dalam pot, meletakkan di atas meja—sampai akhirnya, Sam sadar ada yang menyembul dari balik kumpulan bunga mawar itu. Secarik kertas biru.

“Lihat keluar jendela..”

Tiga kata itu yang tertulis di secarik kertas. Alis Sam bertaut, ia sedikit bingung tapi tetap saja mengikuti perintah yang tertulis di kertas itu yang mungkin saja adalah ulah orang iseng.

Sam mendekati jendela apartemennya, tangan halusnya menyingkap tirai putih yang masih menutupi jendela. Apartemen Sam berada di lantai delapan. Ia terus mengawasi, tak ada apapun. Perhatian Sam lalu teralih pada puluhan balon gas berbagai warna yang terikat jadi satu. Balon-balon itu mengudara. Naik perlahan-lahan. Dan ketika sejajar dengan lantai apartemen Sam, gadis itu terperangah. Mata indahnya melebar ketika melihat balon-balon itu tak sendiri. Sehelai kain panjang yang terikat bersama balon-balon itu, menjuntai ke bawah. Tapi bukan karena kedua hal itu Sam lantas memiliki ekspresi terkejut seperti itu, melainkan karena tulisan yang tertera pada kain itu.

“..I Love You..”

Sam menutup mulutnya, ia terpekik melihat kata-kata yang berkibar indah itu. Sam terlalu senang tapi kemudian ekspresinya berubah. Ia sadar jika mungkin saja kata-kata itu tidak ditujukan padanya atau—jika memang itu untuknya, Sam harus berpikir lagi. Siapa yang melakukannya?

Handphone Sam berdering hebat, menyentakkannya dari lamunan gilanya itu. Ia segera meraih handphone yang masih terletak di atas sofa. Sam tersenyum penuh kemenangan manakala melihat identitas si pemanggil.

“Pemenangnya sudah sangat jelas..” desis Sam puas. Ia lalu menjawab panggilan masuk itu. “Ya..”

Kau sedang apa?” suara Siwon terdengar dari kejauhan.

“Kupikir kau telah melupakanku..” jawab Sam ketus.

Ah, kau masih marah padaku?

“Aku? Marah padamu?” Sam bertanya dengan penuh lagak “Tentu saja tidak. Aku sangat sibuk, bahkan aku lupa jika kita sedang dalam pertengkaran” kata Sam, sementara otaknya terus berputar untuk membuat Siwon semakin merasa bersalah.

Tapi, sepertinya permintaan maafku sudah cukup membuatmu senang

“Permintaan maaf?”

Aku yakin kau sudah melihatnya

“Kau bicara apa?”

Aneh. Seharusnya kau sudah melihatnya?” suara Siwon terdengar bertanya-tanya “Apa anak itu salah mengantar bunga ke apartemen lain? Atau—ah, mungkinkah mereka kehabisan balon??” gumam Siwon yang terdengar seperti sedang bertanya pada dirinya sendiri.

Bunga dan balon? Sam bertanya-tanya dalam hati. Sedetik kemudian ia kembali terpekik.

“Jadi—bunga dan balon.. semua itu adalah perbuatanmu?” Sam terbata gugup.

Ah ya.. kau sudah melihatnyakan?” suara Siwon terdengar riang.

“Juga kata-kata itu??”

“Tentu saja. Apa tulisannya kurang jelas?” tanya Siwon. Untuk sesaat Siwon seperti terdiam “Hei,, atau jangan-jangan kau kecewa karena kata-kata itu dariku? Kau sedang berharap siapa?” Siwon terdengar curiga.

“Bukan, bukan itu..” Sam telah menangkis semua dugaan Siwon. Ia tersenyum, hatinya sangat senang “Bagaimana kau melakukannya?”

Kuharap kau tak lupa sedang berbicara dengan siapa?” Siwon terdengar sedang membanggakan statusnya sebagai anggota keluarga Francaise “Aku punya banyak relasi dan orang-orang terpercaya yang mampu melakukan apapun untukku, termasuk menyiapkan semua kejutan itu

“Dasar..” Sam mendengus mendengar Siwon sedang membangga-banggakan dirinya sendiri.

Oh ya, aku hampir lupa. Lihat dari jendela apartemenmu, kurasa kau harus menyapa orang yang telah menyiapkan semua itu dan berterimakasihlah padanya. Mengerti?

Sam mendekati jendela. Ia melongok ke bawah. Orang-orang yang lalu lalang di depan gedung apartemennya, mobil-mobil yang terparkir dan… mata indah Sam kembali terbuka lebar melihat sosok yang sangat ia kenali. Sosok itu sedang mendongak ke arah jendela apartemen Sam, ia kemudian terlihat melambaikan tangannya.

“Siwon..” Sam hampir tak dapat berkata-kata melihat tunangannya yang tampak kecil di bawah sana “Bagaimana kau..”

Maafkan aku..” kata Siwon. “Dan satu lagi..” Siwon terdiam. Sam ikut terdiam, berdebar-debar jantungnya “Menikahlah denganku..Sam

Ucapan Siwon membuat Sam semakin terkejut. Debar jantungnya semakin keras. Tiba-tiba saja seluruh perasaannya serasa tumpah dan meluap-luap.

“Siwon, aku..” ucap Sam terbata-bata.

Kita sama-sama tahu, bahkan pernikahan kita sudah menjadi rahasia umum tapi aku belum pernah melamarmu dan aku takut jika aku tak melakukannya maka kau akan berlalu. Ketika kau pergi, aku sulit bernafas membayangkan saat-saat sebelas tahun aku harus hidup tanpamu. Aku takut menghadapi hal yang sama dan aku tak ingin kehilanganmu lagi..” ujar Siwon “Aku tak akan melepaskanmu lagi,..

“Aku..”

Temui aku dalam lima menit. Jika kau telat sedetik saja, aku anggap jawabanmu tidak!

“…!!”

“Tu, tunggu…” Siwon benar-benar tak memberikan Sam kesempatan untuk berbicara. Ia langsung mematikan handphone “Yaa~ SIWON!!” Sam berteriak histeris, kencang! Ia geram melihat tingkah Siwon. Gemelatuk gigi Sam bahkan terdengar jelas ketika ia menatap Siwon di bawah sana yang hanya menunjuk pada jam tangannya, mengingatkan Sam akan waktu yang telah ia tentukan tadi.

Meskipun kesal setengah mati, Sam akhirnya berlari keluar apartemen. Ia tak ingin menghabiskan waktu dengan marah-marah. Ia segera menekan tombol lift, dari satu lift berpindah ke lift yang lainnya tapi semuanya tampak sibuk. Tak ada waktu lagi!

Damn!!” maki Sam dalam hati ketika melihat arlojinya. Ini kali kedua Sam diperlakukan sama oleh Siwon.

Sebelas tahun lalu Siwon pernah meminta Sam menemuinya dengan durasi waktu lima menit, itu hal gila bagi Sam mengingat rumah keluarga Francaise yang mirip istana itu hampir saja menguras nafasnya. Gadis itu segera beralih ke tangga darurat. Ia menuruni tiap anak tangga dengan tergesa-gesa. Sementara waktu terus berjalan. Kecepatan Sam mulai berkurang, ia seperti kehabisan tenaga bahkan hampir kehabisan nafas. Menuruni tangga dari lantai delapan ke lantai dasar bukan hal yang mudah, apalagi dengan adanya ketentuan waktu. Kali ini Sam bersyukur karena apartemennya tidak berada di lantai 53, lantai tertinggi di gedung apartemen mewah itu.

Sam akhirnya keluar dari gedung apartemennya. Ia tergopoh-gopoh dengan nafas yang tersengal-sengal, kedua tangannya bertumpu pada lututnya. Gadis itu mengangkat wajahnya, tapi Siwon tak lagi berada di tempatnya berdiri tadi. Sam mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia tak mendapati sosok Sam, bahkan bayangannya tak tampak disitu.Tatapan Sam berubah nanar ketika menyadari ia melewatkan dua menit dari waktu yang ditentukan Siwon.

“………………………”

Lima belas menit berlalu sudah, Sam belum berpijak dari tempatnya. Ia masih berdiri mematung dengan raut wajah yang susah untuk di jelaskan dengan kata-kata. Hatinya sulit untuk digambarkan, sangat runyam dirasa. Siwon benar-benar selalu menepati janjinya, ia tak terlihat lagi, menghilang seperti embun dan tak berbekas.

“Maaf aku telat..”

Sam menoleh mendengar suara itu. Ia mendapati Siwon berdiri tak jauh dari tempatnya, pria itu terlihat kelelahan dengan nafas yang cukup tersengal-sengal.

“Mereka hendak membawa mobilku, aku memarkirnya di tempat yang tak semestinya..” terang Siwon, sesekali ia menengok ke belakang “Petugas itu sangat susah diajak bernegosiasi..” Siwon melanjutkan keterangannya.

Seperti orang yang kehilangan seluruh tenaga, Sam menggeloyor begitu saja, ia berjongkok lemas di tempatnya.

“Sam??” Pemuda itu terkejut melihat tingkah Sam. Siwon menghampiri Sam yang hanya membenamkan wajah dibalik kedua lututnya. “Sam, apa yang terjadi?” Siwon menyentuh pelan pundak Sam tetapi langsung ditepis kasar oleh Sam.

Sam tak bersuara sedikitpun tapi Siwon menyadari jika tubuh gadis itu terguncang pelan. Siwon kembali memegangi pundak Sam, ia mengangkat tubuh gadis itu dengan kedua tangannya. Ia mencoba mengintip Sam yang masih menyembunyikan wajahnya.

“Sam, ada apa? Kau sakit?” terlihat jelas jika Siwon sangat mengkhawatirkan wanita yang dicintainya itu.

“Jangan menyentuhku!!” Sam menepis tangan Siwon. Matanya yang berair menatap garang pada Siwon. Siwon terpaku. Ia tak berkedip melihat kemarahan Sam, melihat merahnya wajah gadis itu juga air mata yang masih menggenangi bola mata indahnya.

“Astaga Sam! Kau semakin pintar menangis..” Siwon tertawa, bukannya menghibur ia justru meledek Sam.

Siwon tahu betul, seperti apa sebenarnya sosok Sam sebelas tahun lalu. Orang yang sama sekali tak bisa mengeluarkan air matanya sendiri sekalipun ia berada dalam keadaan yang terkalut, itu ironis sekali.

“Kau ini sedang mengejekku????” geram Sam, bola matanya kian melebar.

“Sam, aku tak bermaksud…”

Kata-kata Siwon terputus ketika gadis itu kembali menangis. Ia bahkan terisak dengan suara parau, menutup wajah dengan kedua tangannya, tubuhnya kembali terguncang.

“Sam, aku minta maaf. Aku..” perasaan bersalah Siwon kian membesar, padahal ia sendiri belum tahu pasti kesalahan yang diperbuatnya.

