[Season 1] Crazy Time In Autumn (Part 1)

Season 1 (Part 1)Main Cast        : Lee Hyukjae, Song Hyena (OC)

–> FF ini hanyalah sebuah imaginasi meskipun tak menutup kemungkinan terjadi dalam dunia nyata (apa yang kita anggap fiksi sebenarnya sudah banyak terjadi), jika ada kesamaan kisah maupun tokoh, hanyalah faktor ketidaksengajaan. Say no to plagiat!!!

Note : Hai, hai!! Sy kembali ngepost (ga da yg nanya!). Masih ingat dengan project tentang Season? sebenarnya belum tuntas cuma sy merasa berdosa, udah lama bgt janji dipublish tp gak dipublish2,, ya udah dipublish Season 1 & mohon maaf kalo season-season selanjutnya bakalan lama krn emang belum dikerjakan hehehehe…

***

Season 1 – Crazy Time In Autumn (Song Hyena’s story)

***

Chongdam High School…

KLIK

KLIK

Suara jepretan kamera terdengar berkali-kali. Seorang pemuda yang berdiri dengan kamera SLR (single lens reflex) di tangannya. Ia memandangi gedung bertingkat yang berdiri kokoh di hadapannya, lalu kembali memotret objek-objek yang dinilainya menarik. Ia memasuki bangunan sekolah swasta yang cukup terkenal di Seoul—tetap saja tak menghentikannya untuk mengabadikan apa yang dilihatnya dengan kamera tersebut.

***

Kelas XI-2.

Suasana gaduh yang terdengar dari dalam kelas mendadak senyap ketika guru Park memasuki kelas. Murid-murid berlarian kocar-kacir ke tempat masing-masing. Guru Park adalah guru yang cukup ditakuti oleh murid-murid.

Ketenangan itu hanya berlangsung sejenak ketika seseorang memasuki kelas. Seisi kelas berbisik-bisik memandangi wajah baru itu—terutama para gadis yang selalu berhasil mendeteksi sosok-sosok menarik di sekolah mereka. Seorang pemuda dengan postur tubuh yang baik, ia tampak tenang.

Kelas kembali sunyi ketika Guru Park memandang tajam pada murid-murid, lalu pandangannya beralih pada murid baru yang masih mematung di depan kelas. Tatapan mata Guru Park seolah memberi kode pada sang murid baru agar mengatakan sesuatu.

“Hallo, aku Lee Hyukjae,” murid baru itu memperkenalkan diri sambil membungkukkan badannya.

“Duduklah!” perintah Guru Park agar pelajaran tak tertunda semakin lama.

Murid bernama Hyukjae itupun berjalan ke arah murid-murid lainnya, ia lalu duduk di tempat yang ditunjukkan padanya.

***

Dua orang siswa mengendap-endap. Mereka mengedarkan pandangan ke sekeliling, berharap tak satu pun yang lewat saat menjalankan aksi mereka. Dua orang itu sampai di tempat yang lebih sepi, jarang siswa maupun guru yang berkeliaran di situ.

Anak lelaki yang berbadan gembul mengerling kepada temannya, seperti sebuah kode dan tak menunggu lama untuk mengeluarkan sebungkus rokok dari balik seragamnya.

“Ini baru namanya hidup,” Siswa berbadan gembul begitu menikmati setiap hisapan rokoknya.

“Kau benar,” sambut siswa satunya lagi, kepulan asap rokok keluar dari mulutnya.

Sekian menit mereka menikmati surga di hidup mereka. Chongdam High School terkenal dengan kedisiplinannya, siswa tak diperbolehkan merokok atau melakukan berbagai tindakan yang dinilai buruk dan merusak mental.

“Sudah puas?”

Kedua siswa itu langsung mengangguk. Kepulan asap rokok begitu aktif keluar dari mulut dan hidung mereka. Mereka akhirnya menyadari jika seseorang telah berdiri di hadapan mereka.

“Sepertinya kalian belum puas,” pemuda itu menatap tajam pada dua orang yang telah membatu dengan wajah pucat. Ia menghampiri kedua orang itu, sorot mata yang berkilat-kilat semakin menghunus tajam kepada dua orang itu. Tangannya menarik rokok yang masih berada di mulut siswa berbadan gembul. “Mengapa sangat tegang?” tatap tajamnya, ia memasukkan rokok itu ke dalam mulutnya dan menghirup dalam-dalam—kepulan asap kembali terlihat. Ia lalu tersenyum kepada kedua siswa yang saling pandang, ketakutan.

“Ketua, kau…?” mereka tak berkedip memandangi pemuda berkacamata itu.

“Marah?” siswa berkacamata itu melanjutkan pertanyaan dua siswa yang ketakutannya mulai berkurang. Ia kembali menghisap rokok tersebut, lalu melempar senyumnya.

Senyum sumringah kembali terlukis di wajah kedua siswa bengal tadi. Dengan penuh semangat, mereka kembali mengeluarkan rokok dari tempat persembunyian lalu menyalakan dengan pemantik. Mereka menghisap rokok dengan penuh semangat—apalagi Ketua Osis yang terkenal kejam telah memberikan lampu hijau.

Siswa yang menjabat sebagai ketua osis hanya memperhatikan kedua siswa itu. Ia memandang tajam. Rokok yang dipegangnya dibuang begitu saja, lalu dengan kakinya, ia menginjak kasar—menghancurkan rokok itu membuat dua siswa lainnya tak bergeming, wajah mereka kembali pucat pasi.

“Ke, Ketua…”

“Tidak di tempat ini,” pandangan galak terlihat dari mata Ketua Osis. Tangannya meraih pena di balik seragam, ia lalu memandangi papan nama kedua siswa itu dan mencatatnya di agenda hitam yang tak pernah sekalipun lepas dari tangannya. “Kalian boleh pergi,” katanya dengan dingin. Dua siswa itu langsung lari kocar-kacir meninggalkan tempat tersebut.

KLIK.

Perhatian sang Ketua Osis teralih. Ia memandangi seorang siswa yang siap membidiknya dengan kamera.

“Kau?” Ketua Osis sedikit mendelik, ia memandangi pemuda yang hanya memamerkan seringaiannya.

“Choi Siwon. Kau masih saja suka menindas,” ledek siswa itu, si murid pindahan.

“Hyukjae?” sang Ketua Osis memperbaiki duduk kaca matanya, ia sedikit tak percaya akan apa yang dilihatnya. “Tak salah lagi,” dan akhirnya ia yakin setelah melihat seringaian khas murid baru tersebut.

Hyukjae menghampiri Choi Siwon, ketua osis di Chongdam High School. Keduanya saling berpelukan gentle, penuh persahabatan.

Bersama-sama, mereka mengitari sekitar sekolah.

“Apa maksudmu datang ke sini?”

Nothing,” Hyukjae menggeleng.

“Sampai kapan kau akan menempeliku terus?”

“Siwon, pikiranmu sangat aneh.”

“Kembali kau ke Amerika!” Siwon menendang pelan kaki Hyukjae.

“Aissh! Heii!” geram Hyukjae.

Hyukjae dan Siwon adalah dua orang yang bersahabat akrab sejak masih di bangku SMP. Mereka terpisah saat Hyukjae dan keluarganya pindah ke Amerika dua tahun lalu.

