Only For Him (Part 4/End)

Image

Cast             :

–  Choi Siwon

–  Go Yoo Bin (Fiction)

–  Leeteuk

–  Other cast

~~>  FF ini murni imaginasiku, say no to plagiat!!!

***

 

Part sebelumnya….

Di gereja, tempat pemberkatan nikah akan dilaksanakan terjadi sedikit ketegangan. Seharusnya pemberkatan nikah sudah dilangsungkan tiga puluh menit yang lalu tapi sampai detik ini Leeteuk belum juga muncul. Semua tampak gelisah, terlebih lagi Yoo Bin. Mereka terlihat cemas dan gusar.

“Yoo Bin-a..” Ny. Choi menghampiri Yoo Bin yang hanya mondar-mandir tak jelas.

“Eomeoni.. mengapa oppa belum datang??” Yoo Bin gusar.

“Dia selalu tepat waktu..”

“Apakah mungkin mendadak ada sesuatu yang sangat penting?” terka Yoo Bin

“Mungkin seperti itu”

“Yoo Bin..” Ny. Go menghampiri anak satu-satunya tersebut “Jangan terlalu khawatir,” bisiknya

“Ne eomma”

Tak lama kemudian, dering handphone terdengar dari dalam tas milik Ny. Choi. Wanita itu dengan segara mengambil handphone itu.“Yeoboseyo..” sapa Ny. Choi “Ne. Saya sendiri”

Ny. Choi terlihat diam menyimak pembicaraan itu, tiba-tiba saja raut wajahnya langsung berubah total. Perasaan Yoo Bin menjadi galau melihat mimik wanita itu yang tampak terkejut bercampur takut, ditambah lagi wajahnya yang langsung pucat dan lemas.

“Eomma, ada apa??” Tanya Siwon melihat wajah Ny. Choi yang pucat pasi.

“Eomeoni?” Yoo Bin cemas “Waeyo??”

Wanita itu terdiam memandangi wajah-wajah yang terlihat penasaran dan cemas. Handphone di tangannya terlepas begitu saja.

#####

Gangnam Severance Hospital…

Yoo Bin berlari-lari menyusuri koridor rumah sakit, disusul oleh Siwon. Semua mata menyaksikan mereka dengan keheranan. Bagaimana tidak, seorang wanita cantik dengan putihnya gaun pengantin yang dikenakan olehnya berlari-larian di rumah sakit, tempat yang tidak semestinya bagi orang yang mengenakan gaun itu. Kedua tangan Yoo Bin mengangkat gaun pengantinnya yang terjuntai indah melampaui kakinya.

Dengan tergesa-gesa Yoo Bin dan Siwon memasuki sebuah ruangan. Di sana tampak Ji Hee dan beberapa temannya, sesama dokter. Mereka saling bertatapan lalu gantian menatap Yoo Bin dan Siwon yang terpaku di tempat tanpa berani melangkah.

“Bagaimana dengan oppa? Apa dia masih belum sadar?” pertanyaan Yoo Bin tidak dijawab oleh Ji Hee dan lainnya.

Semula perasaan Yoo Bin sangat cemas melihat darah di kepala serta pakaian Leeteuk, tapi ada rasa lega di hati Yoo Bin saat melihat wajah Leeteuk yang sepertinya tertidur dengan pulas.

“Teuki-ya” Yoo Bin berpaling menatap kedatangan Ibunya dan kedua orang tua Leeteuk. “Bagaimana keadaan anakku, apa luka yang dideritanya parah?” Tanya Ny. Choi.

“Eomeoni..” Ji Hee hanya menatap wanita itu

“Eomeoni, kau tak perlu cemas. Oppa hanya tertidur, dia akan segera siuman” Yoo Bin berusaha menenangkan Ny. Choi yang terisak-isak melihat putranya.

“Yoo Bin-a..” kata Ji Hee “Tentang Leeteuk, dia..” katanya lagi dengan penuh rasa iba.

“Mwoya? Apa luka yang dialami oppa begitu fatal?” Yoo Bin sangat cemas melihat Ji Hee terdiam “Geurom, aku mengerti. Oppa harus…” ucapan Yoo Bin terhenti seketika itu juga.

Semua yang ada di situ menunduk. Ji Hee menggeleng pelan, air mata menetes di pipinya.

“Mianhamnida” Dokter Shim berujar “Kami sudah berusaha. Dokter Leeteuk mengalami luka serius dan terlalu banyak mengeluarkan darah. Mianhae Yoo Bin-a…” pria itu berkata dengan getir.

Yoo Bin menggeleng kepala tak percaya dengan pernyataan dokter Shim yang baru saja didengarnya, air mata langsung menetes di pipinya.

“Ji Hee-ya.. katakan, katakan padaku kalau semua ini hanya bohong..” Yoo Bin menatap Ji Hee, kata-katanya tersendat.

Ji Hee hanya bisa tertunduk lemas tak sanggup menatap mata Yoo Bin dan anggota keluarga yang lain.

“ANDWAE!!” jerit Ny. Choi. Ia langsung berlari menghampiri tubuh Leeteuk yang terbaring “Wae,.. kenapa bisa begini Teuki-ya? Andwae, kau tak boleh tinggalkan eomma..!!” tangisan Ny. Choi meledak seketika, sangat memilukan membuat semua terhanyut dalam kesedihan.

Siwon terpaku di tempatnya, matanya memerah

“Teuki-ya, kau tak mendengar eomma?!!” teriak Ny. Choi histeris.

Tn. Choi memegang pundak istrinya. Memberikan kekuatan lewat cengkeraman tangannya, meskipun ia sendiri sedang menangis. Tn. Choi menuntun istrinya menjauh—keluar dari ruangan tersebut.

Yoo Bin terdiam, ia tampak syok. Gadis itu melangkah lunglai dan berdiri tepat di samping tempat Leeteuk terbaring. Air matanya terus berlinang bak anak sungai. Hyesun tak dapat mencegah Yoo Bin, ia mengerti situasi ini.

“Oppa…” desah Yoo Bin lirih “Hari ini.. hari pernikahan kita..” ujar Yoo Bin.

Ia terpaku, lalu menghapus air mata yang bercucuran di wajahnya

“Oppa, mengapa kau begitu jahat. Kau tahu berapa lama aku menunggumu? Kau malah tidur di sini—dan mereka mengatakan jika kau sudah tak ada..” Yoo Bin mengelus-elus wajah Leeteuk “Mereka bohongkan? Jawab aku oppa, katakan kalau semua ini hanya bohong.. ppalli”

Semua orang hanya memandangi Yoo Bin dengan iba, memaksa air mata keluar dari mata mereka yang memang sudah sembab. Ia tampaknya tak bisa menerima kenyataan.