“Bodoh..” erang Sam disela-sela tangisnya “Kau bodoh. Kau tahu betapa takutnya aku ketika aku tak melihatmu? Aku bahkan tak sanggup menggerakkan kaki, menyadari kau tak ada. Mengira kau benar-benar telah pergi, mengira kau tak akan kembali lagi—aku takut. Kau bodoh.. kau bodoh Siwon..” rutuk Sam, ia menyuarakan apa yang dirasakannya dalam waktu singkat itu tapi waktu tersingkat itu justru membuatnya sangat menderita dan dihantui horror paling mengerikan.

Siwon mendekati Sam. Ia lalu memeluk lembut tubuh Sam, membelai rambut gadis itu penuh kasih sayang.

“Maaf. Aku tak mengira kau akan seperti ini. Maafkan aku, tak sekalipun aku berpikir untuk meninggalkanmu—meski kau telat sepuluh menit, tiga puluh menit atau ketika kau sama sekali tak menemuiku…aku akan tetap menunggumu..” ujar Siwon. Ia mendaratkan kecupan singkat di ubun-ubun Sam.

Sam membalas pelukan pria itu. Ia melingkarkan kedua tangannya dipinggang Siwon. Jujur pada hatinya, Sam sangat takut kehilangan pria itu. Ia merasakan seluruh tenaganya lenyap ketika Siwon menghilang. Sam tak tahu apa jadinya jika Siwon benar-benar pergi meninggalkannya dan tak kembali lagi. Ia sangat mentakuti hal itu.

@@@@@

Dalam sebuah bilik di klinik sekolah, Kyuhyun tampak berbaring di atas tempat tidur. Tak lama kemudian, mata Kyuhyun mulai terbuka perlahan. Hal yang terbesit di kepalanya adalah jam tangan, ia mendengus menyadari sudah hampir jam istirahat. Hari ini Kyuhyun mendapat gangguan kesehatan. Ia terus muntah karena mual dan juga kepalanya yang terasa pusing, karena itu, ia dibawa ke klinik. Setelah mendapat pengobatan dari dokter, Kyuhyun dianjurkan untuk beristirahat di rumah tetapi ditolak oleh Kyuhyun. Pemuda itu lebih memilih tidur sejenak di klinik.

Kyuhyun segera bangkit. Ia menyarungkan sepatu pada kedua kakinya. Keadaannya sudah lebih baik meskipun kepalanya masih terasa berat. Kyuhyun segera keluar dari dalam biliknya. Ia berjalan melewati bilik-bilik lain yang terdapat di dalam klinik sekolah yang cukup luas dengan fasilitas yang sangat lengkap layaknya mini hospital.

Ketika melewati sebuah bilik, langkah kaki Kyuhyun tiba-tiba terhenti. Ia mundur dua langkah, mengintip lewat kaca di pintu bilik tersebut. Seorang gadis yang sangat dikenalnya terbaring disana. Neva. Seorang dokter sedang memeriksa Neva. Kyuhyun dapat melihat betapa pucatnya wajah gadis itu.

Derap langkah kaki yang terburu-buru membuat Kyuhyun segera bersembunyi. Nadine berlari memasuki klinik, ia memeriksa setiap bilik yang ia lewati dan akhirnya masuk ke dalam bilik dimana Neva terbaring di dalamnya. Kyuhyun perlahan keluar dari persembunyiannya. Ia kembali mengintip, cukup penasaran dengan suasana di dalam bilik itu.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Nadine cemas.

“Biarkan dia beristirahat, dia akan baik-baik saja”

“Apa yang terjadi padanya?”

“Beberapa murid membawanya kesini dalam keadaan tak sadarkan diri” kata sang dokter “Dia hanya demam..”

Nadine menarik nafas lega. Dokter segera meninggalkan bilik itu, dengan sigap Kyuhyun menghindar dari dokter itu. Kaki Kyuhyun sepertinya masih tertahan di tempat itu. Ia masih ingin melihat wajah tak berdaya gadis yang dirasanya telah memporak-porandakan harga dirinya itu.

Keadaan di dalam mulai berubah. Neva mulai mengerang. Gadis itu sepertinya mengigau, seluruh tubuhnya tak terlihat tenang. Ada keringat yang mengucur deras di dahinya.

“Neva..” Nadine sangat khawatir melihat Neva yang terus mengerang tak jelas “Neva.., bangun Neva..” ia berusaha untuk menyadarkan sepupunya itu.

Tapi Neva seperti menolak suara Nadine, seluruh tubuhnya tak menerima tawaran Nadine. Nadine terlihat semakin panik. Sementara Kyuhyun memajukan beberapa langkah kakinya semakin mendekati pintu, agar dapat melihat dengan jelas pemandangan itu.

Erangan demi erangan terus keluar dari mulut Neva. Kepalanya terus bergerak, menggeleng sedikit kasar.

“..tidak..” desis Neva pelan.

“Neva, Neva..!!” Nadine terus menepuk-nepuk pipi Neva. Ia terlihat semakin takut.

“j..jangan..” erang Neva. Tubuhnya terus merontah, Nadine langsung memeluk tubuh lemah itu “..tidak..tidak..” erang Neva, ekspresinya yang sangat ketakutan, ada air mata yang mengalir dari matanya yang terpejam.

“Tidak apa-apa Neva, jangan takut” Nadine memeluk sepupunya dengan kencang “Jangan takut, aku disini. Aku tak akan membiarkan mereka membawamu,..jangan takut! Kau aman di sini..” ujar Nadine dengan berurai air mata. Hatinya begitu perih. Ia begitu sakit melihat keadaan Neva.

Sementara itu, diluar bilik, Kyuhyun masih tercekat dengan ekspresi yang membeku. Raut wajahnya masih jelas terkejut dan penasaran, ia tak menyangka akan melihat hal seperti itu. Pikirannya dipenuhi ribuan tanya tentang gadis itu, tentang ketakutan yang tak wajar itu. Kyuhyun merasakan ada yang tak beres, sesuatu yang aneh pada Neva tetapi ia tak dapat menarik satu kesimpulan dari puluhan dugaannya.

“Ada apa ini?” gumam Kyuhyun dalam hati “Dia memang sangat aneh” Kyuhyun kembali membatin.

Ia berjalan meninggalkan pintu bilik itu dengan kebingungan, bola matanya memutar mencoba menarik jawaban terdekat yang dinilainya sangat pantas dengan keadaan gadis aneh itu.

Langkah kaki Kyuhyun terhenti. Sepatunya mencium sesuatu. Ia lalu berjongkok dan memungut sesuatu berwarna putih yang tergeletak di lantai. Kyuhyun mengamati sejenak dan ketika dibalik, ternyata itu adalah sebuah foto. Foto dua orang gadis yang saling berangkulan dengan tawa lebar terukir jelas di wajah keduanya.

“Bukankah, ini gadis yang tadi..?” Kyuhyun mengenali salah satu gadis dalam foto itu adalah Nadine. Ia bergeser pada gadis satunya lagi, gadis berambut coklat ikal sebahu. Gadis yang tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya juga lesung pipi dikedua belah pipinya. “Aneh.. rasanya aku familiar dengan orang ini..?”

Kyuhyun membatin. Ia terus mengamati wajah penuh senyum yang membuatnya sedikit terpukau akan senyum tulus itu. Tubuh Kyuhyun menegang. Ia memandangi foto itu dengan lekat, ia menelan ludah, terkejut.

“Ini.. tak salah lagi..” gumamnya tak percaya “..Neva????” ia sangat terkejut. Sangat tak percaya. Jika senyuman manis yang sempat membuatnya terpesona, gadis pemilik senyuman indah itu adalah gadis sombong, angkuh dan menyebalkan yang telah membuat dirinya kesal luar biasa.

Kyuhyun tak percaya jika gadis penuh senyum, gadis yang tertawa tulus seperti malaikat itu adalah gadis yang sama dengan musuhnya, Neva. Gadis dingin, kejam dan menurutnya autis itu adalah gadis di foto tersebut. Kyuhyun benar-benar tak habis pikir, berulang-ulang ia memandangi wajah itu. Ia lalu memikirkan kemungkinan gadis itu adalah saudara kembar Neva? Tapi Kyuhyun sendiri tak yakin dengan perkiraannya itu. Pemuda itu hanya melengos, ia semakin penasaran.

Siapa sebenarnya Neva? dan jika memang Neva dan gadis yang ada di foto itu adalah orang yang sama, lalu dikemanakan senyuman itu? dan mengapa sekarang yang dipamerkan Neva adalah sikap datar, sombong, angkuh, super dingin dan menyebalkan yang membuat begitu banyak siswa sangat membencinya? Kepribadian ganda? Sakit jiwa? Psikopat? Pikir Kyuhyun. Ia tak pernah bosan untuk mencoba menarik kesimpulan terbaik, bahkan ketika siswi-siswi yang berpapasan dengannya terus mengekorinya, berdecak-decak, dan sesekali mendesah tak tertahankan—Kyuhyun tak perduli. Ia hanya sibuk memutar bola matanya dan berpikir.

@@@@@

Kelas XII-1 terasa sunyi. Semua siswa duduk rapi di tempat masing-masing tapi wajah mereka terlihat tak bersemangat seperti biasanya. Yeah, saat ini adalah jam-jam terbosan dalam hidup mereka. Bukan karena mata pelajaran yang mereka lalui saat ini. Penyebabnya, Miss Anya, pengajar berdarah Rusia itu membuat pelajaran itu terasa membosankan dan semakin menyebalkan. Ia selalu memperlakukan murid-muridnya seperti siswa taman kanak-kanak.

“…jadi, aku ingin tahu apa cita-cita kalian?” suara cempreng nona tua itu memekak di dalam kelas.

Murid-murid mendengus kesal. Bayangkan, bahkan pertanyaan itu terakhir kali mereka terima ketika masih duduk di bangku taman kanak-kanak.

“Arlene??” Miss Anya menodong seorang siswi berkuncir.

“Aku?” Siswi itu menatap malas “Aku sudah pasti diterima di fakultas kodokteran, universitas S.. sudah jelaskan apa yang aku inginkan?”

“Bagus Arlene. Itu sangat mulia..” Ia memandangi Arlene dengan tatapan penuh haru. Benar-benar membuat muntah.

Satu persatu murid-murid di kelas itu tak luput ditanyai oleh guru itu. Murid-murid mau tak mau hanya menjawab dengan kesal. Mereka tak mau karena kebodohan mereka, dengan membangkang maka akan mempengaruhi nilai mereka—Miss Anya, adalah seseorang yang sangat sensitif, jika ia kesal padamu maka bersiaplah untuk menerima nilai buruk. Hal itulah yang membuat murid-murid semakin tak menyukainya.

“Lalu Kyuhyun?”

Kyuhyun yang sedari tadi hanya melamun, sedikit tersentak mendengar namanya disebutkan.