Mata Hyukjae tertuju pada seorang siswa yang berjalan dari arah berlawanan. Potongan rambut yang sesuai dengan bentuk wajahnya, rambut halus itu disapu angin hingga sesekali menutupi wajahnya, tatapan matanya juga cukup tajam. Siswa itu terlihat sangat cool dan keren. Wajah imut dan tampan juga gaya jalannya yang… tunggu dulu! Hyukjae tertegun ketika menyadari sesuatu.

Tampan?

Ia memandangi seragam yang dikenakan oleh siswa itu. Pandangannya lalu beralih pada Siwon. “Kau bilang sekolah ini sangat disiplin?” ujar Hyukjae.

“Itu benar,” Siwon berkata mantap.

“Bagaimana dengan yang itu?” tanya Hyukjae. Siwon memandangi siswa yang dimaksud oleh Hyukjae.

“Apa maksudmu?” Siwon terlihat bingung.

“Aku tak pernah menemui hal seperti ini,” Hyukjae berpaling sejenak, ia lalu kembali menoleh pada Siwon dengan tatapan kesalnya. “Mana ada sekolah yang membiarkan murid laki-laki berseragam wanita?”

Siwon kembali menatapi siswa yang dimaksud Hyukjae.

“Kau gila,” tatap sinis Siwon. “Bodoh~ dia itu perempuan, a girl. Kau mengerti?”

Girl? Gosh…are you kidding me?” Hyukjae begitu terkejut mendengar pria tampan yang dimaksudnya adalah perempuan.

“Dia Hyun Bi Hyul, sekelas denganku.”

“Benarkah?”

“Dia memang sudah seperti itu. Bahkan jika kau bertemu dengannya di luar sekolah, kau tak akan tahu jika dia adalah seorang perempuan,” Siwon memberikan penjelasan yang hanya dibayar dengan anggukan kepala Hyukjae “Fans wanitanya sangat banyak.”

Really?”

“Terutama gadis-gadis dari sekolah lain yang hanya melihatnya tanpa seragam sekolah. Sebenarnya, banyak siswi di sekolah ini yang mengaguminya.”

“Sulit dipercaya,” gumam Hyukjae.

“Bi Hyul!”

Gadis berpotongan mirip anak lelaki itu menoleh, ia memandangi dua orang gadis lainnya yang berlarian menghampirinya. Bersama-sama, ketiga gadis itu berjalan ke suatu tempat. Dengan sudut matanya, Siwon memandangi si gadis berambut ikal berbando telinga kelinci yang panjang—gayanya memang sangat mencolok. Gadis itu tertawa riang sambil melompat-lompat pelan di sekitar dua sahabatnya, tangannya memegangi permen lolipop berukuran besar.

BRUGH!

“Eisshh, Song Hyori!” gadis berambut lurus panjang memandang dengan kesal pada sahabatnya yang telah tersungkur itu. Ia sangat kesal dengan sikap kekanak-kanakan gadis bernama Hyori.

“Kau tak apa-apa?” gadis itu terkekeh ketika dibantu berdiri oleh si tomboy Hyun Bi Hyul. Mereka segera pergi meninggalkan tempat itu.

Siwon mendengus pelan, tapi matanya masih tertuju pada tiga gadis tadi yang semakin menjauh.

“Ada apa denganmu?” Hyukjae tak mengerti dengan ekspresi Siwon.

“Tidak,” jawab Siwon. “Menggelikan. Kumpulan orang aneh,” dengusnya lagi, segaris senyum sinis terlihat di ujung bibirnya.

“Siapa? Gadis-gadis tadi?”

Siwon memandangi Hyukjae. Menjawab pertanyaan itu membuatnya kesal.

Of Course. Berempat adalah gadis aneh. Hyun Bi Hyul, gendernya masih diragukan banyak orang. Song Hyori, dia sangat ceroboh—lalu, Kang Min Kyung, gadis itu berada di peringkat kedua tapi temperamennya buruk, selalu cepat marah,” Siwon menjelaskan dengan malas kepada Hyukjae yang hanya mengangguk pelan. “Mereka tak pernah bergaul atau mencoba berteman dengan orang lain—aku rasa memang tak ada yang mau bersahabat dengan kumpulan gadis aneh itu. Lebih mengesalkan, mereka semua sekelas denganku.” tambah Siwon, ia menyeringai.

“Siwon, kau tak berubah,” Hyukjae menatap lekat wajah sahabatnya itu.

“Bodoh.”

“Lalu, siapa gadis yang satunya lagi?”

Siwon mengernyit.

“Bukankah tadi kau mengatakan berempat?” Hyukjae menunjukan keempat jarinya kepada Siwon. Wajah Siwon bertambah kesal.

“Demi kebaikanmu, aku sarankan kau tak perlu tahu tentang dia.”

“Mengapa?” Hyukjae bertanya dengan begitu polosnya.

“Bukan sesuatu yang penting. Aku hanya berusaha menyelamatkan pertumbuhan mental dan otakmu,” senyum simpul Siwon.

GOSH!” geram Hyukjae. “Aisshh, kau memang tak pernah bisa berubah Choi Siwon,” Siwon hanya tertawa pelan melihat kekesalan Hyukjae.

Daun-daun berwarna kemerahan berguguran dengan ramai di halaman Chongdam High School. Cuaca siang itu pun sangat baik. Perhatian Hyukjae teralih pada daun-daun yang terlihat cantik, ia kembali mengatur lensa kameranya dan dengan sigap berusaha membidik sasaran dengan kamera SLR miliknya.

KLIK. KLIK.

Terdengar jepretan kamera Hyukjae. Ia tersenyum puas. Hyukjae kembali mencari sudut pandang terbaik lewat kameranya—Siwon hanya memperhatikan Hyukjae yang tampak seperti seorang photographer professional.

Ketika Hyukjae telah siap untuk membidik sasarannya, tiba-tiba saja matanya menangkap sesuatu yang lain. Wajah pemuda itu berubah seketika. Ia tampak tegang. Ia memperjelas daya tangkap kamera itu—dan apa yang dilihatnya tak berubah. Seorang gadis, ah bukan—sosok mengerikan terlihat di sana. Gadis berambut panjang, wajahnya hampir tak terlihat karena terhalang oleh rambut panjang ikalnya.

Gadis itu memakai pakaian yang mirip seragam Chongdam High School, hanya saja pakaiannya berwarna hitam pekat berbeda dengan seragam Chongdam High School yang berwarna biru. Begitu banyak accessories mengerikan yang menempel di tubuhnya. Tangan Hyukjae mulai gemetar, bibirnya terkatup rapat. Ia merasa telah menerima sambutan dari ‘penghuni’ lain di sekolah barunya, apalagi daun-daun yang berguguran di sekitar gadis itu semakin menambah kesan aura angker dan suram.

“Kau baik-baik saja?” Siwon menyadari perubahan sikap Hyukjae. Pemuda itu menoleh pada Siwon, wajahnya telah pucat tanpa darah.

“Tidak—ah, bagaimana…tapi, aku merasa melihat hantu.”

Siwon mengikuti arah pandang Hyukjae yang masih tertuju pada sosok menyeramkan yang melintas tak jauh dari mereka, di antara sapuan angin yang mempermainkan rambut hitam legamnya.