“Mianhae..” bisik Yoo Bin “Jika karena kesalahanku, oppa kau terlalu kejam untuk melakukan hal ini padaku, mianhae oppa” bujuk Yoo Bin, semua orang saling bertatapan tak tahu harus berbuat apa.

Ny. Go tak tahu harus bagaimana, air matanya menetes melihat putrinya.

“Oppa.. ireona!” desak Yoo Bin “Bangun oppa..ppalli!!” ia menguncang-guncang tubuh Leeteuk. “Oppa wae? Kenapa matamu terus terpejam?” Yoo Bin tetap mengguncang tubuh Leeteuk yang memang tak memberikan reaksi. Kali ini air mata Yoo Bin kembali gugur “Katakan oppa, katakan apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkanku.. agar kau menatapku lagi?? OPPA!!” hardik Yoo Bin

“Yoo Bin-a…” Siwon menyentuh pundak Yoo Bin tapi tak diperdulikan oleh gadis itu.

“Leeteuk oppa….” Yoo Bin menggenggam kedua tangan Leeteuk dan menempelkan tangan Leeteuk di kedua belah pipinya. “Oppa…” tangis Yoo Bin.

Ia tidak perduli pada wajahnya yang terkena darah dari tangan Leeteuk yang masih digenggam erat di pipinya

“Kau tak boleh begini. Kau harus menepati janjimu” isak Yoo Bin. Bahkan gaun putih yang dikenakannya ternoda oleh merahnya darah “Buka matamu oppa.. jebal, jangan seperti ini terhadapku. Oppa… lihat aku. Kau belum melihat aku memakai gaun pengantin ini.. kau juga belum memasangkan cincin di jariku!!” Yoo Bin terus memaksa Leeteuk untuk membuka matanya yang terus terpejam, raut wajah Leeteuk tampak sangat tenang.

“Siwon..!!” tiba-tiba saja Yoo Bin menyerukan nama Siwon “Siwon-a,, katakan padanya untuk berhenti mempermainkanku.. kau adiknya, dia pasti akan mendengarkanmu..” Siwon hanya diam mendengar ucapan Yoo Bin “Wae, kau juga tidak mau menolongku?? Waeyo??”

“Dengarkan aku Yoo Bin-a..” Siwon memegangi pundak Yoo Bin “Hyung, tak pernah ingin menyakitimu. Kau harus tahu itu, tapi hyung sudah tidak bersama kita lagi..”

“ANDWAE!!” Yoo Bin membelalakan matanya “Tidak..tidak mungkin!!” Yoo Bin berteriak histeris. Gadis itu menggeleng, menjauhi Siwon.. lalu akhirnya tubuhnya yang lemas mulai kehilangan tenaga.

“Yoo Bin!!!” Siwon menopang tubuh Yoo Bin yang terkulai tak sadarkan diri.

#####

Jika ada yang paling berharga saat ini—hal tersebut, haruslah waktu.

Tadinya, hari itu harusnya menjadi hari yang paling membahagiakan tapi kini semua berubah seratus delapan puluh derajat. Disaat harusnya ada kebahagiaan, kini mereka justru harus menghadiri upacara pemakaman. Tidak seorangpun yang dapat menyembunyikan kesedihan mereka saat mengantarkan Leeteuk ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Sepulang dari pemakaman, Yoo Bin langsung masuk ke dalam kamarnya. Siwon dan Hyesun yang mengantar Yoo Bin bersama Ibunya hanya bisa memandanginya dan mengerti keadaan Yoo Bin.

“Ajumm..” ujar Hyesun pelan

“Hyesun..” Ny. Go menarik nafas “Di pemakaman Yoo Bin terlihat sangat tegar. Ia tampak tenang bahkan tidak setetespun air mata mengalir dari matanya tapi aku justru mengkhawatirkan sikapnya yang seperti itu” Ny. Go menatap pintu kamar anaknya “Walaupun Yoo Bin bersikap tegar, tapi dia dalam keadaan yang sangat rapuh”

“Ne, ini sangat berat..” kata Siwon.

#####

Selama beberapa hari Hyesun menghabiskan waktunya untuk menemani dan menghibur Yoo Bin. Tapi sekarang ia harus kembali ke Paris. Yoo Bin menyendiri, mengurung diri dalam kamarnya. Hari-hari dihabiskannya dengan melamun.

Siwon turun dari mobilnya, dengan tergesa-gesa memasuki rumah Yoo Bin.

“Siwon-a..” Ny. Go menghampiri Siwon “Syukurlah kau cepat datang..”

“Apa yang terjadi?”

“Yoo Bin…”

“Ada apa dengan Yoo Bin..?”

Wanita itu mengajak Siwon. Mereka menuju kamar Yoo Bin. Terdengar gumaman pelan sebuah senandung dari dalam kamar. Ny. Go membuka pintu kamar Yoo Bin pelan-pelan. Begitu terkejutnya Siwon melihat Yoo Bin mengenakan gaun pengantinnya, bersenandung manis—duduk di atas tempat tidurnya, wajahnya begitu cerah.

“Eomeoni??” Siwon menatap Ny. Go, matanya yang meminta penjelasan.

“Sudah berjam-jam Yoo Bin bertingkah seperti itu” desah wanita itu “Siwon-a, lihatlah betapa bahagianya wajah Yoo Bin… sama seperti sebelum kejadian itu” wajah Ny. Go benar-benar cemas

“Jangan khawatir” Siwon menatap wanita itu “Kejadian itu pukulan yang sangat hebat bagi kita semua, terutama bagi Yoo Bin. Dia ingin melupakan semua itu dan bersikap seolah-olah tak pernah terjadi apapun..”

Siwon berjalan pelan menghampiri Yoo Bin yang masih terus bersenandung pelan. Cukup lama Siwon menatap Yoo Bin.

“Yoo Bin-a” sapa Siwon, Yoo Bin menatap Siwon

“Siwon-ssi?” ia terkejut “Mengapa kau di sini?”

“Mianhae, aku mengagetkanmu..”

“Gwaenchana..” kata Yoo Bin “Kau membuatku malu, melihatku dengan gaun ini” Yoo Bin tesenyum tipis, ia tampak salah tingkah.

