Forgotten

Main Cast : Cho Kyuhyun

***

“Selamat datang Tuan Muda.”

Para pelayan berbaris rapi di depan sebuah rumah mewah, mereka memberi hormat pada seorang pemuda berpostur tubuh tinggi yang baru saja turun dari mobil. Garis dan lekuk di wajahnya terlihat begitu sempurna berpadu dengan ekspresi tenangnya. Cho Kyuhyun, ahli waris Daesang Group. Dia baru menginjakkan kakinya di Seoul setelah sepuluh tahun menetap di Swedia.

Tes!

Kyuhyun terhenti. Sesuatu jatuh tepat di bahu kirinya ketika dia memasuki pintu rumah.

Tes!

Untuk kedua kalinya tetesan air itu jatuh di tempat yang sama. Raut wajah Kyuhyun sedikit mencoba menalari apa yang terjadi, tapi dia terlalu lelah untuk memecahkan rasa penasarannya. Dia memilih berlalu menuju kamar tidurnya di lantai tiga.

Tidak ada yang berubah di dalam kamar itu sejak terakhir kali Kyuhyun melihatnya. Satu-satunya yang terasa berbeda hanyalah atmosfernya. Sepuluh tahun tidak ditempati, wajar jika kamar itu terasa lebih sejuk. Kyuhyun merebahkan tubuhnya. Dia tertidur.

Kyuhyun terbangun ketika matahari hampir terbenam di ufuk barat. Dia melangkah menuju jendela besar, tangannya menyingkap tirai putih gading transparan dan tercengang saat melihat hamparan luas yang ditumbuhi krisan merah tak jauh di bawah sana. Matanya menangkap seseorang yang berdiri tepat di tengah-tengah taman krisan itu.

“Tuan Muda,” Tuan Kwon, kepala pelayan rumah tangga menyapanya. “Makan malam telah siap,” ujarnya sopan.

Kyuhyun mengangguk pelan. “Tolong katakan pada siapa pun gadis itu, jangan terlalu lama berada di taman krisan. Hari sudah semakin gelap.”

Tuan Kwon menghampiri jendela dan membuang tatapannya ke taman krisan. Dia sedikit mengernyit karena tak melihat siapa pun di sana.

-o0o-

Kyuhyun berdiri di depan sebuah cermin besar, mengawasi pantulan bayangan dirinya. Dia mengikat dasi dengan rapi lalu menyarungkan jas seragam coklat tuanya. Hari pertamanya sebagai murid baru di sebuah senior high school. Dia lalu bergegas menuju pintu dan menarik kenop pintu.

Seorang gadis berdiri tepat di hadapan Kyuhyun dengan kepala yang tertunduk, jarak antara mereka sangat tipis. Rambutnya sebahu dan poni menyembunyikan matanya. Kyuhyun sudah tak dapat menggerakkan tubuhnya.

“Mengapa?” desahan pelan keluar dari bibir pucat gadis itu, “Mengapa kau kembali?” gumamnya. Kyuhyun ingin berlari, tapi seluruh tubuhnya terkunci. “Seharusnya kau tidak kembali,” lirihnya. “Seharusnya kau…aaaaww..!” dia tak melanjutkan kata-katanya karena meringis kesakitan.

Kyuhyun kebingungan melihat Tuan Kwon justru menarik telinga gadis yang membuat jantungnya hampir saja berhenti berdetak. Gadis yang diyakininya hantu, “Mengapa bersikap kurang ajar terhadap Tuan Muda?”

“Aaa…ampun!” dia menepis tangan Tuan Kwon, “Ayah menyakitiku!” jeritnya kesal. Sementara Kyuhyun hanya melongo seperti orang bodoh.

“Tuan Muda, maafkan sikap buruknya,” Tuan Kwon tersenyum menutupi kekesalannya pada gadis itu.

“Sudahlah,” desis gadis itu. Dia menoleh pada Kyuhyun, “Bagaimanapun, kau memang tak perlu kembali!” ujarnya dan berlalu meninggalkan mereka.