“Aku…” Kyuhyun menatap Miss Anya. Pemuda itu terlihat berpikir. Selama ini belum pernah sekalipun seseorang menanyakan padanya, apa cita-citanya? Dan Kyuhyun sama sekali tak pernah memikirkan hal itu. Ketika ia menerima pertanyaan itu, ia cukup bingung dan tak tahu harus berkata apa.

“Sudahlah.. kalian anggota keluarga Francaise, sudah sangat jelas, kedepannya kalian akan seperti apa..seperti kedua kakakmu, Siwon dan Donghae—kau pasti dibebani tanggung jawab yang sama” ujar Miss Anya sambil tersenyum menenangkan Kyuhyun.

Mendengar nama seluruh anak-anak Francaise, siswi-siswi berdecak-decak penuh pesona. Keluarga itu memang bukan keluarga biasa.

Kyuhyun hanya diam. Dipikirannya selama ini hanya belajar dan komputer. Ia memang mahir dengan komputer tapi tak terbesit dipikirannya jika suatu saat ia akan menjadi seorang programmer handal atau apapun yang menyangkut dunia IT. Semua itu bagi Kyuhyun hanyalah sebatas hobi, bukan ambisi.

“Bagaimana denganmu Neva?”

Ketika pertanyaan yang sama ditujukan pada Neva, semua mata langsung tertuju pada gadis itu. Neva yang semula sibuk menulis-nulis dibukunya, terhenti. Ia mengangkat wajahnya. Mengedarkan pandangannya kepada semua murid yang memandanginya. Gadis itu lalu menatap wajah Miss Anya yang tampak tenang di depan kelas.

“Neva?”

Miss Anya berusaha mengingatkan Neva pada topiknya. Neva tetap diam. Ia terus memandang lurus ke depan.

“Aku..”

Neva terdiam lagi. Raut wajahnya yang datar terlihat sangat serius. Semua murid menanti kelanjutan ucapannya. Mereka sangat penasaran apa yang akan diucapkan gadis sombong itu.

“Aku—ingin menjadi Tuhan..”

WUUUUSSHHH

Mendadak angin dingin serasa merembes di dalam kelas. Keadaan lebih sunyi dan mencekam ketika mendengar jawaban Neva. Sekian menit mereka mematung. Tentu saja terkejut karena jawaban yang sama sekali tak terbesit dipikiran mereka. Menjadi Tuhan? Yang benar saja! Mungkin saja di dunia ini, satu-satunya orang yang berpikiran seperti itu adalah Neva.

Kelas kembali riuh. Mereka saling berbisik-bisik sambil melempar pandangan tak sedap pada Neva. Jawaban itu benar-benar terdengar sangat sok dan sombong, semua murid kini akan terus mencercanya.

“Aku rasa dia sudah gila..” ujar seorang murid.

Mereka memandangi Neva dengan sinis dan merendahkan. Neva tak pernah mengindahkan itu, ia tetap tenang.

“Menjadi Tuhan? Kurasa kau lebih cocok menjadi iblis..” timpal murid lainnya.

“Tak masalah..” tepis Neva tajam. Ia memandangi murid itu sekilas “Asal dapat memutar waktu, jadi iblispun aku mau..” kata-kata Neva sungguh membuat bulu badan mereka meremang.

“Ah,, baiklah anak-anak.. sebaiknya kita kembali ke pembahasan kita.. bla..bla..bla..” Miss Anya langsung mengalihkan perhatian dengan membelokkan topik kali ini.

Suasana kelas terasa mencekam. Mereka masih bergidik dengan penuturan Neva. Gadis itu benar-benar diluar dugaan. Diam-diam Kyuhyun menelusuri Neva yang telah kembali mencoret-coret di bukunya. Semakin dipikirkan, semakin terasa aneh bagi Kyuhyun. Sikap, kata-kata, semua hal tentang Neva sangat aneh.

@@@@@

You cry, you show off with it

When you lift your face, and you’re smilling hurts

But the smile that spread across the world shines

 

In front of my heart, I’m undecided

But I can’t stop it

I hug you to drive out fear

To feel comfortable in my arms…

Kyuhyun tampak seperti biasanya, ia sedang membaca sebuah buku. Semua akan mengira seperti itu jika tak melihat apa yang ada di balik lipatan buku tersebut. Matanya terus tertanam pada wajah riang Neva yang penuh dengan senyuman dalam selembar foto yang beberapa hari lalu ia temukan di klinik sekolah. Kedua alisnya saling bertaut. Kyuhyun tidak terlihat baik setelah kejadian itu, berapapun kerasnya ia berpikir tetap saja belum menyembuhkan rasa penasarannya dan ketika ia tersadar—seberapa kerasnya ia mencoba untuk menghindar, tetap saja ia terus memikirkan keanehan Neva.

Foto itu terhempas, dan jatuh ke lantai. Sebelum Kyuhyun berhasil mengambilnya, Reynard telah meraih foto itu terlebih dahulu. Dahi Reynard kini berkerut saat memandangi foto tersebut, dengan cekatan Kyuhyun merampas foto itu dari tangan Reynard.

“Siapa gadis dalam foto itu?”

Kyuhyun hanya diam. Ia kembali menyelinapkan foto itu ke balik lembaran halaman bukunya.

“Sepertinya aku pernah melihatnya..” gumam Reynard. Ia lalu memandangi Kyuhyun dengan penuh selidik “Kau tak akan mengatakannya padaku?” ia bertanya.

“Apa?”

“Gadis itu. Kekasihmu, bukan begitu?” kerling Reynard. Ia baru saja memulai gurauannya tetapi ia langsung bungkam melihat tatapan Kyuhyun padanya “Baiklah. Bagaimana, kau sudah menyelesaikannya?” Reynard mengalihkan topik.

“Ya. Kau orang pertama yang akan melihatnya” Kyuhyun tersenyum. Ia lalu meraih tas sekolahnya. Tangannya mengais-ngais isi tas.

“Ada apa?” tanya Reynard melihat ekspresi Kyuhyun yang sedikit berubah.

“Tadi aku menaruhnya disini” gumam Kyuhyun “Aneh, seharusnya masih ada” katanya. Kali ini ia menumpahkan seluruh isi tasnya ke atas meja.

Tak banyak isi tas itu, hanya sebuah buku, sebuah pena dan ipod beserta earphonenya. Benda-benda itu tak termasuk dalam barang yang sedang dicari Kyuhyun.

Kyuhyun memeriksa semua saku yang terdapat pada seragam sekolah. Beberapa murid mulai tertarik karena kejanggalan itu.

“Kau kehilangan sesuatu?”

Seseorang bertanya pada Kyuhyun. Ia terus sibuk mencari benda itu.

“..itu… software game terbaru yang dibuat Kyuhyun” Reynard mengambil alih untuk menjawab pertanyaan tadi.

“Bagaimana mungkin bisa hilang? Kau harus mencari dengan seksama”

“Periksa sekali lagi..”

Mereka terus memberikan saran pada Kyuhyun. Pemuda itu hanya diam tapi tangannya tetap aktif memeriksa setiap sudut maupun ruang dalam tas sekolahnya.

“Seseorang pasti telah mengambilnya..”

“..ng, aku rasa ucapan Pierre benar..” ujar seorang siswi berkacamata tipis. Kini semua mata tertuju padanya “Tadi, aku sempat melihat seseorang berdiri dekat tempat dudukmu..” ia menatap Kyuhyun.

“Siapa?” tanya Reynard.

“Itu—Neva..” jawab gadis itu, begitu gugup dan sangat ketakutan “Aku,. Kumohon jangan beritahu dia jika aku yang  mengatakan ini..”

“Sebaiknya periksa tasnya..” usul murid yang lain.

Sebelum mendapat persetujuan Kyuhyun, mereka telah bertindak sendiri. Mereka mengambil tas Neva tanpa diketahui pemiliknya yang memang saat ini tidak berada di dalam kelas. Mereka lalu mengeluarkan isi tas Neva.

“Pastikan kalian mencari dengan baik, kalian pasti dapat menemukan chip software itu..” ujar gadis berkacamata tadi.

Beberapa saat kemudian.

“Apa ini yang kau maksud?” seorang murid mengangkat sebuah benda berbentuk persegi dengan ukuran yang sangat kecil dan tipis.

Semua saling pandang menyadari chip itu benar-benar ditemukan di dalam tas Neva. Kyuhyun terkejut, ia lalu meraih chip itu. Lebih terkejutnya, saat menyadari chip itu telah rusak—patah menjadi dua.

Wajah Reynard tampak pucat, ia memandangi Kyuhyun takut-takut, ia cemas jika Kyuhyun akan kehilangan kendali. Pemuda itu hanya diam dengan sinar mata yang terlihat geram. Game yang dibuatnya dalam waktu yang cukup lama kini hancur.

Neva yang baru melangkah santai memasuki ruang kelasnya langsung diterjang tatapan tajam dari murid-murid. Ia memandangi mereka. Tatapan itu sudah biasa baginya. Neva segera menuju ke tempat duduknya. Kyuhyun segera menghampiri Neva. Ia menatap tajam gadis itu.

“Katakan, apa maksud semua ini?” tanya Kyuhyun dingin.

Neva menatapnya. Neva hanya diam, ia sama sekali tak mengerti maksud dari perkataan Kyuhyun. Kyuhyun membanting chip yang telah patah menjadi dua bagian itu dihadapan Neva.

“Apa maksudmu?” geram Kyuhyun.

“Kau ingin mengatakan apa?” tanya Neva, ia tetap bersikap tenang sementara Kyuhyun telah memanas, begitu juga dengan semua murid.

“Kau..” Kyuhyun berekspresi dengan keras “Apakah aku masih harus menjelaskan padamu?”

Neva lagi-lagi kembali diam.

“Dasar gadis gila..” desis-desis sindiran mulai terdengar dari mulut para siswa. Neva tetap tenang.

“Hei, apa yang membuatmu tak senang?” tanya seorang siswa.

“Aku? Mengapa kalian ingin tahu?”

“Gadis gila, mengapa dia masih bisa bersikap setenang itu?”

“Karena gila baru bisa bersikap seperti itu meskipun telah membuat kesalahan—dia itu mirip psikopat!”

Tak sedikitpun Neva berusaha untuk menggubris mereka, tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Yang ia keluarkan justru ipod biru laut miliknya, dan kemudian memasangkan headset pada telinganya. Kontan saja semuanya semakin bertambah kesal, terutama Kyuhyun. Seorang siswi langsung menarik kasar headset Neva dengan berang, gadis itu langsung memegangi telinganya yang terasa perih.

“Kau, mengapa kau masih bisa bersikap seperti ini?” ujar siswi penuh amarah tadi “Kau sangat sombong, kau jenis yang sangat memuakkan.. jika kau tak senang dengan kami, dengan tempat ini, mengapa kau masih bertahan disini.. sebaiknya kau pergi dari sini..”

Neva bangkit dari duduknya. Ia menatap tajam siswi pemarah itu.