“Anio..” jawab Siwon “Kau cantik. Sangat cantik..” puji Siwon

“Jeongmal?” mata Yoo Bin berbinar-binar “Kau tidak seperti dulu, kau bahkan mampu mengeluarkan pujian dari mulutmu..”

“Hmm..” gumam Siwon pelan, senyum tipis tersungging dari bibirnya.

“Omo..!!” Pekik Yoo Bin kaget, ia menatap jam dinding “Eotteohke? Ini sudah sangat terlambat. Oppa bisa marah jika aku telat” Perih hati Siwon melihat tingkah Yoo Bin.

“Yoo Bin…” cegat Siwon “Eodiega?”

“Siwon-ssi??” Yoo Bin menatap Siwon tak percaya “Mengapa kau bertanya? Hari ini, aku dan oppa..”

“Dengarkan aku Yoo Bin..”

“Mwo? Nanti saja, aku pasti akan mendengarkanmu tapi aku harus pergi sekarang..” ujar Yoo Bin lagi.

“Yoo Bin-a, kumohon. Jangan seperti ini”

“Siwon-a. Oppa sedang menungguku”

“Yoo Bin, jangan membohongi dirimu. Kau tahu semuanya …”

“Aku harus pergi..” Siwon menangkap pergelangan tangan Yoo Bin “Lepaskan aku, oppa sudah menungguku..”

“Go Yoo Bin!!”

“Lepaskan!!” Yoo Bin berusaha melepas cengkeraman tangan Siwon yang kian mengencang “Jangan menghalangiku!!” teriak Yoo Bin

“Jangan seperti ini, jebal.. hyung sudah tak ada,, hyung sudah meninggal Yoo Bin-a..”

“BOHONG… KALIAN SEMUA PEMBOHONG..!!!” teriak Yoo Bin “LEPASKAN AKU..!!!!” Yoo Bin terus merontah seperti orang kerasukan.

PLLAAKK!!!!

Sebuah tamparan membuat Yoo Bin terdiam seketika itu juga, air mata  menetes dari kedua bola matanya yang indah.

“Kau bersikap seperti ini, meskipun sampai kau mati—tak akan ada yang berubah. Hyung, dia sudah meninggal, kau tidak mungkin lupa itu” Siwon menatap Yoo Bin tajam. Yoo Bin tersungkur lemas di lantai, Siwon ikut berjongkok di sampingnya.

“Aku tahu kau sedih, bukan hanya kau” Siwon memandangi Yoo Bin yang terus meneteskan air mata “Tapi lebih menyakitkan lagi melihatmu seperti ini. Kau tidak memikirkan perasaan orang lain, kau hanya berpikir tentang dirimu sendiri seolah kaulah yang paling sedih. Lalu bagaimana dengan Ibumu yang setiap hari hanya bisa menangis melihatmu seperti ini? Kau harus bangkit, kau harus melanjutkan hidupmu. Masih banyak orang yang membutuhkanmu”

“Siwon-a, aku…”

“Aku sedih jika melihatmu seperti ini. Aku tidak ingin melihatmu begini, hyung juga pasti berpendapat sama denganku” Siwon berujar pelan  “Yoo Bin. Aku tak akan membiarkanmu sendiri. Tidak ada yang perlu kau takutkan. Aku akan terus berada di sisimu selama kau masih membutuhkan aku…” Siwon mendekap Yoo Bin lebih kencang, membiarkan Yoo Bin mencari ketenangan dalam pelukannya.

 “Kenapa.. semua jadi begini?” isak Yoo Bin “Oppa.. aku merindukanmu,, sangat banyak merindukanmu!!” tangis Yoo Bin. Siwon mendekap Yoo Bin dalam pelukannya.

Beberapa saat kemudian Yoo Bin sudah tertidur pulas di tempat tidurnya. Siwon menyelimuti Yoo Bin dengan selimut. Ia duduk di samping Yoo Bin, lama sekali ia menatap Yoo Bin sambil terus membelai rambut Yoo Bin. Siwon akhirnya meninggalkan sebuah kecupan di dahi Yoo Bin sebelum berlalu dari kamar itu.

#####

Yoo Bin menyendoki makanan yang ada dihadapannya, sesekali matanya menatap Siwon yang duduk di depannya.

“Waeyo?” Siwon bertanya saat melihat Yoo Bin hanya mengaduk-aduk makanan di piringnya

“Anio, aku kenyang..”

“Sepertinya kau belum menyentuh makanan itu. Lalu bagaimana bisa kau bisa kenyang?”

Yoo Bin menatap namja yang duduk di depannya itu, walaupun jarang tersenyum tapi Yoo Bin tahu kalau Siwon sangat mengkhawatirkan dirinya. Siwon memang tak banyak berubah. Selain sosoknya yang semakin dewasa, Siwon masih sama seperti Siwon sepuluh tahun lalu.

Siwon..??” suara lembut membubarkan keheningan itu.

Siwon dan Yoo Bin menengok kepada si pemilik suara. Cewek manis dengan wajah blasteran itu berdiri sambil memamerkan senyumannya.

“Rachel??” Siwon menatap gadis itu. Gadis yang bernama Rachel itu langsung duduk bergabung dengan Siwon dan Yoo Bin tanpa sungkan-sungkan.

Lama tak melihatmu. Kapan kau kembali ke Jerman?” Rachel menatap Siwon dengan senyuman yang tetap mekar.

Kebetulan sekali, aku tak menyangka kita bertemu di sini” Siwon menatap Rachel dengan penuh keheranan. Ia begitu fasih dengan bahasa Jerman. Tentu saja.

Aku sedang berlibur. Ibu dan ayahku tinggal di kota ini. Kau tahu, sudah lama aku tidak mengunjungi orang tuaku” kata Rachel

Lalu..?” Tanya Siwon

Kenapa?” Rachel balik bertanya. Leeteuk mengangkat bahu.

Tidak.” jawab Siwon  “Aku tidak menyangka bertemu denganmu disini” kata Siwon

Yoo Bin yang tak begitu paham dengan bahasa Jerman, tak sedikitpun berniat untuk menyela sekedar untuk bertanya. Ia lebih memilih diam sambil terus

Jadi, apakah dia pacarmu” Rachel menatap Yoo Bin yang tampak asyik dengan minumannya.

Mimik Siwon sedikit berubah atas pertanyaan itu.

“Annyeong haseyo” kata Rachel sambil menatap Yoo Bin. Yoo Bin tampak bingung dan heran, ia mencoba memastikan apakah gadis itu memang sedang berbicara padanya “Naneun Rachel imnida!” Rachel mengulurkan tangan pada Yoo Bin.