“Aku mengerti,” ujar Siwon pelan.

Hyukjae menatap tajam pada Siwon, ia kembali memandangi sosok mengerikan itu.

“Kau—bisa melihatnya juga?”

Siwon mengangguk.

Really?” Debaran jantung Hyukjae mulai berdetak dengan teratur menyadari ia tak sendiri menyaksikan pemandangan sangat mengerikan itu.

“Semua juga melihatnya.”

What?” debaran jantung Hyukjae kembali bekerja lebih keras, ia terkejut mendengarkan keekstriman hantu wanita yang ternyata meneror seluruh penghuni sekolah. Siwon mendesah pelan.

“Itulah sebabnya aku katakan, kau tak perlu melihatnya.”

“Apa?”

“Tidak tahu,” jawab enteng Siwon

“Aishh, Choi Siwon!” geram Hyukjae. Ia berusaha untuk menahan emosinya

“Dasar bodoh,” ledek Siwon. Hyukjae menggeram. “Dialah orang keempat yang kau tanyakan tadi.”

“Jadi maksudmu, dia itu bukan—hantu?”

Right. Gadis itu adalah saudara kembar Song Hyori, dia—Song Hyena. Sudah kubilang kau tak perlu tahu tentangnya. Dalam kasus terberat, dia sering membuat murid-murid kehilangan kesadaran setelah melihat kemunculannya yang tiba-tiba. Beruntung kau hanya mengalami halusinasi sesaat.”

“Jika dia manusia, mengapa berdandan seperti itu?”

“Berapa kali harus kukatakan, mereka itu adalah kumpulan orang-orang aneh,” terang Siwon, ia kesal. “Kakeknya adalah pemilik sekolah ini, tentu saja tak ada yang berani menentang gadis mengerikan itu karena caranya memodifikasi seragam dan juga dandanannya. Murid-murid bahkan guru, tak ada yang tahan berhadapan dengannya selama dua menit—pengecualian untuk kumpulan anehnya itu.”

***

Sebuah café di kota Seoul.

Dddrrrttt… ddrrrtttt..

Bi Hyul mengeluarkan ponsel yang bergetar dari saku celananya. Tak berapa lama tatapannya berubah kesal.

Honey...aku merindukanmu,” suara manja seseorang terdengar sebelum Bi Hyul sempat mengucapkan kata-kata. Gadis itu langsung menjauhkan ponsel dari telinganya.

“Hei~ mengapa terus memanggilku honey?”

Aku mengerti. Aku baru sampai. Sekarang masih di airport. Waah, gadis-gadis di sini sangat cantik.

“Aissh,, berhenti menggangguku.”

Kau merasa terganggu? Bi Hyul, bukankah itu artinya kau sedang cemburu?

“Kau tak salah bicara?” Bi Hyul menggeram tak percaya mendengar kata-kata itu. Ia langsung mengakhiri pembicaraan singkat dan menyebalkan itu.

“Siapa?” tanya Hyori. Gadis itu langsung menyeruput habis minumannya.

“Laki-laki bodoh itu—aku kira akan lega ketika akhirnya dia pindah ke London,” Bi Hyul mengepal erat tangannya.

“Donghae Oppa? Ah, tiba-tiba saja aku merindukannya. Mengapa harus pindah mendadak seperti itu?” Min Kyung mengaduk-aduk jus alpukatnya. Bi Hyul hanya mencibir mendengar Min Kyung merindukan lelaki yang terus mengganggu hidupnya itu.

“Lihatlah—arah jam 12, mereka kerenkan?” Hyori tersipu-sipu malu. Min Kyung dan Bi Hyul menatapi sekumpulan pemuda yang duduk tak jauh dari tempat ketiga gadis itu, sepertinya mereka mahasiswa.

“Terhadap si galak itu, akhirnya kau menyerah juga,” Bi Hyul tersenyum tipis.

“Tidak mau!” tolak Hyori mentah-mentah. “Aku akan terus menyukai Siwon,” Hyori telah lama diam-diam menyukai Ketua Osis galak itu.

“Baiklah, silahkan gantung cita-citamu setinggi langit.”

“Mengapa kalian masih berdebat?” Min Kyung memandangi kedua sahabatnya dengan kesal. Gadis itu memang selalu cepat marah, “Tak baik ribut di tempat umum,” kata Min Kyung lagi dengan nada yang telah stabil, lebih tepatnya setengah malu-malu.

Mata Min Kyung tertuju pada mahasiswa-mahasiswa tadi yang tampaknya memperhatikan mereka. Ia menyelipkan rambut di belakang telinganya—mempertontonkan telinganya yang ikut memerah seperti pipinya.

“Astaga, gadis ini!” Bi Hyul kesal melihat tingkah Min Kyung yang memalukannya.

“Ya Tuhan…dia memang selalu bermasalah dengan hormonnya,” sambung Hyori, santai.

“Tunggu sebentar,” ujar Min Kyung.

Mendadak mereka merasa bahwa suasana café telah berubah. Ke mana perginya pengunjung lain? Ke mana perginya mahasiswa-mahasiswa tampan tadi? Mengapa café mendadak sunyi senyap? Ketiga gadis itu saling berpandangan dengan sorot mata aneh.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA….

Teriakan histeris panjang seorang wanita yang terdengar sangat menyeramkan tiba-tiba saja menggema di ruangan itu.

JLEB!

Seorang gadis berambut panjang dengan pakaian hitam legam telah berdiri di dekat tempat duduk mereka. Sekejap, Hyori langsung memeluk Bi Hyul yang paling dekat dengannya.

“Song Hyena! Tak bisakah kau muncul dengan sewajarnya?” Min Kyung telah naik pitam. “Kau merusak segalanya,” kesal Min Kyung sambil mengigit bibir bawahnya, ia menatap nanar ke tempat duduk mahasiswa-mahasiswa tadi—tempat duduk yang telah kosong tak berbekas.

“Ada apa?” tanya sosok Hyena.

“Ada apa? Astaga kau masih bertanya begitu?” Min Kyung mendelik. “Oh, leherku—Bodoh! Karena kau semua orang kabur!” geram Min Kyung sambil memegangi belakang lehernya yang menegang.

Salah satu efek samping jika bersama-sama dengan Hyena, semua orang yang melihatnya akan kabur seketika—lari pontang-panting.

“Bukankah mereka terlalu berlebihan?” Hyena duduk bergabung dengan teman-temannya.

“Apa?” Min Kyung menatap kesal pada gadis itu, ia tak percaya mendengar kata-kata Hyena.

Dasar Hyena yang mengerikan dan bodoh, itu bukan tindakan berlebihan. Jelas saja semua akan kabur secepat kilat jika melihat dirinya yang lebih mirip arwah penasaran.

“Hyena, tak bisakah kau muncul dengan cara yang lebih terhormat?” Hyori memandangi saudara kembarnya. “Ayah, Ibu, aku ingin menukar saudaraku! Aku tak mau adik mengerikan seperti dia,” Hyori menunjuk wajah Hyena yang hanya tenang-tenang saja.

“Hyori, kau tak perlu segila itu,” dengus Bi Hyul.