“Haissh, bagaimana bisa dia…,” Tuan Kwon berkacak pinggang kesal memandangi gadis itu. Dia tersadar dan kembali memperbaiki sikapnya, sangat berwibawa, “Aku akan memberinya pelajaran.”

“Dia?” gumam Kyuhyun. “Hana?”Kyuhyun mendelik.

-o0o-

Kantin pada jam istirahat.

“Sudahlah, lupakan saja wanita itu. Dia bahkan tak menangisimu,” ujar Hana sambil mengaduk-aduk ice cream di hadapannya.

Kyuhyun yang duduk tak jauh, terus memperhatikan Hana. Kerut-kerut tipis mulai tergurat di dahi Kyuhyun.

“Dia selalu seperti itu. Weird,” ucapan seorang siswa membuyarkan lamunan Kyuhyun. Mereka mengawasi Hana yang masih meracau tak jelas padahal tidak ada siapa pun yang duduk dengannya.

Kwon Hana adalah anak dari Tuan Kwon, kepala pelayan di rumah Kyuhyun. Sejak kecil Hana selalu bersikap aneh. Dia lebih sering menyendiri. Kyuhyun tak mengira jika keanehan Hana bertumbuh subur.

**

Kyuhyun menghampiri Sopir Kim yang telah mununggunya. Dia bergegas masuk ke dalam mobil dan untuk kedua kali jantungnya terpukul hebat. Entah sejak kapan Hana telah duduk tenang di dalam mobil.

“Bisakah kau tak muncul dengan tiba-tiba?” kesal Kyuhyun.

Hana menoleh, menatap Kyuhyun dari balik poninya, “Bukankah itu adalah kau?”

“Mengapa kau di sini?”

“Paman Kim, sebaiknya kita segera bergegas!” Hana justru menyapa Sopir Kim.

“Hana, apakah dulu aku terlalu sering mengusilimu? Kini kau berniat balas dendam?”

“Tolong bangunkan aku jika kita sudah sampai,” kalimat Hana membuat Kyuhyun naik pitam. “Dan jangan berisik.”

Kyuhyun menggaruk kepalanya frustasi. Dia memilih mengawasi jalan, tapi itu tak bertahan lama. Dia kembali menoleh pada Hana, mengawasi separuh wajah Hana yang terbebas dari poni.

“Berhenti menatap bibirku sebelum kau terjebak olehnya.”

Kyuhyun tersentak, “Kau bicara apa?” elak Kyuhyun.

“Jika kau terlalu lama menatapnya, maka akan muncul keinginan lain di dalam hatimu,” ujar Hana. Dia lalu memajukan wajah mendekati Kyuhyun, “Jadi—apakah tadi kau telah berpikir untuk menciumku?”

Kyuhyun tertawa kaku sambil meletakkan ujung telunjuknya pada dahi Hana dan mendorong kepala gadis itu agar menjauh darinya. “Kau tidur saja!” kata Kyuhyun lalu menutup wajah Hana dengan jas seragamnya.

Tanpa banyak bicara Hana turun mendahului Kyuhyun ketika mereka tiba di rumah, “Cih, benar-benar tidak tahu terima kasih,” desis Kyuhyun.

Hana berbalik dan menghampiri Kyuhyun. “Mengapa kau kembali Kyu?”

Alis Kyuhyun bertaut, “Aku tak boleh kembali? Hei, Kwon Hana! Sepertinya kau sangat membenciku?”

“Bukan aku!” seru Hana. Dia kembali memajukan wajahnya, “Tapi dia sangat marah padamu,” Hana berbisik. Kyuhyun menggelengkan kepalanya, prihatin dengan keanehan Hana yang sudah melewati batas.

Begitu tiba di kamar, udara dingin kembali menyapa Kyuhyun. Dia membuang tas begitu saja di sofa lalu berjalan ke jendela. Matanya tertuju pada taman krisan di bawah sana. Gadis bergaun putih selutut itu kembali tertangkap oleh retina Kyuhyun. Dia berdiri tegak seperti patung, menghadap ke arah Kyuhyun.