“Go Yoo Bin..” Yoo Bin membalas uluran tangan Rachel, gadis itu menatap Yoo Bin dan Siwon secara bergantian lalu tersenyum seperti sesuatu telah terlintas dibenaknya.

Melalui perbincangan mereka, Yoo Bin akhirnya mengetahui bahwa Rachel adalah teman sekelas Siwon sewaktu di Seoul sebelum Siwon pindah ke Boseong. Walaupun sempat berpisah beberapa tahun, mereka bertemu lagi di universitas yang sama di Jerman.

~~~~~

Yoo Bin duduk diam terpaku dalam ruang kerjanya. Ketukan pintu membuat Yoo Bin tersadar dari lamunannya yang terus menjelajahi seluruh isi kepalanya.

“Eomeoni, abeoji..!!” Yoo Bin spontan berdiri melihat kedatangan Tn dan Ny Choi. Yoo Bin menghampiri wanita itu dan langsung berpelukan melepas rindu.

“Kebetulan kami ada urusan di sini, jadi sekalian mampir..”

“Gamsahamnida” Yoo Bin.

“Bagaimana keadaanmu Yoo Bin-a?” Tanya Ny. Choi

“Aku baik-baik saja..” jawab Yoo Bin

“Syukurlah” ujar Ny. Choi dengan suara lembutnya “Tidak terasa sudah dua bulan Leeteuk meninggalkan kita semua..”

Yoo Bin terdiam mendengar nama itu disebutkan, masih jelas kesedihan itu terukir di matanya.

“Yoo Bin..” Yoo Bin menatap Ny. Choi “Kami tahu bahwa kau masih sangat terpukul dengan kepergian Leeteuk. Aku juga terkadang masih belum percaya… rasanya Leeteuk masih ada, mengagetkan kami dengan kedatangannya secara tiba-tiba seperti yang biasanya dia lakukan. Tapi, tak baik kalau kita terus menangisi kepergiannya” wanita itu menatap Yoo Bin dengan tatapannyayang sendu “Kau masih muda Yoo Bin. Berpikirlah untuk masa depanmu”

“Eomeoni…”

“Kami tak ingin kau berlarut dalam kesedihanmu lantas menyia-nyiakan kebahagiaanmu. Kau tak perlu melupakan Leeteuk, ingatlah dia dengan semua kenangan baik tentangnya tapi kau harus mencari orang yang mencintaimu bahkan cintanya melebihi cinta Leeteuk padamu..”

Kecelakaan maut yang merengut nyawa Leeteuk belum bisa sepenuhnya lepas begitu saja dari benak Yoo Bin. Hatinya masih sangat terluka jika memikirkan itu, entahlah tapi ia masih takut untuk memulai sesuatu yang baru. Meskipun Yoo Bin telah berusaha untuk bangkit dari depresi yang dialaminya, tapi trauma itu masih membekas di hatinya.

#####

Sebuah mobil melambat saat memasuki kawasan rumah sakit dan akhirnya mobil itu berhenti di parkiran. Yoo Bin turun dari mobil, setelah mengunci pintu mobilnya, ia berjalan menuju gedung yang berdiri kokoh itu. Yoo Bin begitu tergesa-gesa sehingga tanpa sengaja ia menyenggol seseorang.

“Mianhae..” Yoo Bin meminta maaf pada orang itu

“Yoo Bin-ssi??”

“Kau? Rachel?” tatap Yoo Bin pada wanita yang baru dikenalnya beberapa waktu yang lalu.

~~~~

“Jadi, kau bekerja di rumah sakit ini?” Rachel membuka percakapan. Mereka memilih kantin rumah sakit untuk melanjutkan obrolan mereka

“Ne” jawab Yoo Bin “Aku tak mengira kau bisa berbahasa Korea”

“Korea adalah tempat tinggalku sejak kecil” Rachel tersenyum

“Begitu, Kebetulan sekali kita bisa bertemu lagi”

“Pamanku sakit. Aku baru saja menjenguknya” kata Rachel menjelaskan keberadaannya di rumah sakit tersebut “Besok aku sudah harus kembali ke Jerman”

“Benarkah??” Tanya Yoo Bin “Aku sempat mengira kau akan pergi bersama Siwon..” terka Yoo Bin

Rachel mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan

“Sepertinya, Siwon berat meninggalkan kota ini” Yoo Bin jadi salah tingkah saat tatapan Rachel tertuju padanya.

“Ah, ne..” jawab Yoo Bin.

“Hubunganmu dengan Siwon??” pertanyaan Rachel membuat Yoo Bin jadi salah tingkah.

“Hubungan.. dengan..??” Yoo Bin jadi sedikit gugup “Kami baik-baik saja.. aku dan dia bersahabat sejak SMA, meskipun kami tak akur satu sama lain..”

“Chingu??”

“Ne. Waeyo??”

Siwon and you only were friendly, really?”

Yoo Bin mengangguk atas pertanyaan Rachel yang terkesan aneh

“Aku sudah lama menyukai namja itu” kata-kata Rachel membuat jantung Yoo Bin berdetak kencang “Siwon, dia popular di SMA dulu, sebelum dia pindah ke Boseong. Bayangkan berapa banyak yeoja yang menangis karena kepindahannya?” Tanya Rachel. Yoo Bin kembali menggeleng “Aku salah satunya..”

“Jeongmal??” Yoo Bin hanya bergumam pelan, sepertinya ada sesuatu yang terasa aneh di dadanya yang tiba-tiba berdegub tidak karuan, wajahnya pun mulai terasa panas.

“Meskipun sangat menyukai Siwon, tak ada yeoja yang berani mendekatinya. Aku rasa kau sendiri tahu Siwon itu seperti apa” kata-kata Rachel diiyakan oleh Yoo Bin

“Tentu. Dia sangat menyebalkan, pemarah, keras kepala, dan.. semua begitu buruk jika berbicara tentang sifatnya” Kata Yoo Bin mengingat masa-masa sekolah dulu.

“Yeah, kau benar!!” Rachel tertawa mendengar penuturan Yoo Bin “Aku merasa kehilangan karena kepindahannya. Betapa senangnya aku saat kami bertemu lagi di Jerman”

“Ne..” gumam Yoo Bin pelan.

“Banyak yang berubah dari Siwon. Dia bisa diajak berbicara, tak sekejam saat pertama kali bertemu. I was happy, like a surprise for me. Walaupun dalam kenyataan terkejut melihat perubahan sikapnya, sesuatu yang aneh” lanjutnya lagi.