“Kau terlalu banyak bicara. Aku sangat menyukai sekolah ini” jawab Neva santai.

“Benarkah? Lalu mengapa kau lakukan itu pada Kyuhyun? Kau merusak hasil jerih payahnya.. kau mengerti?”

“Apa lagi ini?” dengus Neva, datar.

“Kau ingin menyangkal?” teriak seorang siswa.

“Mengaku saja. Semua bukti menunjuk kau pelakunya..”

Neva memandangi mereka. Kyuhyun hanya diam dengan darah yang telah menggumpal. Ia benar-benar marah.

“Kalian sepertinya sangat ingin mendengar pengakuan dariku, baiklah—akan kukatakan..” ujar Neva dengan ekspresi datarnya “Aku yang melakukannya..” lanjutnya.

Mata semua siswa tampak membelalak. Demikian dengan Kyuhyun yang semakin tak menyangka mendengar pengakuan Neva yang sangat ringan dan tenang.

PLAAKK..!!!!

Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat di pipi Neva. Neva mengangkat wajahnya, ia menatap gadis berkacamata yang baru saja menghadiahi sesuatu di pipinya. Gadis itu terlihat geram dan penuh amarah. Neva hanya diam dan sangat tenang, sorot matanya yang dingin dan kosong tak terlihat menyiratkan sesuatu—bahkan tak ada kemarahan disana. Ia hanya mengambil headsetnya yang tergeletak begitu saja di lantai, Neva lalu meninggalkan kelas tanpa suara.

“..maaf,, aku hanya—terlalu kesal..” ujar gadis berkacamata itu sedikit terbata ketika tatapan tajam Kyuhyun mengarah padanya.

Kyuhyun kembali ke tempat duduknya diikuti oleh Reynard.

“Fakta bahwa wanita lebih mengerikan dibandingkan pria, itu sangat terbukti benar..” ujar Reynard.

“Siapa dia?” tanya Kyuhyun. Reynard memandanginya bingung “Gadis berkacamata itu?” Kyuhyun memperjelas pertanyaannya tapi justru membuat ekspresi Reynard semakin bingung—heran dan tak percaya.

“Jangan bercanda denganku..” tawa renyah Reynard.

“Kau kira aku sedang dalam kondisi yang baik untuk bercanda denganmu?” geram Kyuhyun, ia menekuk wajahnya.

“Astaga, Kyuhyun! Dia teman sekelas kita, Joanne..”

“Joanne??”

“Kau aneh sekali” dengus Reynard “Aku tak percaya kau masih bertanya tentang ini, dia itu sudah sekelas dengan kita sejak tingkat pertama. Sudah hampir tiga tahun sekelas dan kau bertanya seperti itu??” Reynard sibuk menceramahi Kyuhyun yang sikapnya memang sangat keterlaluan.

“Tutup mulutmu!” ancam Kyuhyun.

Reynard hanya tersenyum tipis tak menyangka ada manusia sejenis Kyuhyun di dunia ini.

“Mengapa kau menanyakannya?”

“Bukan apa-apa. Aku pikir, karena aku korban maka aku yang paling marah ternyata dia jauh lebih marah dariku..” jawab Kyuhyun. Reynard hanya mengangkat bahu, tak tahu harus berkata apa.

@@@@@

Keadaan semakin bertambah parah. Empat hari sejak insiden itu, kebencian yang ditimbulkan Neva semakin besar. Pengakuan ringan yang menghebohkan itu langsung menyebar dalam hitungan menit ke Siwontero sekolah. Tak ada tempat yang aman bagi Neva. Setiap langkah kakinya sejak memasuki gerbang sekolah langsung disambut oleh tatapan kebencian juga ledekan tajam dan cercaan pedis yang dengan sadar dan sangat sengaja ditujukan padanya.

Di sekolah mewah itu, tak ada satupun siswa yang berusaha menerima ataupun bersikap baik pada Neva. Untuk ukuran gadis normal, perlakuan seperti itu tak akan pernah membuat mereka bertahan lama tapi tidak demikian dengan Neva, tak ada satupun yang berubah dalam kesehariannya. Ia terus pergi ke sekolah, mengikuti setiap mata pelajaran, rajin dalam klub basketnya. Suasana yang mirip neraka kecil itu tak memberikan efek apapun baginya—dan karena itu juga, murid-murid semakin membencinya karena tak sedikitpun Neva bereaksi, seperti biasanya ia tetap tenang bahkan ketika  ia dikerjai oleh murid-murid. Neva tak ada perlawanan.

Neva berjalan disepanjang koridor sekolah. Semua mata tertuju padanya. Langkahnya yang tertatih-tatih karena ada cedera di lututnya, cedera yang ia terima kemarin dan merupakan akibat dari salah satu perlakuan buruk murid-murid kepadanya.

“HHUUUUUUUUU…”

Murid-murid di sepanjang koridor menyoraki Neva. Reynard dan Kyuhyun yang kebetulan sedang berdiri di depan ruang musik langsung menoleh ke arah Neva yang sedang melangkah pasti dengan wajah mengeras dan eskpresi datarnya itu.

“Sepertinya dia bukan manusia..” gumam Reynard “Aku bahkan tak sanggup membayangkan bagaimana rasanya jika aku berada diposisinya”

“Aku pernah bilang, karena dia es maka dia seperti itu. Dia tak lagi merasakan apapun—kurasa, itu sebabnya dia betah di sekolah ini..” ujar Kyuhyun santai.

Mereka terus mengamati Neva yang kian dekat ke arah mereka. Tepat saat itu, seseorang dengan sengaja menendang kaki Neva. Gadis itu langsung tersungkur. Kyuhyun dan Reynard tertegun melihat pemandangan itu—semakin jahat saja perlakuan siswa-siswi pada Neva.

Neva hanya menyisir rambut pendeknya dengan jari-jari tangannya. Ia lalu memunguti bukunya yang tercecer, memasukkan ke dalam tas dan ia segera berdiri, stay cool. Ia baru saja hendak melanjutkan perjalanannya ketika dua orang siswi menghalang-halangi jalannya. Neva melempar pandangan pada dua orang itu.

“Minggirlah..”

Kata-kata Neva membelalakkan mata mereka. Ia masih keras kepala, bersikap angkuh seperti itu justru akan semakin membahayakannya.

“Gadis itu, apa yang dipikirkannya?” batin Kyuhyun berkecamuk.

“Sungguh tak tahu malu” dengus salah satu siswi. “Kau gadis arogan, sial.. kau gadis pembawa sial!!”

“Kau masih tak mengerti juga? Kami tak menyukaimu dan itu artinya kami ingin kau pergi dari sekolah ini..”

“Kau pemilik sekolah ini?” Neva menatap tajam pada dua siswi dihadapannya itu, keduanya hanya diam mempertontonkan ketidaksenangan mereka “Aku hanya akan memperjelas, kalian semua seperti anak-anak yang hanya memikirkan kesenangan sendiri. Seberapapun kerasnya kalian berusaha, aku hanya akan pergi jika aku mau. Kalian masih tak mengerti juga?” Neva membalikkan pertanyaan kedua siswi tadi “Itu artinya, semakin lama aku disini, semakin sering kalian berusaha untuk menjatuhkanku dan kalian tak akan kubiarkan berhasil—dan arti lainnya lagi kalian adalah loser.. big losers!!!”

Kecaman Neva menyentakkan semua murid yang mendengarnya.

PLLAAAAAAAKK..!!!

Lagi-lagi Neva menerima tamparan. Pipi mulusnya yang sedikit pucat langsung memerah. Tak puas dengan itu, siswi satunya lagi mendorong kasar tubuh Neva, gadis itu kembali terhempas ke lantai.

“NEVA!!!” teriak Nadine histeris. Ia berlari menghampiri Neva yang tersungkur. Nadine segera membantu Neva untuk berdiri. “Kau tidak apa-apakan?” Tanya Nadine yang sangat cemas.

Neva hanya menjawab dengan tatapan tenangnya. Tapi tatapan tenang itu tak berlangsung lama ketika dahi Neva terlihat berkerut. Ia memicingkan matanya. Tangannya perlahan mulai menyentuh kepalanya yang mendadak terasa sakit.

“Neva?” Nadine sangat khawatir. Neva kembali bersikap tenang setelah keadaannya kembali normal.

“Jangan cemas Nadine, aku tak apa-apa” jawab datar Neva.

“Mengapa kau masih bisa berkata seperti itu?” giliran Nadine yang terlihat gusar “Kau masih bisa berkata tak apa-apa setelah semua perlakuan mereka terhadapmu??” geram Nadine.

Neva hanya diam, ia justru menyibukkan diri dengan handphonenya di kala emosi Nadine semakin meningkat.

“Terserah padamu..” Neva membiarkan Nadine yang menyimpulkan keadaannya. Ia memilih untuk berlalu meninggalkan Nadine bersama siswa-siswi itu.

Mata Kyuhyun menangkap sesuatu yang mengalir dari lutut Neva. Ia terperangah melihat darah itu, luka yang kemarin kembali berdarah setelah Neva terjatuh tadi. Mata Kyuhyun hanya mengikuti punggung Neva yang kian menjauh.

“Siapa kau? Mengapa kau terus menolong gadis sial itu?”

“Tutup mulutmu!!” hardik Nadine “Siapa aku itu tidak penting dan kalian tak perlu tahu”

Nadine mengedarkan pandangannya pada siswa-siswi yang belum beranjak dari koridor berdesain interior yang mewah dalam sekolah elit itu.

“Jika kalian masih mengatakan Neva gadis sial, sebaiknya kalian berhati-hati” ancam Nadine.

“Semua yang kami katakan adalah benar, dia itu sangat sombong.. dia angkuh dan menyebalkan” celetuk seorang siswa.

“Baiklah. Neva itu angkuh, dia memang sombong dan dia sangat menyebalkan. Aku mengerti, tapi yang kalian tahu hanya itu—kalian tak mengenalnya” ucap Nadine “Kalian tak pantas memperlakukan Neva seperti itu. Aku sangat mengerti karena dia membuat kalian kesal, aku mengerti. Tetap saja kalian tak boleh melakukan itu padanya”

Nadine berkata dengan penuh emosi. Semua mata hanya mengawasinya termasuk Kyuhyun dan Reynard.

“Kalian sangat tak pantas memperlakukannya sekasar tadi karena kalian tak tahu sama sekali tentang Neva..kalian tak tahu seperti apa Neva sebelumnya, kalian tak tahu semanis apa senyumannya ketika ia memanggil namamu, kalian tak pernah melihat selembut apa sinar matanya ketika sedang berbicara, kalian tak pernah melihat tawanya, kalian tak pernah tahu sebahagia apa Neva dan kalau saja kalian semua tahu bagaimana rasanya ketika semua itu direbut darinya—maka kalian tak pantas melakukan apapun pada Neva” ujar Nadine, matanya yang berkaca-kaca langsung meneteskan butiran air “Ah tidak, bahkan jika kalian tak mengetahuinya, kalian masih tak pantas melakukan itu.. hanya cukup mengabaikannya” wajah Nadine kini berderai air mata.