“Bayangkan posisiku yang selalu bertemu dengannya, aku harus menguatkan jantungku—sebaiknya aku medical check up, aku yakin aku telah menderita penyakit jantung akut”

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Lengkingan mengerikan wanita tadi kembali menggema di café yang masih senyap itu.

Hallo,” Hyena mengangkat ponsel “Sungguh? Aku mengerti,” suaranya sedikit meninggi. Ia lalu menutup telepon itu dengan bersemangat.

Ia pasti baru saja menerima kabar ‘baik’ yang selalu membuatnya bersemangat. Hyena langsung menoleh pada tiga gadis lainnya

“Aku mendapatkan video asli itu. Pembantaian satu keluarga di Busan,” Hyena menyeringai puas.

Terlalu bahagia ia langsung menceritakan kabar itu tanpa diminta oleh tiga gadis yang hanya memandanginya nanar.

“Jangan khawatir, akan aku copykan untuk kalian,” kata Hyena memamerkan senyuman yang membuat ketiga gadis itu bergidik. Tampaknya ia salah mengartikan tatapan nanar ketiga gadis itu.

“Tidak mau!” Terdengar paduan suara ketiga gadis itu, mereka menolak mentah-mentah kebaikan hati Hyena yang hanya muncul sekali dalam setahun.

“Hyena, sebaiknya ganti ringtone mengerikanmu itu, please~” Bi Hyul sedikit memohon. Setiap kali mendengar ringtone Hyena, mereka selalu merasa roh mereka berpencar.

“Baiklah,” Hyena mengangguk lemas.

***

Hyena berjalan dengan tergesa-gesa dari kamarnya. Ia menutup pintu kamarnya dengan kasar.

“Hyena, mau kemana?”

“Ibu,” Hyena memandangi Ibunya yang sedang duduk di ruang tamu, terlihat sebuah majalah fashion di tangannya. “Ada yang ingin kubeli.”