“Apakah itu aneh?” Yoo Bin tertawa mendengar kesan Rachel.

“Aku juga tak tahu penyebabnya sampai suatu hari aku melihat Siwon sibuk menulis sesuatu di bukunya..”

“Ne??” Yoo Bin jadi penasaran. Ia cukup kagum dengan kepribadian Rachel yang sangat periang.

“Tahu tidak apa yang ditulis Siwon dengan tampang yang seserius itu?” tanya Rachel, Yoo Bin menggeleng berharap Rachel segera memberitahu jawabannya sesegera mungkin “Go Yoo Bin” ucapan Rachel membuat Yoo Bin tersedak “Aku tak mengira bisa bertemu denganmu. Kupikir saat itu aku begitu penasaran, siapa Go Yoo Bin itu? Mengapa Siwon begitu frustasi hanya karena nama itu?” ujar Rachel yang terus menatap Yoo Bin dalam-dalam.

“Ehm.. aku..” Yoo Bin jadi gugup “Aku tidak…”

“Yoo Bin-ssi, aku tahu akan seperti itu” ujar Rachel “You couldn’t hide your feeling” katanya lagi sambil tersenyum.

Yoo Bin tak bisa berkata apa-apa, entah kenapa mulutnya serasa terkunci untuk menyangkali ucapan Rachel.

#####

Yoo Bin mempercepat langkahnya karena hari sudah mulai gelap. Hari ini dia tidak mengendarai mobilnya. Sejak keluar dari rumah sakit, Yoo Bin tahu jika Siwon sedang mengikutinya. Yoo Bin berusaha menghindari Siwon walaupun sebenarnya dia tidak ingin bersikap seperti itu. Entah kenapa setiap kali melihat wajah Siwon, ia jadi tak ingin melepas semua kenangan tentang Siwon, Yoo Bin takut menghadapi kenyataan bahwa Siwon telah kembali merebut hatinya.

“Yoo Bin..!!” Siwon berlari menyusuli Yoo Bin. Dia menarik tangan Yoo Bin

“Wae??” Yoo Bin menepis tangan Siwon.

“Aku antar kau pulang..”

“Anio” tolak Yoo Bin. Mata Yoo Bin menari-nari mencari taksi, ingin rasanya ia lari dari situ.

“Kau kenapa? Aku bisa mengantarmu”

“Anio, itu tak perlu..” tolak Yoo Bin lagi.

“Akhir-akhir ini kau selalu menghindariku. Yoo Bin-ssi?”

“Tidak ada” jawab Yoo Bin dingin

“Yoo Bin wae? mendadak kau jadi aneh begini?” Tanya Siwon tak mengerti

“Aku tak mau kita seperti ini..” ujar Yoo Bin kesal.

“Maksudmu??”

“Aku tak ingin bertemu denganmu” kata Yoo Bin kasar, ia menatap Siwon dengan kesal.

“Yoo Bin-a,”

Yoo Bin berbalik dari hadapan Siwon, saat itu juga sebuah mobil sedang melaju dengan kencang.

“YOO BIN.. AWAS..!!!” teriak Siwon begitu melihat mobil itu.

CIIIITT… BRAAGG!!!

Terlambat, Siwon hanya bisa terpaku dengan mata yang mendelik menyaksikan tubuh Yoo Bin yang terhempas.

“Yoo Bin…” Siwon menghampiri Yoo Bin yang tergolek dengan tubuh bersimbah darah “Yoo Bin-a, bangun Yoo Bin!!!” Siwon menepuk-nepuk pipi Yoo Bin, “YOO BIN-A!!” teriak Siwon panik melihat mata Yoo Bin yang tertutup.

#####

Satu minggu sudah sejak kecelakaan itu berlalu. Yoo Bin sedang menjalani rawat jalan. Awalnya ia sangat syok mengetahui ia tak dapat berjalan untuk sementara waktu. Ia masih harus menjalani terapi untuk memulihkan luka yang dialaminya.

Yoo Bin menggerakkan kursi rodanya ke dekat jendela kamar. Tangannya yang putih menyingkap tirai yang menutupi jendela dan memandang keluar. Ada perasaan sunyi yang terus mengusik hatinya.

Sejak kecelakaan itu, belum sekalipun ia bertemu Siwon. Menurut Ji Hee, Siwon waktu itu sangat panik melihat kondisi Yoo Bin, dia yang ketakutan akhirnya pergi sebelum Yoo Bin siuman.

Yoo Bin mengerti alasan Siwon tak lagi muncul dihadapannya. Yoo Bin kembali menggerakkan kursi roda ke depan meja riasnya, ia memandangi wajahnya di cermin, terlihat pucat dan sedikit lebih kurus. Ia menarik laci kecil, matanya tampak liar mencari benda yang tak kunjung ditemukan. Yoo Bin terlihat khawatir, sepertinya sesuatu yang penting telah hilang. Ia terdiam beberapa saat dan akhirnya meraih ponsel, dengan ragu-ragu ia menekan tombol-tombolnya.

Yeoboseyo..” suara yang amat sangat dikenal Yoo Bin terdengar dari seberang.

“Siwon-ssi…” gumam Yoo Bin pelan.

“Ne!!” suara Siwon yang tegas “Nugu?” pertanyaan Siwon membuat raut wajah Yoo Bin sedikit berubah.

Kenapa, apa Siwon tak lagi mengenali suaraku?… apakah aku sudah…?? bisik hati Yoo Bin.

“Ini, aku.. Yoo Bin..” jawab Yoo Bin gugup

Waeyo?” nada bicara Siwon terkesan begitu dingin

“Mianhae” kata Yoo Bin takut-takut “Mungkinkah, kau melihat cincinku?” lanjutnya lagi. Tak ada suara apapun dari Siwon, ia terdiam “Siwon-a..”

Anio” jawabnya singkat “Ada lagi yang ingin kau tanyakan?

“Ah, tak ada” Yoo Bin mematikan handphonenya dan meletakan handphone itu kembali ke tempat semula.

#####

Seperti biasa, Yoo Bin hanya duduk termenung di kursi rodanya. Ia hanya bisa memandangi keluar jendela, hanya itu yang dapat dilakukannya saat ini sambil menanti kesehatannya membaik. Berhari-hari Yoo Bin hanya terpaku dengan kursi roda tanpa dapat melakukan kegiatannya sebagai seorang dokter. Tidak ke rumah sakit, tidak mengoperasi pasien.. semua hilang begitu saja.