Semua orang terdiam mendengar penuturan Nadine, meskipun mereka tak tahu apa yang sedang dibicarakan gadis itu. Kyuhyun kembali berkecamuk, ia benar-benar yakin jika sesuatu telah menimpa Neva. Tapi apa yang terjadi?

“Kalian berhenti disini, karena jika sampai terjadi sesuatu pada Neva, maka aku tak akan pernah melepaskan kalian semua” geram  Nadine dengan mata yang bekilat-kilat. Ia berlalu dari hadapan mereka.

Langkah kaki Nadine kembali terhenti, ia menoleh lagi

“Satu hal lagi…dia bukan orang yang berhati dingin, dia juga bukan autis,, dia hanya seseorang yang malang…” Nadine akhirnya benar-benar pergi.

~~~~~

Joanne, si gadis berkacamata baru saja keluar dari ruang latihan baletnya. Ia berjalan bersama sekumpulan gadis lainnya. Mata mereka tampak berbinar ketika melihat Kyuhyun sedang bersandar di dinding, tak jauh dari situ.

“Hei kau…”

Mereka semua menoleh ketika mendengar suara Kyuhyun. Tak tahu siapa yang dimaksud Kyuhyun.

“Kau—yang berkacamata”

“Aku??” Joanne terkejut tetapi bercampur senang.

“Ikut denganku..”

Kyuhyun langsung berjalan, Joanne segera menyusulinya setelah membuang tatapan dan senyuman bahagianya kepada teman-temannya.

“Ngg,, itu.. ada apa kau mencariku?” Tanya Joanne setelah sekian menit berjalan di belakang Kyuhyun.

Kyuhyun lalu menoleh, ia menatap lurus dan tajam tepat ke mata Joanne. Wajah Joanne semakin bertambah merah.

“Aku langsung ke topiknya saja” ujar Kyuhyun, ia tak mengalihkan tatapan tajamnya dari Joanne yang sudah seperti kepiting rebus “Bagaimana kau tahu jika Neva yang mengambil software itu?”

Raut wajah Joanne berubah seketika.

“Kenapa—kau menanyakan itu?” Joanne gugup.

“Kau tak perlu bertanya! Jawab saja pertanyaanku!”

“Bukankah aku sudah katakan,.. jika aku melihatnya berdiri didekat tempat dudukmu..” Joanne tertawa gugup.

“Berdiri dekat tempat dudukku? Bagaimana jika itu hanya kebetulan? Bagaimana kau begitu yakin jika Neva yang mengambilnya?”

“Karena.. tidak ada siapapun yang akan melakukannya selain dia..”

“Kau terlihat sangat yakin? Apa kau melihatnya mengambil itu?”

“Tidak, karena setelah itu aku keluar kelas” ujar Joanne, wajah putihnya semakin pucat “Apa maksudmu bertanya seperti itu padaku? Kenapa menyudutkanku dengan pertanyaan-pertanyaan itu?” Joanne tidak bisa lagi menahan kesabarannya.

“Kau terlihat sangat gugup dan—cemas?”

“Tidak..” jawab Joanne, ia menelan ludah—kasar.

“Dan kau begitu yakin ketika menyuruh mereka memeriksa isi tas Neva dengan teliti, kau bahkan tahu jika software itu berbentuk chip..bagaimana kau tahu jika kau tak melihat Neva mengambilnya?”

Joanne kalap, ia semakin gugup dan kebingungan.

“Kau sedang menginterogasiku? Apakah ini artinya kau sedang menuduhku?” Tanya Joanne.

Kyuhyun hanya melempar senyum tipis

“Aku tahu karena aku mendengar Reynard mengatakannya” kata Joanne, ia memasang senyum sinisnya.

Kyuhyun menatap tajam, ia maju selangkah, sangat dekat dengan Joanne.

“Kuberitahu satu hal” ujar Kyuhyun “Satu-satunya orang yang mengetahui bahwa software itu dalam bentuk chip adalah, aku. Aku bahkan belum mengatakan apapun pada Reynard, lalu bagaimana mungkin kau mendengar ucapan itu darinya?”

Senyuman sinis yang sedari tadi dibanggakan oleh Joanne langsung hilang begitu saja, wajahnya semakin pucat. Ia terlihat sangat gugup dan tak dapat menggerakkan mulutnya.

“Aku memang sangat membenci sosok angkuh dan menyebalkan seperti Neva” ujar Kyuhyun, ia menatap lekat wajah pucat pasi Joanne “Tapi aku lebih membenci orang munafik yang berusaha untuk mengkambinghitamkan orang lain, orang yang memfitnah.. aku sangat jijik dan muak terhadap orang seperti itu!!” geram Kyuhyun.

Ia menerjang Joanne dengan pancaran mata yang penuh kebencian membuat Joanne tak dapat berkutik. Kyuhyun pergi meninggalkan Joanne yang masih mematung. Seluruh tubuh gadis itu terasa lemas.

Ekspresi wajah Kyuhyun yang mengeras jelas menggambarkan suasana hatinya yang semakin buruk. Sebelumnya karena Neva, ia mengalami banyak siklus dalam hatinya tapi tak ada yang lebih buruk dari ini, ketika ia menyadari semua tuduhan, kebencian yang ia layangkan kepada Neva adalah kekeliruan semata. Kyuhyun mendapati betapa buruknya itu.

Pemuda itu segera memasuki lift, ia langsung menuju ke lantai paling atas dari gedung sekolah mewah itu. Saat ini yang ia butuhkan hanyalah ketenangan, dan ketenangan itu hanya akan ia dapatkan di atap sekolah. Kyuhyun keluar dari lift yang telah membawanya ke atap. Tangannya baru saja memegang gagang pintu ketika ia mendengar ada suara, ada orang lain di atap sekolah. Dari pintu itu, ia dapat melihat Nadine yang berdiri tepat di hadapan Neva. Tatapan Nadine sedang menunjukkan betapa ia tidak berada dalam kondisi yang baik. Berbeda dengan Neva yang selalu menghasilkan ekspresi sama.

“Hentikan sikapmu ini Neva. Sampai kapan kau akan membiarkan mereka melakukan itu padamu? Kau terus betah dengan semua perlakuan kasar mereka?”

“Aku tidak melakukan hal yang salah..”

“Baiklah tapi setidaknya kau harus menghindari semua perlakuan kasar itu, setidaknya kau berusaha untuk tidak mencari gara-gara dengan mereka..” Nadine mulai tidak sabaran “Hal bodoh apa lagi yang akan kau lakukan? Mengapa kau mengakui jika kau mengambil software itu?”

“Aku hanya mengabulkan apa yang ingin mereka dengar..”

“Neva.. seharusnya kau tak melakukan itu, kau tak menyentuh itu sama sekali tetapi kau mengaku sebagai pelakunya..”

“Jika aku menyangkal, apakah mereka akan mendengarkanku?” Tanya Neva “Nadine, aku hanya mempermudah..” jawab Neva dengan tenang.

Nadine meramas rambutnya, ia terlihat habis akal untuk membujuk saudara sepupunya itu.

“Kumohon padamu, berhenti melakukan semua ini”

“Apa?”

“Semua sikap dinginmu, semua keangkuhan yang membuat kau dimusuhi, cukup sampai disini Neva.” Ujar Nadine “Berhenti menyalahkan dirimu Neva, jangan menyiksa dirimu lagi”

“Kau terlalu jauh Nadine, aku tak mengerti ucapanmu”

“Kau mengerti semuanya Neva. Semua sikapmu, kau sengaja membuat mereka memusuhimu. Kau menghukum dirimu melalui mereka’kan?”

“Jangan bicara lagi..”

“Lalu kau pikir aku akan tenang melihatmu hidup seperti ini?” emosi Nadine kian meninggi “Neva, semua yang kau lakukan tak ada gunanya. Kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri.. tak perlu menyalahkan dirimu. Sekeras apapun kau menghukum dirimu, semua sudah terjadi dan itu tak akan berubah. Neva, aku sangat merindukan kehidupan kita sebelumnya” Nadine memandang senduh wajah Neva.

Gadis itu hanya terdiam seribu bahasa. Perlahan ia mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Nadine.

“Aku baik-baik saja..” ujar Neva, dengan senyumannya. Nadine justru semakin sesak melihat senyuman itu.

“Aku, akan mencari minuman..” ujar Nadine, ia segera berlalu.

Dengan cekatan Kyuhyun bersembunyi. Nadine menjauh, tapi langkahnya terhenti. Ia menangis beberapa saat lalu akhirnya benar-benar pergi. Sementara Kyuhyun kembali mematung. Selain mendengar pembicaraan itu, Kyuhyun ikut menyaksikan senyuman Neva.

Kyuhyun tak dapat memungkiri jika senyuman itu begitu manis dan lembut tapi senyuman itu tak terlihat bahagia, sangat kosong dan sengaja dipaksakan. Bukan sebuah senyuman bahagia yang tulus tapi mampu membuat pandangan Kyuhyun tak teralihkan.

Pemuda itu terus mengawasi Neva. Neva yang semula berdiri, langsung menggeloyor, ia terduduk lesuh di lantai. Gadis itu membenamkan wajahnya dibalik kedua lututnya, tubuhnya mulai berguncang. Neva mengangkat wajahnya dan membuat Kyuhyun terkejut melihat derasnya air mata yang mengalir dari kedua bola matanya. Semula hanya air mata yang terus menerus mengalir di wajahnya, tanpa suara. Perlahan tangis tertahan itu mulai berubah. Neva mulai sesegukan, ia memegangi dadanya.. lalu tangis itu pecah tak tertahankan lagi. Tubuh Neva terguncang hebat.

Kesekian kalinya Kyuhyun dibuat mematung, baru kali ini ia melihat ekspresi lain Neva. Ia melihat gadis itu menangis. Neva menangis dengan suara yang pecah sambil terus memegangi dadanya. Tangisan pilu itu terdengar dan terlihat sangat menyakitkan—Kyuhyun merasakan itu.

Entah malaikat apa, atau justru iblis mana yang telah membuat kesadaran Kyuhyun hilang. Ia keluar, mendekati Neva yang masih menangis histeris. Kyuhyun berdiri cukup lama disitu, ia lalu mendekati Neva. Gadis itu seperti tak menghiraukan keberadaan Kyuhyun, luka yang dialaminya terlalu sakit sehingga membuatnya tak bisa melakukan hal lain selain menangis. Pemuda itu lalu berjongkok di hadapan Neva, ia terus menatap Neva—tangisan yang semakin menyakitkan dan membuat hati Kyuhyun terasa perih untuk menyaksikan pemandangan itu.

Sadar atau tidak, Kyuhyun mulai mendekatkan tangannya ke wajah Neva, ia menyentuh wajah itu lalu menyeka air mata Neva yang terus mengalir, ia menangis dan seolah tak menghiraukan keberadaan Kyuhyun. Kyuhyun membawa tubuhnya lebih dekat pada gadis itu dan dengan perlahan ia memeluk lembut tubuh Neva yang tidak melakukan perlawanan apapun, ia menangis dalam pelukan Kyuhyun. Pemuda itu hanya diam, tak ingin menyela kepedihan Neva yang tak ia ketahui, hanya membiarkan Neva mencari kedamaian dalam dekapannya itu, hanya meminjamkan dadanya dan berharap kesakitan itu dapat berkurang meskipun hanya sedikit.

@@@@@

Even if I want you

The things that I couldn’t turn away

Cold world, it has become trivial to me

 

No matter how careful I try

Even when I  pretended not occur, and pushing away

I have loved you…

Sebuah hotel berbintang di kota Paris, tampak kesibukan yang lebih dari hari-hari biasanya. Salah satu hotel milik keluarga Francaise itu tengah disibukkan dengan sebuah perhelatan besar. Yeah, hari ini adalah hari pernikahan putra pertama keluarga itu, Siwon Parris Francaise yang akan memperistri wanita pujaan hatinya, Samantha Lee. Semua persiapan akan resepsi yang akan digelar di hotel mewah itu telah sangat matang.

Disebuah ruangan yang cukup luas dalam hotel itu, Sam sedang duduk memandangi dirinya di kaca dalam balutan gaun pengantin yang sangat indah. Berkali-kali Sam terlihat menarik nafas panjang, jantungnya berdegub sangat kencang—ia begitu gugup menghadapi pernikahannya.

Lamunan Sam buyar ketika pintu ruangan itu terbuka. Dua orang wanita memasuki ruangan itu, Sam tersenyum melihat dua orang yang begitu dekat dengannya, Aline dan Ji hye.

“Kalian di sini?” ujar Sam, ia tertawa renyah.

“Kau sangat cantik Sam” Aline memandangi sahabatnya yang sekaligus adik iparnya itu.

“Semua orang benar-benar akan iri jika melihat kalian” Ji hye berdecak kagum, Sam hanya tersenyum malu.

“Dimana Min ji?” Tanya Sam.

“Sayang sekali dia tak bisa datang. Dia sedang berada diawal kehamilannya, dokter melarangnya untuk bepergian jauh” terang Ji hye “Kurasa dia akan menghubungimu” ia menatap Sam yang semakin bahagia mendengar kabar baik yang disampaikan oleh Ji hye.

“Ada apa Sam?” Tanya Aline yang melihat perubahan di raut wajah Sam.

“Tidak apa-apa” desah Sam “Aku hanya sedang gugup..”

Aline dan Ji hye tersenyum.

“Semua pengantin akan merasakan hal yang sama” jawab Aline yang memang telah terlebih dahulu mengalaminya “Jangan cemas, kau akan melewatinya dengan baik” ia menyemangati Sam.