“Begitu?” Ia memandang Hyena, “Baiklah, jangan terlalu lama,” katanya lagi, matanya tertuju pada jam dinding yang telah menunjukkan pukul 8 malam. Hyena menyeringai lalu secepatnya menghilang dari hadapan Ibunya.

~~~

Malam hari di kota Seoul memang terasa sangat hidup. Jalanan dan aktivitas lalu lintas yang begitu padat. Lampu-lampu yang terlihat di setiap tempat. Pejalan kaki yang memenuhi ruas jalan maupun trotoar. Hyukjae salah satu dari pejalan kaki itu. Ia berjalan melalui deretan toko di pinggir jalan. Kamera SLR tampaknya tak pernah jauh darinya.

Terjadi kegaduhan disebuah tempat, tepatnya jarak beberapa tokoh dari tempat Hyukjae berpijak. Hyukjae mengawasi orang-orang yang berlarian, beberapa Ibu terlihat sibuk menenangkan anak mereka yang menangis histeris. Hyukjae mengedarkan pandangannya. Ia terpekik tanpa suara, dengan segera berbalik arah. Hyukjae melangkah tergesa—lalu langkah kakinya melambat dan akhirnya berhenti, dahinya berkerut.

Pemuda itu kembali menoleh ke tempat sebelumnya. Ia membuang nafas lega memandangi sosok gadis menyeramkan berpakaian hitam, gadis yang lebih pantas dikatakan hantu daripada manusia. Hyukjae menyadari jika yang mereka saksikan saat itu bukanlah hantu, tapi gadis aneh di sekolahnya, Song Hyena. Gadis itu berdiri di depan etalase sebuah toko. Dahi Hyukjae semakin berkerut, ia ikut memandangi etalase tersebut. Sedikit membingungkan bagi pemuda itu, etalase itu tak ada sesuatu yang menurut Hyukjae dapat menarik perhatian Hyena.

Hanya gaun putih yang sedang terpasang disebuah manekin. Gaun putih selutut itu terlihat sangat cantik. Hyukjae tak yakin jika gaun itu yang dipandangi oleh Hyena. Yah, rambut gadis itu menutupi hampir sebagian wajahnya sehingga membuat Hyukjae tak dapat menatap mata gadis itu—ia hanya ingin tahu ke mana pandangan Hyena. Apakah mungkin gaun yang diluar kriteria gadis itu?

Tanpa sadar, Hyukjae telah mengarahkan kameranya pada Hyena, dan memotretnya. Setengah jam lamanya Hyena berdiri di depan etalase toko tanpa menyadari seseorang sedang memandanginya dari jauh. Hyena melangkah meninggalkan tempat itu. Hyukjae mengikuti Hyena. Gadis itu kembali berhenti di halte dan disambut teriakan histeris orang-orang yang sedang menunggu bus di halte—mereka lari menyelamatkan diri dari sosok mengerikan Hyena. Segaris senyum tersungging di bibir Hyukjae saat menyaksikan kejadian itu.

***

“Hyori, di mana adikmu itu?” tanya Bi Hyul selepas pelajaran jam pertama. Hyena tak terlihat sejak bel masuk berbunyi.

“Tak tahu,” Hyori menjawab dengan enteng.

“Tak tahu?” Min Kyung mendelik. “Song Hyori!” ia sangat kesal dengan sikap malas tahu Hyori.

Mereka sama-sama tahu betapa berbahayanya jika membiarkan Hyena berkeliaran, terakhir kali, orang tua si kembar itu harus membiayai perawatan junior mereka yang tak sadarkan diri di rumah sakit selama seminggu setelah melihat Hyena. Beruntung mereka berasal dari keluarga kaya sehingga masalah biaya tak begitu berpengaruh.

“Aku mengerti. Aku mengerti,” elak Hyori. “Sepertinya dia sedang frustasi berat.”

“Frustasi?”

“Apa yang terjadi padanya?”

“Orang itu membatalkan transaksi dengan Hyena”

“???”

Hyori memandangi Bi Hyul dan Min Kyung yang masih tak mengerti.

“Video pembunuhan keluarga di Busan,” terang Hyori. Min Kyung dan Bi Hyul mengangguk paham sekaligus lega mendengar berita itu.

***

Hyukjae melambaikan tangan pada Siwon. Ia lalu kembali memotret. Beberapa saat, Siwon hanya membiarkan Hyukjae yang sedang mengabadikan objek dengan kameranya.

“Kau gila!”

“Siwon—jangan cemas, aku belum mendekati taraf itu,” ujar Hyukjae. Ia terus saja memotret.

“Kau tak punya objek lain selain itu?” Siwon menunjuk-nunjuk Hyena yang sedang duduk tenang di sebuah kursi, di halaman Chongdam High School.

“Tidak.”

“Aissh!” geram Siwon. Ia kesal melihat Hyukjae yang terus memotret gadis mengerikan itu, “Hyukjae, di mana kepalamu terbentur?” Siwon meraih kepala Hyukjae dan memeriksa dengan kasar.

“Aku baik-baik saja,” elak Hyukjae, ia berbalik mendorong tubuh Siwon tak kalah kasarnya.

“Begitukah?” Siwon mengernyit. “Lalu apa maksudmu? Dari hari ke hari kau terus memotret gadis mengerikan itu?”

“Aku tak tahu,” Hyukjae mengerjap. “She’s unique.

“Kau menyukainya?” Siwon menatap takut-takut pada Hyukjae, ia khawatir mendengar jawaban sahabatnya itu.

Namun Hyukjae hanya memutar bola matanya sejenak berpikir, lalu kembali memotret. Siwon mendesah.

“Mau ke mana?”

Hyukjae menatap Siwon yang hendak pergi.

“Rapat.”

“Ada apa? Akhir-akhir ini kalian sangat sibuk.”

Halloween.

Halloween?”

Hyukjae sedikit heran mendengar jawaban itu.

“Ini sudah pertengahan bulan Oktober, kau ingatkan?”

“Aku tahu. Tapi aku tak mengira sekolah ini merayakan Halloween,” Hyukjae terlihat berpikir. Setahunya tradisi Halloween hanya berlaku di negara-negara Eropa.

“Aku tak tahu. Ini sudah tradisi turun temurun di sekolah. Pesta dansa Halloween,” jawab Siwon. “Baiklah, lanjutkan saja sesi foto horrormu,” ia menepuk-nepuk pelan punggung Hyukjae. Pemuda itu hanya tersenyum kecut memandangi kepergian Siwon.

Hyukjae kembali memandangi Hyena yang masih setia di kursi taman itu. Kau menyukainya? Pertanyaan Siwon tiba-tiba saja melintas di kepala Hyukjae. Ia lalu mengawasi Hyena. Gadis itu dipenuhi dengan kesan angker.

“Lee Hyukjae—focus!” Hyukjae menggeleng kasar. Ia menepis pertanyaan Siwon jauh-jauh.

Meskipun berusaha untuk menepis, perhatian Hyukjae tetap saja tertuju pada Hyena. Belakangan ini, ia selalu merasa Hyena itu menarik. Ada sesuatu dalam diri gadis mengerikan itu, sesuatu yang selalu dicari oleh Hyukjae dengan kameranya. Memotret gadis itu—setiap waktu. Hyukjae kembali mengarahkan kameranya kepada Hyena yang tak pernah menyadari gambar dirinya yang telah dicuri oleh Hyukjae.

Hyukjae menyetel lensa kameranya, memperkecil jarak pandang. Angin musim gugur sedang memainkan perannya. Angin bertiup lebih kencang dari biasanya, menyibak rambut yang selalu menutupi sebagian wajah Hyena. Gadis itu memejamkan mata, menghindari angin kencang yang menyerobot ke dalam matanya. Rambut ikal Hyena melambai-lambai dipermainkan angin, mempertontonkan seluruh wajahnya.

Sementara itu, Hyukjae telah mematung. Matanya sedikit melebar melihat wajah itu. Meskipun dengan eye liner yang cukup tebal juga bibir yang tampak pucat, tetap saja jantung Hyukjae bekerja lebih keras. Sekian detik Hyukjae tertegun memandangi keseluruhan wajah Hyena yang terlihat dengan jelas.