Pintu kamarnya berderik pelan, Ibunya masuk dan duduk di tempat tidur Yoo Bin.

“Bagaimana keadaanmu?” Ny. Go menatap putrinya yang hanya termenung di depan jendela dengan pandangan yang terasa kosong.

“Aku baik-baik saja, eomma..”

“Kenapa Siwon tak pernah ke sini lagi? apakah terjadi sesuatu?”

“Molla..” jawabnya dengan hati miris. Ibunya tak akan tahu jika Siwon tidak akan pernah menemuinya lagi.

“Geuraeseo..” Ny. Go kembali menatap Yoo Bin, ia mendesah pelan “Kau hanya duduk termenung menatap keluar jendela. Mengapa tak keluar rumah saja?”

“Anio eomma, aku ingin tetap di sini..”

“Baiklah” ujar wanita itu lagi “Wajahmu itu, terlihat sangat sedih Yoo Bin-a. Bukan karena kecelakaan yang menimpamu lalu kau seperti ini” untuk pertama kalinya Yoo Bin berpaling menatap Ibunya “Mengapa kau harus seperti ini Yoo Bin-a?” Yoo Bin menatap Ibunya dengan hati yang mencelos, ia merasa mata Ibunya sudah membaca semua yang tersimpan rapi di dalam hatinya.

“Aku,. Tak apa-apa eomma” Elak Yoo Bin, mata Ibunya masih terus menatapnya seakan mendesaknya untuk berkata yang sebenarnya.

TING.. TONG..

Bunyi bel mencairkan suasana yang tadi tampak tegang. Yoo Bin menarik nafas lega ketika Ibunya segera keluar dari kamar untuk menemui tamu yang datang. Tak lama kemudian Ibunya masuk kembali ke dalam kamarnya, di susul oleh pasangan suami istri Choi.

“Abeoji, eomeoni..??” Yoo Bin terkejut melihat siapa yang datang.

“Bagaimana kesehatanmu Yoo Bin?”

“Sudah membaik, kemungkinan besar seminggu lagi kembali bekerja”

“Syukurlah..” desah Ny. Choi. “Ah, Yoo Bin-a, Siwon tak ke sini?”

“Tidak..”

“Benarkah?” Ny. Choi terlihat memikirkan sesuatu.

“Eomeoni, ada apa?”

“Hari ini Siwon akan segera kembali ke Jerman..” Yoo Bin terkejut mendengar perkataan Ny. Choi

“Hari ini??” Tanya Yoo Bin, pikirannya langsung kacau balau.

“Aku kira dia telah berpamitan denganmu..”

“Siwon.. dia, tak pernah ke sini..” Yoo Bin tampak gusar

“Anak itu—dia mengatakan padaku ingin tetap di Seoul, bahkan ia tak memperdulikan kariernya di Jerman—hanya ingin menetap di Seoul tapi tiba-tiba saja berbicara ingin meninggalkan Seoul..” kata Ny. Choi

Yoo Bin terdiam. Sekarang tak tahu rasa apa yang ada di hatinya—begitu tawar dan menyakitkan.

“Yoo Bin-a, kau tak ingin mencegah Siwon kembali ke Jerman??”

“Aku??” Yoo Bin heran mendengar pertanyaan itu

“Satu-satunya alasan untuknya tetap berada di Seoul, bukan karena kami—tapi kau Yoo Bin-a..” kata Ny. Choi

DEG

Kali ini jantung Yoo Bin terpukul dengan sangat keras, mulutnya terkunci.

“Sebelum Siwon kembali ke Seoul, kami sudah mengetahui segala sesuatu tentang kalian” ujar Tn. Choi

“Leeteuk,, anak itu menceritakan semuanya” Yoo Bin lebih terkejut mendengar apa yang diucapkan Ny. Choi “Meskipun kau dan Leeteuk telah menjalin hubungan, tapi Leeteuk merasa bahwa dia bukan orang yang tepat untukmu.. katanya, ini tidak adil untukmu dan Siwon” lanjut Ny. Choi,

Mata Yoo Bin mulai memerah dan berkaca-kaca mendengar nama Leeteuk disebutkan.

“Aku…”

“Jangan terus-terusan merasa bersalah pada Leeteuk, dia sudah tenang sekarang. Sebaiknya pikirkan dirimu. Leeteuk pasti akan bahagia jika melihatmu bahagia..” kata Tn. Choi

“Tapi, aku..” Yoo Bin tak sanggup berkata-kata.

“Kami menginginkan hal yang sama untukmu” ujar Ny. Choi “Jangan memikirkan banyak hal. Ikuti saja kata hatimu.. jangan sampai kau menemui penyesalan seumur hidupmu Yoo Bin. Semuanya ada di tanganmu, saat ini kau yang memilih. Tak perduli itu Siwon ataupun orang lain yang kau pilih—kau harus bahagia” kata Ny. Choi lagi, Yoo Bin terdiam.

#####

Dibantu oleh supir taksi, Yoo Bin turun dari mobil. Ia sudah berada di bandara. Yoo Bin melirik pada jam tangannya, hampir sudah tak ada waktu lagi. Dengan susah payah ia menggerakkan kursi rodanya, cukup sulit mencari sosok Siwon diantara ratusan bahkan ribuan orang yang lalu lalang di bandara.

Yoo Bin mulai panik, ia tak kunjung menemukan Siwon. Matanya yang indah terus menari liar diantara kerumunan orang banyak, keringatpun sudah mulai membasahi tubuhnya.

Yoo Bin terdiam, semua tiba-tiba terasa sia-sia. Mendadak dirinya merasa terseret ke sebuah lubang hitam yang dingin, gelap dan sunyi. Sunyi sekali, hanya nafasnya yang berlomba dengan detak jarum jam.

Diantara banyaknya manusia di situ, Yoo Bin merasakan kesunyian yang luar biasa merasuki dirinya. Rasa sunyi yang bercampur dengan kesedihan yang terbawa oleh arus yang berpusar dari otaknya. Tanpa terasa air mata sudah menggenangi pelupuk matanya, lalu mengalir begitu saja membentuk anak sungai di wajahnya.

Perasaan Yoo Bin terasa begitu hampa. Emosinya bahkan tak stabil sehingga nafasnya tak teratur, tubuhnya yang terguncang karena isak tangis. Saat ini hanya ada begitu banyak pertanyaan dan tentu saja begitu banyak penyesalan yang hanya dapat dijawab dengan air mata. Ia menyesal.

Mata Yoo Bin tertuju pada sebuah tangan yang terjulur di depannya. Di atas telapak tangan itu, terletak sebuah cincin indah.