~~~~~

Musik pengiring mulai terdengar, semua tamu undangan berdiri. Mereka menoleh pada Sam saat memasuki ruangan itu didampingi oleh Tn Lee, ayahnya. Sam terlihat sangat cantik dan mempesona, berjalan di atas karpet biru yang akan membawanya pada Siwon yang telah menantinya di depan altar, pria tampan itu terpesona melihat pengantin wanitanya yang sangat cantik. Tn Lee menyerahkan putrinya pada Siwon, pria itu langsung menyambut tangan Sam.

Prosesi pernikahan berjalan dengan baik dan lancar, pendeta baru saja memberkati pasangan itu menjadi pasangan suami istri yang sah. Siwon tersenyum manis pada Sam, kebahagiaan terpancar jelas dari wajah keduanya. Dengan lembut Siwon mencium Sam yang kini telah berstatus sebagai istrinya. Semua tamu bertepuk tangan, ikut berbahagia.

Resepsi pernikahan yang mewah itu terus berlanjut, begitu banyak wartawan yang meliput pernikahan itu. Siwon dan Sam sedang berkumpul bersama orang-orang terdekat mereka.. Hyukjae dan Aline bersama putra mereka, Woon. Lalu Donghae dan Ji hye.. mereka bercengkrama, penuh tawa, semacam sebuah reunian yang kembali mempertemukan mereka. Sam ditarik oleh para gadis, mereka memintanya untuk melempar buket bunga ditangannya. Ia hanya menuruti permintaan mereka.

“Bersiaplah..” ujar Sam, ia membelakangi para gadis yang berjejer. Dalam hitungan ketiga Sam langsung melempar bunga di tangannya.

Buket bunga itu melambung diikuti tatapan gadis-gadis yang bersiap dan berusaha agar mereka yang mendapatkan bunga itu tapi buket itu terlalu tinggi. Ji hye yang tak termasuk dalam kumpulan gadis-gadis itu, hanya kebetulan melintas dibelakang mereka, ia berniat ke toilet ketika buket bunga itu langsung mengenainya sehingga secara refleks tangan Ji hye meraih bunga itu agar tak terjatuh.

Ji hye tersentak, ia terkejut melihat semua orang bertepuk tangan padanya. Gadis itu hanya tersenyum malu dengan raut wajah yang seperti orang linglung—ketika matanya tertuju pada satu arah, ia hanya melihat Donghae tersenyum padanya, senyuman yang sangat sulit untuk diartikan.

Pesta terus berlangsung dengan meriah, Tn dan Ny Francaise begitu bahagia dan sedang bercakap-cakap dengan tamu undangan.

“Donghae..” panggil Tn Francaise, Donghae segera menghampiri mereka “Perkenalkan, mereka Tn dan Ny Adams”

“Apa kabar?” Donghae menyalami mereka.

Mereka kembali melanjutkan perbincangan itu dengan penuh tawa, suasana terasa hangat.

“Donghae, Ibu rasa kau melupakan sesuatu?”

Donghae memandangi Ibunya, ia tak mengerti.

“Kau berjanji akan memperkenalkan seseorang pada kami. Ibu lihat, kau hanya sendiri—semua ucapanmu ternyata hanya bualan saja..”

“Aku rasa dia hanya berusaha untuk menyenangkan kita” ujar Tn Francaise “Mana ada wanita yang tahan dengannya” ucapan Tn Francaise sontak membuat tawa menggelegar, Donghae hanya tersenyum tipis.

“Tidak. Aku tidak sendirian, aku bersama seseorang” ujar Donghae, tawa terhenti, “My fiance..” kini Donghae yang tersenyum.

“Benarkah?” Ny Francaise menatap tajam pada putranya “Mengapa kau tak memperkenalkan wanita itu pada kami?” ia belum sepenuhnya mempercayai ucapan Donghae.

“Aku pikir Ayah dan Ibu sudah mengenalnya—jadi, untuk apa lagi aku perkenalkan dia?”

Tn dan Ny Francaise hanya diam dengan alis bertaut. Mata Donghae menangkap Ji hye yang berdiri tak jauh dari situ, ia sedang berbincang-bincang dengan Sam dan Aline, tangannya masih memegangi buket bunga itu. Tanpa pikir panjang, Donghae segera menghampiri Ji hye.

“Donghae??” Ji hye kebingungan ketika Donghae memegangi tangannya dan membawanya pergi. Sam dan Aline hanya mengawasi, bingung. “Apa yang kau lakukan?” Tanya Ji hye ketika menyadari kemana tujuan Donghae membawanya.

Donghae terus menarik Ji hye yang berusaha melepaskan diri. Mereka akhirnya berhenti di depan Tn dan Ny Francaise. Kedua orang itu memandangi Donghae lalu bergantian memandangi Ji hye. Donghae tak melepaskan genggamannya pada tangan Ji hye.

“Aku ingin pesta kebun untuk pernikahanku—dengan gadis ini” ujar Donghae tenang dengan penuh senyuman.