“Hana?” Getar ponsel di saku celana membuat Kyuhyun tersentak, hanya dua detik perhatiannya teralih dari gadis itu namun ketika dia menoleh, gadis itu sudah tak terlihat lagi. “Cepat sekali perginya?” gumam Kyuhyun.

Tes!

Tetesan air yang jatuh di wajah Kyuhyun membuatnya mendongak, tak ada apa pun di situ. Udara dingin yang merembes terasa aneh di permukaan kulit Kyuhyun.

-o0o-

Sudah larut malam saat mata Kyuhyun terbuka. Dia merasakan ada tetesan air yang jatuh di wajahnya, tapi Kyuhyun tidak mendapati sesuatu yang aneh pada langit-langit kamar tidurnya. Dia sangat penasaran tentang tetesan air yang secara misterius seolah-olah berjatuhan dari suatu tempat di langit-langit rumahnya itu.

Kyuhyun memiringkan tubuhnya ke sisi kanan dan kembali mencoba memejamkan matanya. Keheningan tak berlangsung lama ketika dia mendengar suara gemericik tetesan air yang jatuh. Suara itu terdengar tepat di bawah kolong tempat tidurnya. Semakin jelas bunyi itu dan semakin kencang juga debaran jantung Kyuhyun.

Kyuhyun tahu ada sesuatu yang tidak beres sedang berlangsung. Meskipun Kyuhyun bukan seorang yang penakut, tapi keadaan itu membuat nyalinya sedikit menciut. Kyuhyun sudah tidak dapat mentoleransi rasa penasarannya. Dia bergerak mendekati tepian kanan tempat tidur dan dengan perlahan menurunkan kepalanya, mencoba melihat ke bawah kolong tempat tidur. Tidak ada apa pun.

Ketika hati Kyuhyun sedikit melega setelah meyakinkan dirinya bahwa tidak ada yang aneh dan tepat sebelum Kyuhyun mengangkat kepalanya; dia melihat sesuatu yang membuatnya terbelalak. Ada seseorang yang sedang berdiri tepat di sisi kiri tepian pembaringan Kyuhyun. Sepasang kaki pucat itu terlihat basah dan ada genangan air di tempatnya berpijak. Segera Kyuhyun mengangkat kepalanya. Tidak ada siapa pun yang berdiri di situ dan juga tak ada genangan air.

Debaran jantung Kyuhyun masih bekerja maksimal lalu…

Tes!

Tes!

Tetesan air kembali jatuh tepat di hidung Kyuhyun. Raut wajah Kyuhyun mulai memutih seperti kertas. Pelan, tapi pasti dia mendongakkan kepalanya. Seorang gadis bergaun putih selutut sedang merangkak di langit-langit kamar Kyuhyun.

Kyuhyun tersentak. Matanya terbuka paksa. Dia terbangun dari mimpi mengerikan itu. Dadanya masih berdebar keras.

-o0o-

Berenang, kegiatan yang dilakukan Kyuhyun untuk mengisi waktu senggangnya. Setelah tiga puluh menit berada di air, Kyuhyun keluar dari kolam. Dia menghampiri gazebo dan mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Tangannya meraih PSP kesayangannya dan sejurus kemudian dia telah bercengkrama dengan benda itu.

Satu jam berlalu dan Kyuhyun kembali menghampiri kolam. Riakan air terdengar ketika Kyuhyun melompat ke dalam kolam. Dia berenang ke sana ke mari, mengitari kolam yang cukup luas itu. Pemuda tersebut menghampiri tepian kolam dan meraih minuman yang sengaja di letakkan di situ.

Kyuhyun tak menyadari jika ada sosok lain yang sedang berada di dalam air. Tangan putih pucat itu semakin mendekati kaki Kyuhyun. Tepat sebelum tangan itu mencengkeram kakinya, seseorang tiba-tiba saja menarik Kyuhyun hingga keluar dari air membuatnya terduduk di tepi kolam yang terbuat dari kayu solid. Kyuhyun lalu berpaling sadis pada gadis yang berdiri tertunduk dengan rambut yang hampir menutupi wajahnya, “Kwon Hana! Apa kau sudah gila?”

“Tidak,” jawab Hana.