Tanpa pikir panjang, Hyukjae segera memotret gadis itu. Ia semakin memperkecil jarak sehingga membuat wajah gadis itu terlihat semakin jelas. Hyukjae kembali tertegun. Ada air mata yang mengalir dari mata Hyena yang terpejam. Gadis itu menyisir rambutnya dengan jemari tangannya—ia terlihat cukup frustasi. Hyukjae diliputi rasa penasaran, tak menyangka gadis seperti Hyena bisa meneteskan air mata.

“Apa yang terjadi padanya?” Bisik Hyukjae dalam hati.

“Aku.. ingin video itu,” desah pelan Hyena.

Dasar Hyena. Air mata Hyena yang sangat berharga itu menetes karena ia belum berhasil memperoleh video pembunuhan di Busan. Astaga, Hyena—menangis seseguk dan sesedih itu hanya karena video sadis itu? Benar-benar gadis aneh!

***

Hyena melangkah lemas ke dalam kantin, di mana Min Kyung, Hyori dan Bi Hyul telah menantinya. Kedatangannya disusul oleh kepergian siswa-siswi lain yang memilih menjauh agar tak melihat sosok menyeramkan Hyena.

I hate you,” geram Min Kyung. Kantin yang semula penuh sesak kini hanya tersisa beberapa murid di dalamnya, murid-murid yang dipastikan memiliki mental dan mungkin iman yang sangat besar. “Hyena, berhentilah bersikap tak masuk akal seperti itu.”

“Bodoh,” Jawab Hyena—malas tahu.

“Apa yang kalian ributkan?” kini Bi Hyul yang mulai tersulut emosinya.

“Jangan berpura-pura tak mengerti, Bi Hyul,” Min Kyung membelalakkan matanya. “Gadis ini, dia membuat semua orang ikut menjauhi kita.”

“Tidak,” ujar Bi Hyul. “Tanpa Hyena, kita akan tetap seperti ini. Kalian mengerti?”

Gosh… kita memang sangat akrab,” Hyori terkagum-kagum memandangi tiga gadis yang bersamanya. Min Kyung dan Bi Hyul mendesah kesal pada Hyori yang polos—terlalu polos hingga mendekati taraf bodoh.

“Ah, aku baru ingat.”

“Sesuatu yang penting?” Bi Hyul memandangi Min Kyung.

“Pesta dansa Halloween.

“Lalu?”

“Kalian tak ingin ikut?”

“Aku tak tahu,” jawab Hyori. “Mungkin seperti tahun lalu, kita ikut memeriahkan suasana.”

“Lupakan!” tolak Bi Hyul. Ia masih belum bisa melupakan kejadian tahun lalu. Tanpa sepengetahuannya dan Min Kyung—Hyori mendaftarkan mereka sebagai pengisi acara. Alhasil, kejadian memalukan itu terjadi di mana ketiganya harus menyanyi di atas panggung dan yang lebih memalukan saat Hyori yang sedang menari-nari konyol tanpa menyadari jika rok yang dikenakannya telah melorot.

“Tidak!” Min Kyung berteriak histeris. Ia menutup wajahnya. “Bi Hyul, kenapa mengingatkanku pada kejadian gila itu?”

“Maafkan aku.”

“Baiklah,” Hyori beringsut-ringsut lemas karena usulannya di tolak. Kedua sahabatnya tak ingin mengulangi kejadian gila yang membuat mereka trauma, apalagi membuka luka memalukan itu.

“Beruntung saat itu kau tak dating,” Min Kyung kini menoleh pada Hyena.

“TIDAAAAAAAK!”

Min Kyung, Bi Hyul dan Hyori hamir terjerembab ke lantai karena teriakan histeris Hyena. Pandangan murid-murid yang berada di kantin terarah pada mereka. Hampir saja serangan jantung masal terjadi di situ.

“Hyena, ada apa?” tanya Min Kyung panic.

Hyena memandangi ketiga gadis itu dari balik rambutnya.

“Kau tak apa-apakan?” Bi Hyul ikut cemas.

Hyena masih terdiam. Dia akhirnya bersuara, “Jangan menyebutkan kata-kata itu lagi,” gumam Hyena.

“Hyena?” Hyori tak mengerti maksud saudarinya itu.

“Tidak hadir saat Halloween… itu kejadian paling buruk dalam hidupku.”

“APA?” ketiga gadis itu kembali tertegun mendengar pengakuan Hyena. Setelah membuat mereka cemas, mengira telah terjadi sesuatu yang buruk pada Hyena—ternyata, ia berteriak histeris hanya karena tahun lalu tak dapat menghadiri pesta dansa Halloween.

My God…rasanya aku ingin mati saja!” geram Bi Hyul. Ia sangat kesal.

Tahun lalu, Hyena tak dapat menghadiri pesta dansa Halloween di sekolah karena ia harus terbaring di rumah sakit—ia menderita kekurangan cairan dan gizi. Penyebabnya hanyalah Hyena yang tak makan berhari-hari demi konsep Halloweennya, ia bertekat untuk terlihat seperti patung tengkorak di ruang Laboratorium.

“Tahun ini aku harus hadir. Dan aku akan berpenampilan paling menyeramkan—keseraman yang tak pernah kalian bayangkan hihihihi,” Hyena tersenyum lebar, lebih mirip seringaian yang sangat mengerikan. Mendadak bulu kuduk ketiga gadis lainnya berdiri.

“Aku ingin mati bersamamu Bi Hyul,” Min Kyung memandangi Bi Hyul dengan lirih. Rasanya tak sanggup mendengarkan apalagi membayangkan penampilan Hyena saat Halloween nanti.

“Mari mati bersama,” sambung Hyori.

BUNUH...

Suasana begitu hening ketika terdengar suara serak itu. Min Kyung, Bi Hyul dan Hyori tak bergeming.

BUNUH...AKAN KUBUNUH...BUNUH KALIAN SEMUA…

Hiiiiiiii….. ketiga gadis itu merasa roh mereka melompat keluar dari raga setelah mendengar desahan berat yang mengerikan itu.

“Siapa itu?” bisik Hyori. Min Kyung dan Bi Hyul menggeleng cemas, mereka berusaha mencari sosok aneh. “Mungkinkah akan ada pembunuhan berantai di sekolah kita?”

“Aissh! Song Hyori, berhenti mengatakan hal-hal gila seperti itu!” bentak Min Kyung kasar.

Wajah mereka mulai pucat. Satu-satunya bersikap tenang hanyalah Hyena—tentu saja hanya dia.

BUNUH...AKAN KUBUNUH...BUNUH KALIAN SEMUA…

Tiga gadis itu langsung berpegangan tangan ketika suara itu kembali terdengar.

“Hallo…”

Mereka tertegun saat Hyena dengan santainya mengangkat telepon. Mereka memandangi Hyena yang begitu asyik berbicara. Tatapan penuh tanya dan curiga.

“Apa ini?” Hyori menatap Hyena yang baru saja mengakhiri pembicaraan singkatnya.

“Bagaimana? Ringtone baruku? Sudah kuduga, kalian menyukainya,” nada Hyena terdengar sangat girang, dan dengan seenaknya ia menarik sebuah kesimpulan atas tatapan berkaca-kaca tiga gadis itu.

“APA KATAMU?” lagi-lagi paduan suara kekagetan ketiga gadis itu.

“BODOH!!! Kau hampir membuatku menutup usia beberapa menit lalu!” Min Kyung memukul kepala Hyena dengan buku yang dipegangnya.

“Min Kyung, sakit,” ringis Hyena. “Aku sudah menuruti permintaan kalian untuk mengganti ringtone. Kalian ingat?”

Idiot, ganti ringtonemu tapi bukan dengan ringtone sejenis itu,” ujar Bi Hyul.

“Dasar gila,” geram Hyori. Ia mengelus-elus dadanya. Jantungnya masih berdetak hebat setelah mendengar ringtone Hyena.

“Hyori, lihat siapa yang datang.”

Hyori mengikuti arah pandang Min Kyung dan wajahnya langsung berbinar-binar melihat kedatangan Siwon bersama Hyukjae.

“Demi Zeus ayah dari Hercules…betapa tampannya dia~ Siwon—my man,” kata Hyori sambil melipat kedua tangannya di bawah dagunya.

“Dan betapa kejamnya dia,” lanjut Min Kyung. Mereka mengawasi Siwon dan Hyukjae yang duduk tak jauh dari tempat mereka.

Hyori hanya mencibir mendengar ucapan Min Kyung.

“Tapi siapa yang bersamanya?” Min Kyung memandangi sosok Hyukjae yang tertawa pelan ketika bercerita dengan Siwon.