“Ini milikmu, benarkan?”

Yoo Bin menatap cincin yang selama ini dicarinya. Dengan segera ia menatap si pemilik suara.

“Siwon,, Siwon-ssi??” Yoo Bin menatap pria bertampang dingin yang memandangnya tanpa segaris senyum.

“Kau jauh-jauh ke sini pasti karena cincin inikan?”

Siwon membuka tangan Yoo Bin dan meletakkan cincin itu. Ada rasa lega di hati Yoo Bin, ia tak perduli perlakuan Siwon yang sebegitu dingin dan kaku  pada dirinya.

“Hapus air matamu, hanya karena cincin lantas kau menangis seperti ini? Dasar aneh!!” celoteh Siwon

“Aku.. aku…”

“Mwoya? Katakan!!” bentak Siwon “Aku sudah mengembalikan cincin itu. Semuanya sudah beres”

“Mianhae..” kata Yoo Bin

“Yaa~ apa yang kau katakan? Aku tak mendengarnya..” seru Siwon jutek

“Mianhaeyo!!” potong Yoo Bin. Siwon menatapnya lama sekali

“Itu kata-kata perpisahan yang ingin kau ucapkan?” Siwon menatap mata Yoo Bin yang terlihat begitu sendu “Baiklah. Aku terima permintaan maafmu. Katakan jika masih ada yang ingin kau katakan, pesawatnya akan segera take off”

Wajahnya terlihat menanti dengan cemas. Yoo Bin menggeleng, raut wajah Siwon langsung berubah, kecewa terlihat dengan jelas.

“Aku pergi…” kata Siwon.

Ia menarik kopernya dan berpaling meninggalkan Yoo Bin yang hanya bisa memandangi punggung Siwon. Semakin jauh, dada Yoo Bin semakin terasa sesak. Ia ingin Siwon berbalik menatapnya dan akhirnya rasa itu tak dapat dipendam lagi…

“Siwon…” teriak Yoo Bin “Jangan pergi..” ia menangis, Siwon tak lagi terlihat. Semua orang memperhatikannya dengan heran.

“Jangan pergi.. Siwon-a..” isak Yoo Bin “Jangan.. jebal..” Yoo Bin tak lagi menghiraukan tatapan heran dari orang-orang yang lalu lalang. Baginya tak ada yang lebih penting dari perasaannya.

“Siwon-a..” Yoo Bin beranjak dari kursi roda yang membelenggunya, ingin rasanya ia berlari mengejar Siwon tapi Yoo Bin justru tersungkur dilantai menahan rasa sakit yang mendera kakinya. “Jangan pergi..” Yoo Bin hanya terisak pasrah. Rasanya tak ada kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya. Air mata terus membanjiri wajahnya.

Sebuah tangan yang hangat mengangkat dagu Yoo Bin, mata Yoo Bin yang berkaca-kaca menatap orang itu..

“Si,, Siwon..”

Yoo Bin memandangi sosok yang berjongkok tepat di hadapannya, Siwon memamerkan senyumannya pada Yoo Bin. Senyuman yang sudah lama di rindukan Yoo Bin.

“Seharusnya kau tidak di sini” gumam Siwon pelan, tangannya menghapus air mata di pipi Yoo Bin. Yoo Bin hanya bisa memandangi senyuman tulus itu.

Yoo Bin memeluk tubuh itu, kembali air mata mengalir di wajahnya.

“Bagaimana denganku,, bagaimana jika kau tak ada..” isak Yoo Bin.

“Aku tahu,.. aku tahu Yoo Bin-a..” Siwon membelai rambut Yoo Bin dengan lembut

Yoo Bin membiarkan dirinya dalam dekapan pemuda tampan yang sekian lama dicintainya itu. Melepas segala kerinduan dan beban yang begitu berat dipikulnya. Ia ingin tenang, walau hanya sejenak—gadis itu, ingin tenang.

Siwon mengecup lembut kepala Yoo Bin dan merengkuh Yoo Bin lebih kuat dalam pelukannya.

Kau pasti tak pernah tahu. Aku hampir tak bisa hidup… kau tak pernah mengembalikan hatiku yang telah kau curi ” kata Siwon dengan bahasa Jerman yang sama sekali tak dimengerti oleh Yoo Bin “Bukan masalah jika kau mengambil hatiku. Asalkan kau tetap bersamaku, dalam hidupku” katanya lagi, menyambung ucapannya.

“Mwo, mwoya…??” Tanya Yoo Bin yang tak mengerti maksud Siwon.

Aku cinta kau. Terlalu mencintaimu. Aku… ingin bersamamu selamanya” Siwon menatap Yoo Bin penuh arti, Yoo Binpun menatapnya tapi dengan tatapan yang kebingungan.

“Siwon-a, barusan apa yang kau katakan??” Yoo Bin terlihat begitu keheranan

Siwon hanya tersenyum.

“Artinya… Kau itu yeoja cerewet, sudah setua ini tapi masih saja cengeng. Kau lihat matamu bengkak—aigo, kau begitu buruk!!” kata Siwon, ia terus memamerkan senyumannya.

“Maksudmu, semua itu adalah arti dari perkataanmu tadi???” Tanya Yoo Bin yang masih terus kebingungan.

Siwon mengangguk

“Kau pasti bohong” Yoo Bin masih begitu penasaran.

“Anio” kata Siwon “Silahkan kau artikan sendiri, itu tugasmu. Jika kau menemukan jawabannya, segera beritahu aku. Arachi?” Siwon tersenyum penuh arti. Yoo Bin dibuat seperti orang linglung. Siwon tertawa pelan memamerkan pesonanya ketika melihat wajah Yoo Bin yang tampak seperti orang yang kehilangan ingatan, ia kembali merangkul gadis itu ke dalam dekapannya.

#####

Siluet langit sore melukiskan cahaya matahari yang terlihat sendu di cakrawala orange. Yoo Bin memandangi makam dihadapannya.

“Oppa…” desah Yoo Bin lirih. Matanya yang indah terlihat sesendu langit sore itu.

Ada Kristal bening yang jatuh dari pelupuk mata Yoo Bin. Ia teringat pada semua kenangan manis yang pernah dilaluinya bersama Leeteuk. Dari awal pertemuan dan manisnya jalinan persahabatan mereka, bahkan saat-saat terakhir bersama Leeteuk. Semua seperti rekaman film yang diputar ulang di memory-nya. Semua canda tawa Leeteuk yang kini hanya terlihat dalam ingatan saja.