Tn dan Ny Francaise terkejut, begitu juga dengan Ji hye yang jantungnya serasa berhenti.

~~~~~

Di sudut lain, Kyuhyun hanya duduk berdiam diri. Sesekali meneguk minuman dalam gelasnya. Diantara ratusan tamu yang hadir mata Kyuhyun menangkap sosok yang tak asing lagi, ia melihat Nadine. Kyuhyun segera bangkit, ia berjalan mengikuti gadis itu. Nadine berjalan keluar dari ruangan luas tempat berlangsungnya pesta, berjalan keluar dari hotel. Nadine duduk di sebuah bangku yang berada di taman hotel berbintang tersebut.

Nadine menoleh, ia melihat Kyuhyun berdiri tak jauh darinya. Kyuhyun lalu duduk di bangku yang sama.

“Kau mengikutiku..”

Kyuhyun tak mengelak atas ucapan Nadine.

“Jangan cemas, aku bukan tamu gelap. Aku datang bersama paman dan bibiku..” kata Nadine. Kyuhyun hanya diam karena bukan itu maksudnya.

“Siapa kau?”

Nadine memandangi Kyuhyun.

“Sudah kubilang, aku tak bermaksud menguntitmu—aku bukan tamu gelap, tak perlu mencurigaiku seperti itu”

“Bukan itu. Siapa kau? Mengapa kau terus melindungi gadis itu?”

“Neva?” Tanya Nadine, ia memperjelas maksud Kyuhyun “Mengapa kau sangat tertarik? Bukankah kalian semua membencinya?”

Kyuhyun tak menggubris pertanyaan Nadine. Keduanya kembali terdiam untuk selang waktu yang cukup lama.

“Dia, sepupuku. Aku hanya ingin menjaganya” Nadine akhirnya membuka mulutnya.

“Apa yang terjadi padanya?”

Nadine memandangi Kyuhyun, ia menelusuri wajah tampan itu. Nadine berusaha mencari maksud tersembunyi atas pertanyaan Kyuhyun, tapi ia tak menemukan apapun selain tatapan tajam penuh keseriusan milik Kyuhyun.

“Neva, dia gadis yang baik hati. Neva sangat periang. Tawa, senyuman, sinar matanya, semua menceritakan ketulusan hatinya. Ia gadis yang hidupnya selalu bahagia”

Nadine mulai berkisah. Kyuhyun mendengar dengan serius

“Sampai 5 bulan lalu saat kecelakaan hebat itu merubah semuanya” ujar Nadine membuat Kyuhyun menoleh sekejap “Kecelakaan yang dalam seketika menewaskan ayah, ibu dan kedua adik Neva. Kecelakaan hebat itu membuat Neva sebatang kara”

Nadine kembali terdiam. Suasana terasa begitu senyap.

“Satu-satunya yang selamat adalah Neva, meskipun ia ditemukan dalam keadaan yang cukup mengenaskan. Neva koma selama dua bulan”

Kyuhyun semakin terkejut mendengar kenyataan pahit yang dialami oleh Neva.

“Kami berpikir Neva tak akan pernah bangun lagi. Dokter mengatakan kemungkinan hidupnya hanya 1%.. ia hidup hanya karena alat medis. Keluarga besar kami mengambil keputusan yang sangat berat, kami harus melepaskannya, kami tak ingin melihatnya menderita tapi ketika keputusan itu kami buat, siapa yang menyangka jika Neva akhirnya bisa bangun dari tidur panjangnya”

Nadine kembali menarik nafas, mengambil jeda dari cerita yang terasa berat untuk diungkapkan.

“Lalu kami harus menghadapi ketakutan lain. Bagaimana caranya kami akan menyampaikan padanya jika ayah, ibu dan kedua adik manisnya telah tiada? Melihatnya yang hanya diam selama perawatan, tak mengeluarkan sepatah katapun selama sebulan, semakin membuat kami tak sanggup untuk mengatakan kenyataan pahit itu padanya.” Gumam Nadine “Saat Neva menangis di hadapan makam empat orang yang ia sayangi, ketika setiap malamnya ia terus berteriak karena mimpi buruknya, aku sangat sedih. Kecelakaan itu telah merenggut semuanya, termasuk hidup Neva. Ia berubah menjadi orang yang berbeda. Sikapnya yang menjadi dingin, aku hampir tak melihat lagi senyumannya. Ia terus menyalahkan dirinya atas kecelakaan itu dan berusaha untuk menghukum dirinya—lalu paman memutuskan untuk membawanya ke Paris berharap ia dapat melupakan kejadian itu dan melanjutkan hidupnya tapi aku tak dapat membiarkannya sendiri..”

Nadine menarik nafas mengakhiri kisah itu, ia bangkit dari duduknya.

“Aku hanya tak ingin Neva semakin sakit—ia sengaja membuat semua orang membencinya dan berlaku buruk padanya, karena melalui mereka, ia menghukum dirinya sendiri. Itulah sebabnya kalian tak pantas memperlakukan Neva seperti itu..percayalah, dia memiliki senyuman yang sangat indah dan aku masih ingin melihat senyuman itu lagi”

Nadine berlalu dari hadapan Kyuhyun yang masih membeku di bangku taman itu. Ia membetulkan ucapan Nadine tentang senyuman indah Neva. Kyuhyun merasakan seluruh tubuhnya kaku setelah mendengar kejadian yang telah menimpa Neva. Kyuhyun tak dapat menggambarkan dan menjelaskan suasana hatinya saat ini. Kenyataan dibalik sikap Neva yang sangat menyebalkan, ia sedang menyembunyikan kisah tragis yang pernah dialaminya yang orang lain tak akan pernah pahami jika mereka tak merasakannya.

@@@@@

Hari-hari berjalan seperti biasa, tak ada yang bisa merubah waktu bahkan untuk menghentikannya walau hanya sedetik saja. Hanya ada satu hal yang sedikit berubah, mereka tak lagi berusaha untuk mencelakai Neva meskipun kebencian mereka tak akan pernah surut. Sepertinya mereka memikirkan dengan baik ucapan Nadine beberapa hari lalu.

Langkah kaki Neva menghiasi koridor sekolah dimana siswa-siswi hanya melempar tatapan kesal tanpa suara maupun keisengan mereka. Neva segera memasuki kelasnya, setelah duduk, ia langsung mengeluarkan laptop dari dalam tas.

Selang beberapa saat Neva telah menyibukkan diri dengan laptop dihadapannya,  jemari tangannya dengan lincah memainkan laptop tersebut. Neva begitu sibuk sampai ia merasakan sesuatu yang aneh. Gadis itu menggerakkan kepalanya kekanan, ia menoleh. Perasaannya tak salah, seseorang memang sedang mengawasinya, Kyuhyun. Tatapan mereka saling bertemu. Neva kembali menatap layar laptop.

Tak jauh, Reynard sedang mengawasi keduanya. Berkali-kali ia menatap Kyuhyun lalu beralih ke Neva, alisnya sedikit bertaut melihat Kyuhyun yang tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Neva. Neva sendiri terus bersapa ria dengan laptop, sesekali menoleh pada Kyuhyun dengan tatapan dinginnya itu—sepertinya ia sendiri cukup penasaran.

“Ehm..”

Kyuhyun memandangi Reynard yang langsung duduk dihadapannya. Reynard memamerkan senyuman menggoda dan lirikan anehnya. Ia terus menelusuri wajah Kyuhyun.

“Mengapa melihatku seperti itu?” tanya Kyuhyun yang sangat kesal melihat tingkah aneh Reynard.

“Ada apa denganmu?” Reynard tersenyum lebar. Kyuhyun kembali menatapnya dengan ekor mata “Kau bahkan tak bisa melepaskan pandanganmu darinya” ia mengerlingkan matanya pada Kyuhyun.

“Apa maksudmu?” Kyuhyun beralih pada buku bacaannya. Reynard kembali tertawa.

“Ayolah, ceritakan padaku. Kau menyukai dia?” tawa Reynard, ia mengarahkan pandangannya pada Neva yang terus membisu.

“Dia??” Kyuhyun bagai tersengat listrik mendengar pertanyaan Reynard, ia menatap sahabatnya itu tak percaya “Kau gila!” geram Kyuhyun. Reynard hanya tertawa renyah.

“Aku tak gila tapi, sepertinya ada seseorang yang benar-benar akan kehilangan kewarasannya..”

Kyuhyun terdiam, ia menyimak kata-kata Reynard.

“Hei, apa maksudmu??” geram Kyuhyun ketika menyadari siapa yang dibicarakan oleh Reynard. Reynard segera menghindar, ia terus tertawa sambil menggoyang-goyang jari telunjuknya kepada Kyuhyun, menirukan gaya bintang lapangan hijau yang sangat terkenal, Ronaldo.

@@@@@

Jam pertama di kelas XI-1 adalah olahraga. Seluruh siswa kelas XI-1 segera berbondong menuju lapangan basket setelah mendapat pemberitahuan melalui public addresser. Kyuhyun dan Reynard yang paling terakhir keluar dari kelas, sebelumnya ke tempat yang disuruh, mereka terlebih dahulu ke ruang ganti. Kedua siswa itu memasuki sebuah ruangan yang cukup luas, ruangan itu adalah lapangan sekaligus tempat untuk berlatih basket in door. Setelah mendengar pengarahan yang cukup dari guru olahraga, murid-murid segera berhamburan ke tengah arena. Semuanya mulai berlatih basket.

Satu jam kemudian…

Kyuhyun dan Reynard menapaki tribune, mereka lalu memilih bangku panjang di tengah-tengah tribune. Beberapa murid lainnya melakukan hal yang sama dengan mereka meskipun duduk di tempat yang saling berjauhan. Kyuhyun segera membasahi kerongkongannya yang terasa kering. Seluruh tubuhnya berkeringat membuat seragam olahraga yang dikenakannya basah, sama halnya dengan Reynard dan murid-murid lainnya. Mereka mengawasi keadaan disekitar mereka, murid-murid yang duduk di tribune, pinggiran lapangan sekedar melepas lelah. Masih ada juga murid-murid yang bermain basket, mereka begitu aktif di tengah lapangan.

Diantara murid-murid yang masih sibuk bermain basket, Neva salah satunya. Gadis itu begitu lincah menggiring bola, sedari tadi ia terus mencetak angka. Neva memang membuktikan dirinya yang sangat mahir dalam olahraga itu. Ketika ia bermain dengan teknik-teknik tinggi yang hanya dilakukan seorang pemain professional membuat semua hanya heran dan kagum.

Tubuh Neva sangat lincah membuat lawan tak bisa menghalangi dan membaca gerak tubuhnya. Semua teknik yang ia gunakan adalah teknik yang biasanya dipakai oleh para pemain NBA yang sudah professional. Neva melakukan shoot sambil mendorong tubuhnya kebelakang sehingga menyulitkan defender untuk menghadang bola, itu adalah teknik yang lumayan sulit dilakukan oleh pemain yang baru belajar.

Caranya mendribble bola dengan memantulkan bola dari kiri ke kanan dan sebaliknya, terkadang dengan memantulkan bola di antara cela kaki juga ke belakang kaki, semua sangat terkesima melihat Neva memakai teknik yang mereka kenal dengan cross over. Bahkan Neva semakin memikat ketika ia melakukan slamdunk, salah satu teknik yang paling popular yaitu memasukkan bola secara langsung ke ring dan menghempaskan tangan ke ring basket—teknik slam seperti itu hampir mustahil dilakukan oleh pemain dengan tinggi badan dibawah 171 karena lompatannya tidak cukup tinggi, tapi Neva mampu membuktikan tidak ada yang tidak bisa ia lakukan olehnya jika hal itu menyangkut dengan basket.

“Siapa sebenarnya gadis itu?”

Reynard menatap Kyuhyun, berharap ada jawaban lain dari Kyuhyun.

“Permainan basketnya sangat hebat” Reynard lalu berdecak kagum.

Kyuhyun hanya diam, ia terus memperhatikan Neva yang begitu asyik dengan permainan basketnya. Selama ini Kyuhyun hanya sebatas mendengar jika Neva mahir dalam permainan itu tapi baru kali ini Kyuhyun menyaksikan langsung Neva di lapangan basket dan apa yang ia bayangkan jauh dari kenyataan, ia tak menyangka jika Neva benar-benar luar biasa—ia seperti pemain basket yang sudah professional. Kyuhyun terus mengawasi Neva yang terlihat berbeda di lapangan basket.

Sementara itu Neva terus berlari-larian di lapangan, tangannya dengan lincah mendribble bola, ia selalu sukses mencetak angka. Neva terus berlari sambil mendribble, lalu ia merasakan sesuatu yang bergerak hangat keluar dari lubang hidungnya. Neva mengusap hidungnya dan mendapati tangannya telah berlumuran darah. Langkah Neva terhenti, kepalanya terasa sakit, ia memandangi sekelilingnya yang berputar-putar, perlahan kualitas penglihatannya mulai menurun.

Bola di tangan Neva terlepas dan menggelinding begitu saja, detik kemudian tubuhnya tiba-tiba ambruk membuat kepanikan di tengah lapangan. Mata Kyuhyun melebar menyaksikan tubuh Neva yang telah terkulai tak berdaya. Secepat kilat Kyuhyun berlari menuruni tribune, ia berlari ke tengah siswa-siswi yang telah mengerumuni Neva. Kyuhyun berlutut disamping Neva, ia memandangi wajah Neva yang begitu pucat dengan darah segar yang mengalir dari kedua lubang hidungnya. Dengan cekatan ia segera membopong tubuh Neva, membawanya keluar dari ruangan itu dengan setengah berlari menuju klinik sekolah.

~~~~~

Kyuhyun bersandar di dinding, tak jauh dari pintu. Ia menatap Neva yang masih tak sadarkan diri. Nadine duduk di sisi tempat tidur Neva, memandangi wajah pucat Neva, sesekali tangannya mengusap keringat yang membasahi dahi gadis itu. Nadine lalu beranjak, ia berjalan hendak keluar dari bilik.