“Tanyakan saja padanya,” Bi Hyul ikut memandangi Hyukjae. “Ah, aku baru ingat.”

“Ada apa?”

“Hyena, sepertinya kau seorang punya penggemar.”

Mereka bertiga memandangi Bi Hyul. Diam.

“Penggemar? Apa maksudmu?” Hyori berusaha untuk mencerna perkataan Bi Hyul

“Anak itu, dia selalu mengawasi Hyena.”

“Kau bicara apa?” Min Kyung semakin tak mengerti.

“Dia sering sekali memotret Hyena.”

“Apa?” Min Kyung dan Hyori tersentak.

“Hyena, aku rasa dia menyukaimu.”

Hyena terdiam mendengar ucapan Bi Hyul. Ketiga gadis lainnya menatap Hyukjae—pemuda itu begitu asyik bercengkrama dengan Siwon. Tawa cerianya yang memamerkan deretan gigi putihnya, rambut coklatnya tampak berkilau. Mereka tak dapat memungkiri, jika Hyukjae itu makhluk yang menarik dan tampan. Lalu membayangkan perkataan Bi Hyul jika siswa tampan itu menaruh hati pada Hyena, gadis sangar dan mengerikan?

“Tidak mungkin!” Hyori menggeleng kasar.

“Sangat mustahil!” Min Kyung mengangguk optimis.

“Aku rasa begitu, ah—dia pasti gila,” sambung Bi Hyul.

Tak satupun dari ketiganya yang mencoba memikirkan kemungkinan terkecil jika Hyukjae menyukai Hyena. Mereka sama sekali tak perduli dengan perasaan Hyena—yah, meskipun Hyena tak akan pernah perduli dengan ucapan tiga gadis itu.

“Lalu, untuk apa dia mengambil foto Hyena?”

“Jangan tanyakan padaku” Bi Hyul menjawab pertanyaan Min Kyung.

“Mungkin saja Siwon yang menyuruhnya. Mereka pasti membutuhkan gambar seram sebagai wall untuk Halloween,” terka Hyori, ia memutarkan bola matanya. Mendadak seringai khas keluar dari mulut Hyena, sepertinya ia sangat senang mendengar ucapan Hyori barusan. “Ah, salah—kecuali Siwon sudah gila, baru melakukan itu,” tepis Hyori, disusul dengan Hyena yang mengendur—lemas di tempat duduknya.

“Aissh, Aku tak tahu,” Min Kyung tak sanggup memikirkan alasan Hyukjae memotret Hyena.

“Sepertinya mereka terus melihat kesini,” ujar Hyukjae. Siwon ikut mengawasi keempat gadis aneh yang memandangi mereka dengan tatapan yang tak kalah aneh.

“Abaikan saja.”

“Iya.”

Hyena tiba-tiba saja berdiri dengan kasar membuat ketiga gadis lainnya heran. Pandangan Hyena tertuju pada Siwon dan Hyukjae.

“Hyena, ada apa?” tanya Hyori

Gadis itu hanya diam. Tatapan tajam menjurus kepada Hyukjae.

“Siwon, apa hanya perasaanku saja? Gadis itu sepertinya terus menatap ke sini,” Hyukjae melirik Siwon dengan ekor matanya.

“Aku melihatnya,” gumam Siwon.

“Hei! Apa dia sedang menuju ke sini?”

Hyukjae sedikit cemas melihat Hyena yang mulai bergerak. Langkah kakinya tertuju pada mereka.

“Hyena, mau kemana kau?”

Hyena tak memperdulikan seruan Min Kyung. Ia terus melangkah maju, tatapan lurusnya tertuju pada Hyukjae yang mulai beringsut-ringsut. Gadis itu berhenti tepat dihadapan Hyukjae.

Hyukjae dan Siwon hanya saling pandang heran, lalu mengalihkan pandangan mereka pada Hyena yang mematung di hadapan mereka.

“Hyena, ada apa?” Hyukjae tak tahan menanggung rasa ingin tahunya melihat kedatangan Hyena.

Hyena menarik kasar kemeja Hyukjae, pemuda itu tersentak. Siwon pun tak kalah terkejutnya.

“SONG HYENA! APA KAU GILA?” Min Kyung berteriak histeris melihat tingkah Hyena.

“Hyena, apa yang sedang kau lakukan?” Tanya Siwon.

Hyukjae tak mampu melakukan apapun, ia masih terkejut dan tubuhnya yang sedikit gemetar terlihat dengan jelas.

Hyena tak memperdulikan satupun dari mereka. Ia terus mencengkeram erat kemeja Hyukjae, menarik dengan kasar sehingga jarak di antara mereka sangat tipis.

Gadis itu memandangi wajah Hyukjae yang begitu dekat—Hyukjae mengerjap, ia sangat tegang. Tatapan mata Hyena perlahan turun ke leher Hyukjae, membuat bulu badan pemuda itu meremang, dadanya sesak ketika menyadari tatapan Hyena tertuju pada lehernya.

“Ada—ada apa?” Hyukjae mulai was-was. Ia memandangi bibir Hyena, berharap tak ada taring yang menyembul dari bibir gadis itu.

“Astaga, sangat menggiurkan~” Desah Hyena.

Bola mata Hyukjae semakin melebar. Ia dapat melihat air liur yang tertelan paksa melewati kerongkongan Hyena.

DEG!

Debaran jantung Hyukjae seakan terhenti mendengar desahan juga melihat seringaian Hyena. Ia seperti telah melihat malaikat pencabut nyawa menantinya di pintu kantin.

“Kau mau apa?” Hyukjae benar-benar berada dibatas kekuatannya.

Hyena terdiam cukup lama, ia tak sedikit pun melepas pandangannya dari leher putih Hyukjae—keadaan menjadi sangat sunyi.

“Di mana?” suara Hyena tercekat. “Di mana kau mendapatkannya?”

Pertanyaan Hyena memecah kesunyian.

“Apa?” Hyukjae begitu gugup.

“Kalung itu?”

“Apa?”

“Kau membelinya di toko mana?”

Mulut Min Kyung, Bi Hyul dan Hyori menganga lebar setelah mendengar pertanyaan bodoh Hyena. Siwon dan Hyukjae ikut-ikutan lemas, pikiran mereka sebelumnya telah kacau balau dan terlalu jauh berfantasi di alam liar. Hyena terus memandangi lekat kalung dengan bandul tengkorak di leher Hyukjae.

“Aku sudah mencarinya di seluruh Seoul. Apa mungkin penjual itu membohongiku?” tanya Hyena yang sebenarnya lebih ditujukan pada dirinya sendiri. “Kau beli di toko mana?” Hyena menatap mata Hyukjae.

GLEK!

Hyukjae menelan ludah. Sungguh diluar dugaannya, jika Hyena bersikap seperti itu hanya karena kalung—sebuah kalung yang bahkan ia sendiri lupa bagaimana bisa memilikinya.

“Ini…”

“Berikan kalung itu padaku!” todong Hyena. Hyukjae terperanjat. “Aku tidak meminta gratis,” ujar Hyena.

“Benarkah?” Hyukjae melirik tangan Hyena yang masih melekat di kemejanya.

“Ah, maaf,” Hyena melepas cengkeramannya

“Kau—menginginkan kalung ini?”

Hyena mengangguk antusias.

“Hyukjae, berikan saja! Kalung itu tak cocok denganmu. Cepat!” bujuk Siwon.

“Oh…Siwon, my man,” Hyori terkesima menyaksikan kebaikan hati Siwon. Sebetulnya, Siwon hanya tak tahan jika Hyena terus-terusan berada di situ—makanya ia meminta Hyukjae segera memberikan kalung itu agar Hyena lebih cepat pergi dari situ.

“Aku tak mau!”

“Lee Hyukjae?” Siwon terkejut mendengar penolakan Hyukjae.

“Mengapa?” tanya Hyena. “Aku akan membayarnya.”

“Tidak,” gumam Hyukjae.

“Benar-benar—gosh, anak ini…,” Ingin rasanya Siwon menendang sahabatnya itu ke black hole. Ia tak mengira jika Hyukjae sangat pelit.

“Jika kau benar-benar menginginkannya, aku rasa—aku bisa memberikannya padamu!”

“Benarkah itu?” Hyena berseri-seri.

“Tapi tak gratis!”

Siwon menghela nafas kesal. Hyukjae selain pelit juga sangat perhitungan.

“Aku mengerti,” angguk Hyena. “Berapa yang kau minta?” Hyena bersiap mengeluarkan uang dari dompetnya.

“Aku tak membutuhkan uangmu,” ucapan Hyukjae cukup membuat Hyena menatapnya—kebingungan. Hyukjae hanya tersenyum simpul, senyuman yang menyimpan misteri dan tanda tanya.