Yoo Bin melepas kalung yang dipakainya, ia memasukan cincin yang baru saja dirogoh dari dalam sakunya. Ia menatap cincin itu begitu lama. Cincin yang Leeteuk berikan padanya. Perlahan, tangannya meletakkan kalung bermatakan cincin pemberian Leeteuk di atas makam Leeteuk.

“Yoo Bin-a…”

Siwon berdiri di belakang Yoo Bin. Yoo Bin mengeringkan sisa-sisa air mata yang masih membekas di wajahnya

Yoo Bin tersenyum pada Siwon. Siwon segera mendorong kursi roda Yoo Bin meninggalkan makam Leeteuk. Sekali lagi Yoo Bin menoleh menatap makam  yang menjauh. Semua yang dirasa begitu singkat. Leeteuk pernah menjadi seseorang yang berharga dalam hidup Yoo Bin, mengisi hati Yoo Bin dengan sejuta kebaikan yang ditawarkan pada Yoo Bin.

Meskipun namja itu telah tiada, tak akan mudah melupakan senyuman dan ketulusannya. Raganya tak mungkin lagi disentuh tapi ia akan terus hidup di hati semua orang.

Dia rela melepaskan semuanya bahkan hidupnya demi kebahagiaan Yoo Bin. Betapapun besarnya cinta orang itu pada Yoo Bin, ia tahu ada orang lain yang mampu mencintai Yoo Bin melebihi dirinya. Siwon yang keras kepala, Siwon yang dingin, Siwon yang selalu berkata kasar bahkan tak berperasaan, Siwon yang terkadang membuat air mata Yoo Bin mengalir, Siwon pasti akan membahagiakan Yoo Bin.

Langit sore yang begitu syahdu dan sendu, membiaskan wajah Leeteuk yang tersenyum bahagia memandang kedua insan itu.

Yoo Bin-a,,,Aku ingin kau bahagia. Apapun yang terjadi, kau harus ingat itu. Saranghamnida..

~The End~

97 respons untuk ‘Only For Him (Part 4/End)

  1. vera lee berkata:

    min tanggung jwb nih mata ku bengkak gara2 nanggis mbaca ini.. hiks2..
    hehe.. bgus min crtanya n ngena..

  2. faiqa andien berkata:

    yaaaakkkkkkk………..!!!!!!author….kau….kau…kau…harus bertanggung jawab….membuat suami ke 2 ku meninggal, dan aku menjanda….T_T *di jewer yesung, didaftarin ke RSJ sama author….^^”

    kau membuatku meneteskan air mata…..kau kejammm…….

    tp…aq suka…aq suka…ceritax….
    siwon-ssi , knp kau begitu cetus dan kejam , apa kau sudah jarang ke gereja…*???

    leeteuk oppa…tenang….aku akan menuntut bls pada authornya….*xixixi….readers stress

    thor….boleh saran g??? buat ff yg married life dong, tp yg banyak pertengkaranx jg….klo bisa sih castx Yesung….hehe…
    thanks…dah diizinkan membaca ffx….^^

  3. piyongboice berkata:

    aku pnsaran..knpa leeteuk’y mninggal..pdhal dia bsa mrelkan.yoo bin tnpa hrus mrelkn nyawa’y..kan jdi sdihh liat leeteuk’t mninggal..

  4. shatia berkata:

    Paling sedih klo ditinggal meninggal pas mau nikah sama calon suami..nyesek banget..walaupun tidak mencintainya tapi klo udah ditinggalin bakalan timbul penyesalan..
    Untung ajah masiy ada Bang Siwon yang mencintai dan menyayangi Yoo Bin..jadi sedihnya gak berlanjut..

  5. kyureeya berkata:

    ternyata leeteuk oppa ninggal disini #kyaaa gak relaa..huhu
    dan Yoo Bin akhirnya kembali bersama Siwon oppa..
    benar2 “only for him”…

  6. iea berkata:

    chingu..endingny buat aku nangis..kata2 leeteuk sblm pergi nyesek bgt..apalagi pas yoo bin nemuin jasad leeteuk..sedih bgt..huwaa..hiks..hiks..
    Ff ini keren bgt..ngena bgt dhati..sampe aku nangis..gomawo..

  7. antikairawan berkata:

    kok komentar ku masuknya cuman ini si? ah, hp ku eror mungkin. mian eonni, jngn salah paham. aku suka banget ffnya, sedih nangis pas baca. coba endingnya di perpnjang tambah dengan kisah siwon yoo bin pas bahagianya hidup

  8. antikairawan berkata:

    yaaaa, leeteuk oppa meninggal, aku nangis terus karena ff ini. eonni, ini mengharukan tapi endnya kenapa cepat banget. kok eng ada adegan kelanjutan kebahagiaan won oppa sma yoo bin

  9. Tata berkata:

    Aahhhj untungnya pasangan tom n jerry bersatu.

    Ff kece ending nya selalu kece.
    Congratz buat wonbin hahaha

    Muach
    Ecup basah authornya wkwkwkwkwk
    Kabur

  10. LC_Ovan berkata:

    Simple dan kaya kebanyakan FF yang lain tapi tetap saja membuat Q meneteskan air mata apalagi saat Teukie meninggal dan surat yang Teukie kasih ke Yoo Bin dia rela melepaskan Yoo Bin asal Yoo Bin bahagia dan kata” terakhir Teukie saat Yoo Bin menelfon di hari pernikahan mereka sekaligus hari kecelakaan Teukie, Teukie bener” malaikat dah dia

    Siwon emang awal” sifat dia bagaikan es di freezer yang dingin dan beku tapi hati manusia bisa berubahbujti’a Siwon bisa berubah sedikit demi sedikit berkat Yoo Bin dan dia akhir’a jatuh cinta sama Yoo Bin walau harus terpisah tapi nama’a juga jodoh dan sudah takdir dari Tuhan Siwon bisa bersama Yoo Bin walau balasan’a Teukie yang harus meninggal semua sudah digariskan oleh Tuhan dan semoga Yoo Bin Siwon bahagia selalu

  11. Widya Choi berkata:

    Ksian jg liat leeteuk.. pdhl mrk ntr lg nikah.. trlebih si yoobin smpe depresi gt. Tp syukurlh si yoobin prlahan udh mulai bisa nrima knyataan n mbuka hatiny lg unk siwon. Pst leeteuk dsana jg ikut senang liat yoobin n siwon sm2 lg.

Tinggalkan Balasan ke LC_Ovan Batalkan balasan