“Apa-apaan tadi itu? Kau sepertinya berniat membunuhku,”adrenalin Kyuhyun selalu berpacu kencang setiap kali bertemu Hana.

“Berhati-hatilah,” Hana meninggalkan Kyuhyun yang kekesalannya kian memuncak.

Pemuda itu segera bangkit dan masuk ke sebuah ruangan, hanya lima belas menit dia keluar setelah membersihkan diri dan berganti pakaian. Kyuhyun beranjak memasuki rumah, dia hendak menuju kamarnya. Langkahnya terhenti saat berpapasan dengan seorang wanita. Wanita itu masih terlihat cantik diusia senjanya, penampilannya pun sangat elegan.

“Kau sudah datang?” tanya wanita itu dingin.

“Ya, Ibu,” jawab Kyuhyun.

“Nikmati waktumu,” katanya lagi masih dengan ekspresi datar.

Kyuhyun memandangi punggung wanita yang dipanggilnya ‘Ibu’ itu. Nyonya Cho, meskipun menyandang nama depan yang sama tapi dia bukanlah ibu yang melahirkan Kyuhyun. Ibu kandung Kyuhyun telah meninggal dunia saat Kyuhyun masih sangat kecil. Dulu, Nyonya Cho selalu bersikap ramah bahkan teramat sangat menyayangi Kyuhyun. Kyuhyun tak ingat lagi kapan tepatnya ketika semua perlakuan Nyonya Cho terhadapnya berubah.

-o0o-

Hari sudah sore ketika Kyuhyun tiba di rumah. Kyuhyun menutup pintu kamar dengan malas-malasan. Dia terdiam ketika menatap lantai. Ada jejak kaki basah di permukaan lantai itu. Alis Kyuhyun saling bertaut, dia melangkah pelan mengikuti jejak kaki yang membawanya menuju kamar mandi. Pelan-pelan Kyuhyun membuka pintu kamar mandi, dia melangkah masuk ke dalam ruangan yang cukup luas itu, tidak ada siapa pun. Kyuhyun tak lagi mendapati jejak basah itu ketika dia keluar dari kamar mandi.

Atmosfer di dalam kamar berubah. Kulit di permukaan tubuh Kyuhyun serasa menebal dan bulu kuduknya meremang. Dia merasakan keanehan itu, tapi dia tak menyadari jika seorang gadis kecil berkulit pucat kebiruan dengan gaun putih selutut sedang berdiri—tepatnya melayang di belakang Kyuhyun. Tetesan air berjatuhan dari tubuhnya yang basah kuyup.

‘Selamat datang.’

Bisikan di telinga Kyuhyun membuatnya berpaling seketika ke belakang. Tidak ada orang. Kyuhyun bergegas meninggalkan kamar, tapi lagi-lagi dia harus mengalami kejutan luar biasa saat melihat Hana berdiri rapat di depan pintu kamarnya.

“Kwon Hana! Berapa kali harus kukatakan, jangan muncul secara tiba-tiba seperti itu?”

“Aku sudah sejak tadi di sini,” Hana tak mau disalahkan.

Kyuhyun menggeram hebat, “Tak bisakah kau memotong rambutmu itu?” desis Kyuhyun.

“Kau hanya beralasan bukan?” tanya Hana. “Katakan saja jika kau ingin melihat wajahku.”

“Kau memang sudah gila,” decak Kyuhyun, “Aku mengatakan itu karena kau selalu mengagetkanku.”

Hana menyisir poni dengan jari-jarinya, “Apa begini sudah cukup?” tanyanya lagi.

Kyuhyun bungkam melihat mata bulat Hana menatapinya, melihat wajah Hana secara penuh justru membuat tubuh Kyuhyun terkunci lebih hebat. Cepat-cepat Kyuhyun menarik jatuh poni Hana hingga membuat gadis itu berpenampilan semula, “Kau memang lebih cocok seperti ini,” katanya dengan wajah yang memerah.

“Cih,” Hana mendengus dan pergi.

Kyuhyun mempercepat langkahnya menyusuli Hana, “Setelah kupikir-pikir, kau pasti tahu tentang sesuatu.”