~to be continue~

oke, segitu dulu ya… ntar lanjut lagi. 😉

Don’t forget to leave your comment.

448 respons untuk ‘[Season 1] Crazy Time In Autumn (Part 1)

  1. jaemijhe berkata:

    Hmmm ternyata ada org seperti hyena hahaha lucu kali ya manusia tapi seperti hantu..

    Karena kalung tengkorak hyena sampe bikin org jantungan hahah.. Aku rasa ada udang di balik batu menurut hyukjae..

  2. Yeeun berkata:

    Astaga ngakak gw baca ney ff
    4 org cwe abnormal jd 1, pantas az siwon frustasi
    humornya dpt bgt, keep writing

  3. KIKI berkata:

    Geli.. Bikin ketawa aja.. Keempat gadis itu benar-benar kocak, aneh, dan gemes..
    Keren.. Kakak buat yang baca ketawa dan merinding juga. Kisah yang aneh Hyuk Jae 😀
    Hyuk Jae menunjukkan pesona nya. Mulai pendekatan juga…

  4. primdn berkata:

    Mrk kembar.. sulit d percaya eon ^^
    Hahaha
    Hyena knp kau membuat tertarik seorang hyuk oppa..
    Huh daebak..
    D tunggu syarat.a hyuk oppa yh..diperkiran mo d ajak k acara serem iti *senyum.evil
    Lanjut lanjut ^^

  5. gielda audria berkata:

    Eonni, aku udah lama ga baca cerita ini. Tiba tiba keingetan tentang si 4 bocah aneh dg masing masing pangerannya ini. So, aku baca ulang deh. Biarpun dulu udah baca berulang ulang dan udah apal tetep aja ya, ngakak bacanya..

  6. kim vikyu_94 berkata:

    ff kedua yang aku baca disini ..
    Mencoba move on dari dewa Yeom dan rambut kuncirnya 😀
    ceritanya menarik , tapi belum bikin jatuh hati.. Mungkin karna gak ada Yeom disini ahh tuu kan Yeom lagi Yeom lagi *gagal move on* 😀
    berasa kocaknya , jadi ngayal punya temen.temen aneh bin ajaib kek mereka .. Meski kenyataannya temen.temen aku ajaib semua 😀
    okay ! Lanjut baca ! *bareng Yeom* #plakkk 😀

  7. hankims_ais berkata:

    Huahaha parah!!! Unik bnget klo dikorea ada yeoja kyak gini yah,, kan biasa yg aneh itu di jepang kkkk~

    Saia smpe ngakak pas bagian ringtone hyena yg kedua hahaha bikin sakit perut >,<

  8. @R_ELFIna berkata:

    wah kebayang tampilan Hyena kaya gmana 😀
    Tadi juga aku sempat ngira bahwa Hyena mau ngerjai Hyukjae, aku pikir bakal kaya vampir yang haus darah liat leher Hyukjae tapi ternyata karena kalung 😀

  9. JungSoo Holic berkata:

    Hyena udh bkin sdra kmbr frustasi akn pnmpln + sluruh penghni skolh jntungn ringtone HP bkin orng merinding blm lgi bkin hyuk sport jantung :v
    Trtrik ama kalung smpe sgth’y :v

  10. zcheery berkata:

    Ide ringtone nya ngakak wajah hahahaha..
    Kukira Hyukjae bakalan nyuruh Hyena berbuat sesuatu selain menjadi budak, Hyena juga mau aja disuruh begituan demi sebuah kalung.. Di Bali mah banyak :v
    Well.. Aku sempet bingung memvisualisasikan penampilan si Hyena, jadi aku membayangkan Hyena itu adalah Aikawa Chocola dari komik ‘chocolate magic’ yang sampai skrg masih belom selesai serinya :v tapi versi lebih .. gelap .. Masa iya eyeliner ketebelan macam Avril Lavigne di jaman dulu waktu dia masih remaja wkwkwk 😂😂😂

    Aku tahu kok ruangan itu pasti tempat buat foto foto negative since Hyukjae suka fotografi hihihi welllllll lanjut dulu yo kak wkwk Thx for the story , Keep writing ya, God Bless youu~~~

  11. amirakutanti berkata:

    Anyeong eon, wah keren banget konsepnya.. jarang bangrt ada yg kayak gini.. Wah hyena emang bener2 ya, menyeramkan.. lucu pas baca orang2 pada lari pontang panting karna liat dia.. kira2 apa yg diinginkan hyuk jae ya?? Lanjut ya eon bacanya

  12. Tata berkata:

    Hahaha ngakak sumpah. .lucu amat ni cerita. Hyena ohhh
    Paling ngakak pas hyena nggak bisa datang di halloween, dan liat kalung hyuk. Welahhh

  13. dhi berkata:

    astaga bner2 konyol hyena…demi apapun didunia ini q bner2 gak bisa nahan buat gak ketawa lepas,gak peduli juga mau ayam tetangga gak jadi bertelur karna keganggu suara ketawa ku yang menggelegar ni hahaha….asli orang baca ff ni kalo gak mungkin kalo gak ketawa..
    astaga gak kebayang q gimana imajinasi oenni melalang buana buat ff ni haha…oenni jjang!!!!!!

  14. Eka puspita elf berkata:

    Wah si hyena nyeremin bener, masa kalo dia dtng pada kabur sendiri” ha ha gk kebayang muka syok nya hyukjae oppa:-D

  15. Taraaa_ berkata:

    Buhahahaahahahaha

    Aduh, aku gak bisa bayangin gimana ekspresi semua orang yang liat Hyena di sekitar mereka :’v
    Aa~ aku gak bisa komen apa2 cerita ini ringan banget, aku bahkan langsung netapin inijadi paporit ku 😀
    terus, bagian yang paling aku suka itu saat ringtone hp Hyena bunyi

    BUNUH…AKAN KUBUNUH…BUNUH KALIAN SEMUA…

    Aku bahkan sempet ngira ff ini ada horror aslinya setelah baca itu..
    Tapi ketika tau itu ringtone hp gadis si horror, aku langsung ngakak =))
    Kesananya aku agak lupa, jadi bingung mau komen apa.. :]

  16. Meyyy berkata:

    Hello aku reader baru, ijin baca ff mu ya thor^^
    Gak sengaja nemu ff season ini waktu nyari” ff yg cast nya kyu dan min kyung hehe
    Ceritanya kerenn dan gak bisa berhenti ketawa baca ff ini
    Minta pw buat part 2 dong thor??
    Harus lewat email yah??

  17. Sarti prihatin berkata:

    Beneran ceritanya bikin ketawa sendiri. Ckckck Hyena ring tone ya bikin temennya pd jantungan.Lalu apakah syarat yang akan diminta oleh Hyukjae?

  18. Widya Choi berkata:

    Si hyena aneh y..ringtone ny jg nyeremin. Ni org kyk ny kpincut sm yg ber bau2 horor y hihihihi.
    Q kira mau gigit leher hyukjae. Tyta minta kslung hahaha 😂😂😂
    Itu hyuk mau ap dr hyena?..

  19. Rrin'sLove berkata:

    HAHAHAHA
    SAKIT PERUT AKU
    ASTAGAAAAA
    PUHAHAHAHAHA
    MENGERIKAN KALI RINGTONE HP NYA HYENA
    YA TUHAN
    perutku sakit puhahahahaha
    bener2 sakit perut aku nyeri mulut aku ngakak mulu kak
    astagaaa hahahaha

    keren keren
    aish si hyuk tersepona sama si mengerikan Hyena hahaha
    mantap daaah

  20. Bellegirl berkata:

    Sebenernya apa yg bikin hyukjae penasaran ma Hyena..?? (-_-‘)
    Dsini OC cewek ada 4 tp OC cowok br ada dua,, heemm.. Akankah da konflik perebutan cinta ato da OC lain yg blm nongol?? #kepo
    Hehehehe…

  21. sulistyowatifitria berkata:

    Huu aku putusin buat baca SEASON aja deh, lucu sumpah kak xD ya ampun ga kebayang gimana jantungan nya ketemu mahluk macam hyena yang suka tiba2 muncul tanpa diduga haha 😀

  22. ina berkata:

    Wkwkwk ngakak sendiri bacanya
    Hyena siapa yaang ga takut coba begitu
    Ngebayangin si hyuk komoknya gmn wkwkwk

  23. Gielidya berkata:

    Duh cute bgt critanya…
    Aq jga sk bngt sm yg horror2 n sadis..tp gal ky hyena jga…
    Ahh pnasaran sm ending ny, tp d locked.. Hix

Mohon Saran dan Kritikannya