“Aku harus memberitahu paman dan bibi..” Nadine memandangi Kyuhyun. Ia lalu keluar dari ruangan itu.

Kyuhyun terus mengawasi Neva. Ia memandangi wajah Neva yang tampak seperti sedang tertidur pulas. Neva terlihat sangat tenang, mengurangi sedikit kebekuan di sekitarnya.

“Seharusnya aku tak berlama-lama di tempat ini..” batin Kyuhyun berkecamuk. Ia merasa jika otaknya terus mengatakan seharusnya ia telah meninggalkan ruangan itu tapi setiap kali ingin melakukannya, hatinya seakan menolak.

Ketika Kyuhyun berhasil mengambil keputusan untuk kembali ke kelas, tiba-tiba saja terdengar erangan halus dari mulut Neva. Kyuhyun terhenti. Ia kembali memandangi Neva. Tubuh lemahnya tak terlihat tentram, bibirnya terus bergerak hendak mengucapkan sesuatu. Raut wajah Neva yang tak terlihat tenang dengan sedikit ketakutan yang dipamerkannya.

“..jangan…” erang Neva.

Kyuhyun pernah melihat ekspresi Neva yang seperti itu. Ia berjalan menghampiri Neva, duduk di kursi yang berada di sisi tempat tidur Neva.

“..jangan…” Neva kembali mengerang.

Kyuhyun memandangi Neva yang terus mengigau ketakutan. Hati Kyuhyun kembali berkecamuk, ia mendapati bahwa Neva sungguh sangat kasihan. Gadis angkuh dan dingin itu, jika dilihat dalam keadaan seperti sekarang, sangatlah menyedihkan. Perlahan, tangan Kyuhyun mendekati tangan pucat Neva—ia lalu menggenggam tangan gadis itu, berharap Neva bisa merasa lebih baik. Ia tak melepaskan tatapannya dari wajah Neva yang kian lama lebih tenang.

@@@@@

Nadine berdiri di depan sebuah pintu, ia mengetuk pintu sesaat lalu masuk ke dalam ruangan tersebut. Sebuah kamar yang cukup mewah dengan tatanan yang begitu rapi. Nadine mendapati Neva sedang berbaring di atas kasur empuknya. Melihat kedatangan Nadine, Neva merubah posisinya, ia duduk bersandar di tempat tidur. Nadine naik ke tempat tidur Neva dan duduk di samping gadis itu.

“Kau baik-baik saja?” tanya Nadine “Akhir-akhir ini kau terlihat sangat pucat” ia memandangi wajah Neva.

“Aku tidak apa-apa” jawab Neva.

“Sebaiknya kau kurangi kegiatan klub basket, aku cemas melihatmu”

“Semuanya baik, tak ada yang perlu kau cemaskan”

Tangan Neva diam-diam menyembunyikan sesuatu dibalik bantalnya.

“Ah ya..!!” Ujar Nadine kontan, matanya melebar, ia seperti baru saja mengingat sesuatu “Benarkah itu?” ia menatap lekat

Alis Neva bertaut. Ia menatap bimbang.

“Belakangan ini kalian mulai akrab” ujar Nadine “Kau dan Kyuhyun”

“Anak itu?” Neva terlihat kebingungan

“Kalian berdua selalu kepergok bersama, berada di tempat yang sama. Semua membicarakannya”

“Akrab? Aku bahkan hampir tak pernah berbicara dengannya” dahi Neva semakin berkerut “Berada ditempat yang sama, berjalan beriringan—semua itu hanya kebetulan saja. Anak itu memang tak terlihat begitu membenciku lagi, sesekali menyapaku tapi bukan berarti kami akrab” jawab datar Neva.

“Aku mengerti sekarang. Mengapa mereka membicarakan kalian dan kau harus lebih berhati-hati—para gadis terlihat semakin menaikan tingkat kebencian mereka padamu”

Nadine beranjak dari tempat tidur Neva.

“Kuberitahu satu hal” Nadine menoleh pada Neva, “Kyuhyun, tak pernah sekalipun menyapa gadis-gadis itu” ujar Nadine. Ia lalu meninggalkan Neva yang kembali terpaku dalam kesunyian.

~ to be continue ~

349 respons untuk ‘After Story…I Fell In Love, My Trouble Maker Girl (Part 2)

  1. ysrinrin berkata:

    Hai eon aku reader baru yg baru netes:3
    Karena ff ini fokus nya sama kyuhyun jadi aku bener2 fokus sm kyu neva xD aku udah ada feeling neva pasti ada masalalu buruk jadi sikap nya kek gitu, tapi aku suka bgt sama karakter neva ini..eon jjang xD si kyu lmlm juga pasti cinta metong/? Sama neva:’v udah mulai perhatian gitu wakaka
    Eh omong2 aku baru baca ff ini aja, dan dipart pertama aku gakomen baru dipart ini aja:’c aku mau ubek2 library nya ya eon hihihi

  2. tyand berkata:

    Oh jadi neva seperti itu karena Kecelakaan yg newasin smwkeluargany
    Sepertiny kyuhyun mulai menyukai neva tp suka atau simpatik y

  3. Nova berkata:

    jadi itu alasan kenapa neva jd dingin sedingin es dikutub(?) kasian banget sama neva..

    semoga aja kyuhyun oppa benar2 tulus jath cinta sama neva.. bukan hanya karena kasihan…

    eonnie.. saeng mau nanya dong..
    kenapa pemeran yeojanya neva?
    coba huruf e nya diganti ‘o’ pasti lebih keren… (plakk maksudnya ganti nama kmu gitu ckckkc #digebukin sama readers lain) hehhe just kidding eon..

    pay..pay sampai berjumpa dipart selanjutnya

  4. 초나나 berkata:

    ciee si bang kyi mlai nunjukin tnda” suka ke neva….
    tp jsi pnsaran ai neva akit apa ya kok bs smpe mimisan gt?
    apapun pokoknyaga” happy ending lah…

  5. Yiatri2499 berkata:

    Anneyong eon…:)
    aku udah bca sma last partnya tpi yg last part bcanya di Sujuff2010, tpi komennya disini aja yah dua-duanya…
    Aku masih bingung eon, neva ama nadine tinggal sma siapa??? Kenapa nadine nyebutnya ‘paman dan bibi’?? Itu artinya bukan orangtua nadine, orangtua neva jg gak mungkin kan. Mereka tinggal sma ‘saudara lain mereka’ ya???
    Terus joanne ada masalah apa ama neva, smpai ngefitnah neva???
    Again and again, kenapa endingnya msih kerasa gantung yah eon??
    Btw, ada satu moment yg paling aku inginkan dalam cerita ini…
    Yaitu walaupun udah berkeluarga tpi antar sahabat masih tetap dekat…
    Seperti biasa, ff karya eonni psti bagus…. Salam buat hyukjae ne eon…;)
    fighting eon!!!

  6. aernis berkata:

    siwon sam gokil hubungannnya. sama2 keras kepala tapi bisa romantis juga kkkk

    bayangin neva dibully sama yg lain kaya geum jandi di bbf. main fisik.

    jadi kenapa neva sering mimisan??? apa karna terlalu banyak beban?? masa lalunya penuh tragedi 😦

  7. Hana berkata:

    tragis bngt kisah hidupnya Neva, pantes sikapnya dia jd ky gitu,
    hhmm,kelakuan anak”klrg Francaise emang unik smua..
    aku gemes sm hub Siwon & Sam, brntem trs, tp mrk justru mrk malah paling romantis ya..

  8. Yeseul berkata:

    Baru aja mau hiatus dari dunia fansgirls . Eh nemu ff keren ..
    Yang ada malah kaga bisa move on ..
    Thor tanggung jawab loh

    • marchiafanfiction berkata:

      Sy jg selalu berpikir utk hiatus krn berbagai alasan, tp krn kecintaan sy pada super junior, terlebih pada dunia tulis-menulis, maka dari itu sy gak pernah bisa move on *kecuali, suatu saat nanti ada alasan yg benar2 membuat sy harus berhenti menulis hiks, dan sy tidak berharap akan seperti itu*

  9. Widya Choi berkata:

    Ahhh siwon am sam wlau mrk sring brantem tp trnyta mrk bs romantis jg.. aplg yg pas siwon nglamar sam..q jd pengennnnnn 😂😂😂
    Sprti ny donghae am jihye ntr lg jg bakal nyusul 😊😊..
    Omo..ksian bgt liat neva. Pdhl dy g nyuri tp mlah d tuduh..si joanne jahat bgt.
    Tyta d balik sifatny yg nyebelin itu si neva justru nyimpan luka yg bgtu dlam. Dy pst ngrasa tpukul atas kmtian kluarga ny shga dy nghukum diriny sndri kyk gt.

  10. GuiXian berkata:

    Ohh jadi itu penyebab Neva berubah jadi dingin, sombong, acuh dkk..
    Kasihan, masih muda tapi harus jadi yatim piatu.. Rasanya jadi yatim aja udah sakit, nah ini jadi yatim piatu..

    Tapi tadi Neva mimisan? Kenapa? Apa ada riwayat penyakit?

  11. riankyu berkata:

    gk nyangka trnyata gthu kejadiannya.. ngomong” kyuhyun udh mlai tertarik mha neva.. and itu donghae mha ji hye jdian yahh wlaupun donghae yg maksa.. ckckckc akhirnya jga sam ama siwon nikah jga.. complete bnget part ini..

  12. Aryati Dwi berkata:

    Jadi itu ya alasan kenapa neva bisa sedingin itu, ciaattt kyuhyun udh mulai tertarik juga ama neva, sam ama siwon juga cuek2 romantis banget dah… Penasaran gmn kelnjutannya

  13. kyunie berkata:

    hehe,uri kyuhyunie kykny scra gk sadar udh jatuh cinta ma neva..
    siwon sweet bgt sh minta maafnya…ngiri dh :p
    donghae maen ngajak nikah aja.gk ada acra nglamar2.wkwkwk,dasar tuan francaise 😀
    seru bgt.pgn tau kyu akhrny jadi ma neva gk ya?

  14. Cho Sarang berkata:

    Kata orang cinta dan benci itu tipis pembatasnya. Hati – hati kyu saat membenci neva bisa saja rasa benci itu berubah menjadi cinta kan dan sepertinya itu akan terjadi dalam waktu dekat ini

  15. HanShaJoo berkata:

    Jadi neva punya masa lalu yg tragis.. Kasian neva.. Aku harap hidup neva berubah..
    Sepertinya kyu udah mulai peduli terhadap neva. Semoga kisah mereka berakhir bahagia kayak Sam-siwon dan donghae-ji hye..
    Ditunggu pw part selanjutnya kak..

Tinggalkan Balasan ke Aryati Dwi Batalkan balasan