“Apa?”

“Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kau sembunyikan dariku?” tanya Kyuhyun. “Mengapa kau mengatakan jika aku tak boleh kembali?”

Hana berhenti dan menoleh pada Kyuhyun, “Kau sama sekali tak ingat?” tanyanya dan Kyuhyun diam. “Ck, otakmu pasti sangat bodoh!” dia kembali mengayunkan kakinya.

“Kwon Hana!”

“Pikirkan sendiri. Mengapa kau bisa senaif itu, Tuan Muda?”

Kyuhyun hanya mampu mengepal keras kedua tangannya. Mengapa sangat sulit menjalin komunikasi yang baik dengan Hana? Kyuhyun kembali ke kamar sambil menghentak-hentakkan kaki seperti anak kecil—kesal. Dia bahkan telah melupakan kejadian ganjil yang baru beberapa menit lalu dialaminya. Dia membanting kasar tubuhnya di atas kasur.

Tak tenang, Kyuhyun kembali duduk. “Seharusnya dia tinggal di rumah sakit jiwa,” kesal Kyuhyun. Kyuhyun beranjak, menuju sebuah ruangan yang dikhususkan untuk menyimpan pakaian-pakaiannya. Tangannya menarik jaket hitam. Dia memakainya sambil berjalan keluar dari ruangan itu lalu menautkan dirinya di depan cermin besar.

Sesuatu yang mencium ujung sepatu Kyuhyun membuatnya melengos kesal, “Aish, gadis gila itu,” geramnya. Beberapa helai rambut yang diyakini Kyuhyun bukan miliknya tertinggal di situ. Kyuhyun menduga jika Hana secara diam-diam memasuki kamarnya mengingat beberapa kali dia menangkap Hana sedang berdiri di pintu kamarnya.

Kyuhyun lalu meninggalkan kamar. Dia berpapasan dengan seorang pelayan, “Tolong singkirkan rambut di dalam kamarku.”

“Baik, Tuan Muda,” jawab wanita muda itu. Dia lalu bergegas melaksanakan tugas yang diterimanya.

Wanita itu membawa vacuum cleaner saat masuk ke kamar Kyuhyun. Dia mulai membersihkan helai-helai rambut di depan cermin lalu merapikan seisi kamar itu. Matanya kembali menangkap helai rambut di tempat yang sama. “Rasanya aku sudah membersihkannya tadi?” gumamnya heran sambil menyedot rambut-rambut itu dengan alat di tangannya.

Baru saja dia hendak keluar dari kamar ketika dia menengok dan mendapati rambut-rambut itu di depan cermin. Sontak saja nalurinya berkata lain. Ekspresinya berubah dan benar saja, lampu mulai berkedip. Apa yang dia lihat membuatnya memucat.

“Kyaaaaaa!” dia berlari keluar kamar sambil berteriak histeris.

Gadis kecil bergaun putih selutut itu berada di dalam cermin, dia sedang menyisir pelan rambutnya membuat helai demi helai rambutnya berjatuhan ke lantai.

-o0o-

Terjadi sedikit keributan di kediaman keluarga Cho. Kyuhyun masih memegang benda yang secara tidak sengaja dia temukan terselip di balik halaman sebuah buku di meja kerja ayahnya, “Siapa dia?”

Tuan Cho tak menjawab, dia hanya memandangi secarik foto di tangan Kyuhyun. Kyuhyun kembali mengawasi wajah hangat dalam foto itu. Seorang gadis kecil dengan kisaran usia sembilan sampai dua belas tahun, gadis dengan gaun putih selutut itu sedang menggenggam serumpun krisan merah. Di pinggiran foto tertera tulisan ’03 Feb 19xx’, tanggal saat Kyuhyun berulang tahun yang kedelapan.

“Siapa gadis ini?”

“Hentikan Kyu!” Nyonya Cho memasuki ruangan itu.

“Ibu. Siapa anak ini?”

“Kau tak perlu bertanya tentang sesuatu yang tidak seharusnya kau ungkit?” Nyonya Cho menatap Kyuhyun marah, “Kembalilah ke kamarmu!”

Kyuhyun hanya memamerkan wajah kakunya, nafasnya memburu kesal. Dia menatap ayahnya yang tetap bungkam lalu meninggalkan tempat itu. Kyuhyun bergegas mencari Hana dan dia menemukannya di dalam kamar gadis itu.

“Apakah kau akan memaksaku tidur denganmu?” tanya Hana secara gamblang.

“Haishh, si gila ini!” decak Kyuhyun. “Kau kira aku lelaki mesum? Sudahlah, aku ke sini bukan untuk bertengkar denganmu!” Kyuhyun menyerahkan foto di tangannya, “Katakan sesuatu.”

Hana terdiam sejenak, “Kau benar-benar tak ingat?” Kyuhyun menggeleng. “Kau punya seorang kakak perempuan, namanya Soorin dan usianya hanya terpaut dua tahun dari usia kita,” Kyuhyun terkejut. “Dia memang bukan saudara sedarahmu. Soorin Eonni adalah anak ibumu dari pernikahan sebelumnya. Meskipun begitu Eonni sangat menyayangimu. Dia juga selalu membelaku setiap kali kau menjahiliku,” kenang Hana.

“Jadi,” Kyuhyun diam sejenak, “Dimana dia?”

“Sepuluh tahun lalu tepat di hari ulang tahunmu yang kedelapan, Eonni mengalami kecelakaan. Dia tenggelam di danau itu,” jawaban Hana memicu jantung Kyuhyun.

“Danau?”

“Kau tahu hamparan krisan merah itu? Dulu itu adalah sebuah danau buatan untuk memperindah taman dan setelah kejadian itu, ayahmu menimbun danau itu. Lalu krisan merah dengan sendirinya tumbuh di atas tanah timbunan itu. Tentu saja, Soorin Eonni sangat menyukai krisan merah,” Hana memandangi foto gadis yang berpose dengan bunga tersebut, “Foto ini diambil beberapa jam sebelum dia meninggal. Kejadian tersebut adalah pukulan hebat bagimu, kau dibawa ke Swedia. Mungkin traumalah yang membuatmu mulai melupakan kejadian itu. Mengapa kau tak pernah kembali, Kyu?” kesedihan tersirat dari pertanyaan Hana. Kyuhyun tak bisa berkata-kata lagi.

-o0o-

“Selamat ulang tahun,” gadis kecil itu, Soorin mengacak-acak lembut rambut Kyuhyun.

“Hadiahku?”

“Aku belum menghasilkan uang untuk membelikanmu hadiah, tapi aku punya ini untukmu,” Soorin menyerahkan serumpun krisan merah.

Kyuhyun tertawa. “Asal Noona bersamaku, aku senang. Noona berjanjilah bahwa kita tak akan pernah berpisah,” tuntut Kyuhyun.

Soorin tersenyum mekar, “Aku tahu. Aku janji.”

Mereka memilih kabur dari pesta meriah ulang tahun Kyuhyun, meninggalkan Hana yang telah menangis karena mencari keberadaan dua anak itu. Mereka berlari ke arah danau. Soorin mengeluarkan setumpuk kertas origami dan dia mulai mengajari Kyuhyun seni origami yang dia pelajari di sekolah.

Satu-satunya yang dikuasai Kyuhyun hanyalah cara membuat kapal, “Sekarang aku hanya bisa membuat kapal kertas—tapi suatu hari nanti aku akan memiliki kapal pesiarku sendiri,” khayal Kyuhyun.

“Kau tidak akan melupakanku, bukan?”

“Noona, jangan cemas.  Jika perlu kaulah yang akan meresmikan kapal itu,” cengir tajam Kyuhyun. Kapal di tangan Kyuhyun terendus angin hingga terlempar dan jatuh di danau. “Eishh,” kesal Kyuhyun.

Soorin menangkap tangan Kyuhyun, “Mau ke mana?”

“Mengambil kapal itu.”

“Jangan, itu berbahaya. Kita bisa membuatnya lagi.”

“Tidak ada lagi kertas yang tersisa,” Kyuhyun bersikeras ingin mengambil kapal kertasnya.

“Biar aku saja!” Soorin berjalan menghampiri tepian danau.

“Noona! Kau mengatakan itu berbahaya.”

“Aku ini kakakmu, jadi aku akan melindungimu,” senyum Soorin. Tangan mungilnya berusaha meraih kapal kertas, tapi dia harus berusaha keras karena kapal itu semakin menjauh dari jangkauannya.

“Noona, biarkan saja,” Kyuhyun sudah tidak tenang. “Noona.”

BYUURRR!

Kyuhyun terkejut melihat Soorin terperosok dan berakhir di dalam danau, “NOONA!” dia berlari dan berusaha menolong Soorin.

“Hmmpp…tolong, tolong aku…,” Soorin timbul-tenggelam di dalam air, dia tak bisa berenang.

“Noona!” Kyuhyun berusaha menggapai tangan Soorin.

“Tolong aku…”

Kyuhyun tahu jika dia tak akan bisa menolong Soorin sendirian dan dia membutuhkan orang lain, “Noona, bertahanlah. Aku akan mencari bantuan,” dia berlari kencang menuju ruang pesta.

Bersama ayah dan ibunya, juga beberapa orang mereka berlari ke danau, tapi pemandangan itu mencengangkan mereka. Ibunya berteriak histeris melihat tubuh Soorin telah terapung di permukaan danau. Tuan Cho berusaha menahan istrinya yang mati-matian ingin menceburkan diri ke danau, sementara Kyuhyun telah membatu dan air matanya menetes begitu saja.

Dalam tidurnya, air mata Kyuhyun pun mengalir. Kyuhyun melihat penggalan kejadian yang terhapus dari memorinya. Dia lalu merasakan air telah memenuhi rongga dadanya dan dia mendapati dirinya telah berada di dalam danau. Sekuat tenaga Kyuhyun berusaha naik ke permukaan, namun seseorang mencengkeram kakinya. Kini Kyuhyun dapat melihat jelas wajah pucat gadis kecil itu, Soorin.

‘Mengapa kau membiarkanku kesepian?’

Mulut Soorin tak terbuka tapi telinga Kyuhyun mampu menangkap suara itu, Kyuhyun mampu merasakan kesedihan dari dinginnya sorot mata Soorin.

Untuk kedua kalinya Kyuhyun tersentak, dia terbangun dan memandangi kamar tidurnya yang seakan berputar-putar. Kyuhyun bergegas keluar kamar, keluar dari rumahnya. Dia berlari hingga tiba di tengah-tengah taman krisan.

“Maafkan aku,” gumam Kyuhyun. Air matanya menetes. Dia yang memaksa Soorin untuk berjanji, tapi justru dia yang tidak menepati janji itu. Dia bahkan melupakan gadis itu, “Seharusnya aku tak meninggalkanmu saat itu,” Kyuhyun merasa bahwa dialah penyebab kematian Soorin. “Noona—ini salahku.”

Tangan pucat mulai melingkar di perut Kyuhyun. Sosok Soorin telah memeluk Kyuhyun dari belakang, mengurung perut Kyuhyun dengan kedua lengan mungilnya. Kyuhyun sudah tak lagi merasa takut, yang tersisa dalam dadanya hanyalah penyesalan dan kesedihan, “Aku salah. Noona, aku salah.”

‘Ikutlah denganku, Kyu. Bukankah kau berjanji kita tak akan terpisahkan?’

Eonni!

Panggilan itu mengalihkan perhatian Kyuhyun. Dia menatapi Hana yang telah berdiri tak jauh dari hadapannya. Nafas Hana sedikit tersengal-sengal.

Eonni. Kau tak boleh membawa Kyuhyun!” tolak Hana.

‘Satu-satunya yang dapat melindungimu hanya aku.’

Suara Soorin terdengar bersama bisikan angin.

Noona…,”

“Tidak Kyu! Kau tak boleh lakukan itu!” Hana tahu jika rasa bersalah dalam hati Kyuhyun mampu membuatnya melakukan apa saja, termasuk melakukan apapun yang dikatakan oleh Soorin.

‘Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu, Kyu.’

Kyuhyun telah terpengaruh dengan perkataan Soorin dan itu membuat Hana tak bisa tenang.

Eonni, tidak ada seorang pun yang akan menyakiti Kyuhyun. Aku berjanji padamu, karena…,” Hana terdiam sejenak, menarik nafas dan melanjutkan perkataannya, “Karena aku sendiri yang akan menjaganya. Mulai sekarang aku yang akan melindunginya.”

Pernyataan Hana membuat Kyuhyun tertegun.

“Lepaskan Kyuhyun karena saat mulai saat ini dia adalah milikku!” tegas Hana. “Jadi, biarkan Kyuhyun bersamaku.”

Entah mengapa jantung Kyuhyun berdebar keras karena perkataan Hana. Sekian menit berlalu dalam suasana itu. Lalu Kyuhyun merasakan pelukan di tubuhnya mulai melonggar.

Noona, maafkan aku.”

Kyuhyun menatapi sosok Soorin yang mulai tampak samar dan akhirnya menghilang dari pandangan mereka.

-o0o-

Kyuhyun meletakkan serumpun krisan merah di atas makam Soorin. Dia memandangi foto penuh senyum Soorin di nisan. Hana juga ikut meletakkan bunga yang sama. Bunga yang paling disukai oleh Soorin.

“Maafkan aku dan beristirahatlah dengan tenang.”

“Kau tak perlu menyalahkan dirimu. Itu adalah kecelakaan,” Hana berusaha menenangkan Kyuhyun. “Eonni memang sedikit marah padamu, tapi bukan karena dia menyalahkanmu. Dia marah padamu karena kau tak pernah mengunjunginya. Dia marah karena kau melupakan keberadaannya.”

“Karena itukah?”

“Aku merasakan kemarahan Eonni,” jawab Hana. “Jika kau dilupakan oleh orang yang kau sayangi, apakah mungkin kau tak akan marah?” pertanyaan Hana menyadarkan Kyuhyun bahwa dia sangat berdosa terhadap kakaknya. “Eonni hanya memintamu untuk terus mengingat bahwa gadis bernama Soorin itu pernah ada. Bahwa dia pernah mengisi hari-harimu dan dia sangat menyayangimu. Kau hanya perlu mengingat itu, jadi berhentilah menyalahkan dirimu sendiri,” ujar Hana. Dia meninggalkan Kyuhyun yang mematung sekian menit di hadapan makam Soorin.

“Aku pergi,” pamit Kyuhyun. Dia lalu menyusuli Hana, “Jadi—mulai sekarang kau yang akan bertanggung jawab terhadapku bukan?”

“Aku?”

“Jangan pura-pura bodoh. Kau sendiri yang mengatakan bahwa kau yang akan menjagaku.”

Hana diam dan wajahnya memerah, “Tergantung situasi,” jawabnya cepat. Dia bergegas mengayunkan kakinya meninggalkan Kyuhyun.

“Kwon Hana, ingatlah! Kau telah berjanji pada kakakku,” Kyuhyun menambah volume suaranya. Dia kembali menyusuli Hana dan merangkul gadis itu, “Bukankah aku milikmu?” kerlingnya jahil dan itu membuat Hana membatu. Kyuhyun memperkuat rangkulannya di leher Hana dan memaksa gadis itu melangkah bersamanya.

**End**

216 respons untuk ‘Forgotten

  1. Widya Choi berkata:

    Ihhh agak horor y..jd takut ngbayangin ny hihihihi. Aplg si soorin kyk ngikutin kyu mulu #Ngumpet

  2. Clara berkata:

    Ya ampun, skrg malem dan ak baca yg kyk gini
    Pas baca judulnya, tak kira bakalan bikin mewek, eh ternyata horor
    Tp gak bisa brenti baca, wkw
    Keren kak

  3. leviathan0627 berkata:

    pertmanya deg2an mulu takut hantunya soorim jahat.. eh trnyt kok lucu diakhir… pertanyaan kyuhyun bkin geli, “bukankah aq milikmu?” 😆
    keep writing ^^

Tinggalkan Balasan ke Widya Choi Batalkan balasan