Along Time (Part 3)

Cast   :

–  Cho Kyuhyun

–  Kang Da In (Fiction)

–  Lee Donghae

–  Kim Kibum

–  Park Sangmi (Fiction)

–  May (Fiction)

–  Other Suju’s Member

~> FF ini murni buatanku, say no to plagiat!!!

~~~~~

Suasana tempat perkemahan sudah tampak lenggang, semua sudah kembali ke tenda. Hanya ada beberapa orang namja yang sedang  berjaga-jaga di sekitar perkemahan. Suara desiran angin dan sahut-sahutan hewan malam, sedikit mencairkan suasana malam yang dingin dan sunyi.

Sementara itu, di dalam tenda Da In tampak gelisah. Ia terus membolak-balikan tubuhnya, mencari posisi tidur yang lebih nyaman.

“Uuhhh…” Da In menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal. Ia bangkit dari tidurnya, menatap May dan Sangmi yang tertidur dengan pulas. Gadis itu merapatkan jaketnya

“Aigo, mengapa sangat dingin..?” Kembali ia meletakkan kepalanya di samping Sangmi dan May yang telah dijemput mimpi.

Da In berusaha memejamkan mata, tapi kantuk benar-benar berlalu darinya. Pandangannya teralih, siluet bayang butuh seseorang berdiri tepat di pintu tenda mereka. Perlahan-lahan Da In beranjak, ia membuka pintu tenda dan menengok keluar, tidak ada siapapun disana. Baru saja ia hendak menutup kembali pintu tenda, ketika matanya tak sengaja melihat seseorang berdiri tak jauh dari situ. Sosok itu menatap Da In dengan tatapan yang dingin.

“Na Young…?”

Da In menatap gadis itu. Na Young berjalan meninggalkan tempat semula, ia menghilang dibalik kegelapan yang menutupi hutan. Da In segera mengikat syal lebih kencang, ia mengeluarkan senter dari dalam ranselnya. Dengan berhati-hati ia keluar dari tenda agar tidak membangunkan May dan Sangmi.

Dengan mata yang masih terus mengawasi keadaan sekitarnya, Da In menyelinap masuk ke dalam hutan. Sudah tidak ada lagi rasa takut di hatinya, yang ada hanya rasa penasaran yang merayapi seluruh kepalanya. Da In berjalan dengan hati-hati, takut terjatuh atau menginjak hewan berbisa. Da In terus saja berjalan, ia merasa akan mendapat jawaban dari maksud kemunculan Na Young pada dirinya.

Langkah kaki Da In terhenti, ia mengarahkan senternya ke sekeliling. Entahlah, tapi ia seperti merasa sedang diikut. Malam semakin larut, suara jangkrik dan burung hantu serta hewan malam lainnya saling bersahut-sahutan seakan memberitahukan kedatangan Da In.

SSRREKK.. suara gesekan dedaunan mengagetkan Da In. Ia mengamati sekelilingnya dengan seksama.

“Siapa disitu?” Tanya Da In, suaranya menggema, dipantulkan oleh pohon-pohon besar yang mengelilinginya. Mata Da In menyipit memandang ke balik-balik pohon. Suasana kembali hening, terkecuali suara hewan-hewan itu.

“Dasar bodoh, siapa lagi manusia pemberani selain aku.” Da In bergumam dalam hati, meyakinkan dirinya bahwa tak akan ada orang yang melakukan tindakan senekat dirinya.

BUGG..

“Aaawww!!!”

Kelegaan Da In seketika itu juga sirna saat mendengar bunyi benda keras yang jatuh diiringi oleh ringis kesakitan seseorang. Da In menatap takut-takut pada tubuh yang terletak tak jauh darinya. Ia mendekati orang itu lalu menyorotkan senter pada si pemilik tubuh yang langsung menutupi matanya karena silau.

“Cho..Cho Kyuhyun???” Da In terkejut menatap sosok yang masih tampak meringis kesakitan itu.

~~~~~

Di perkemahan…

Sangmi terbangun, ia heran karena tidak mendapati Da In bersama mereka.

“May-a..” Sangmi mengguncang-guncangkan tubuh May “May, Irona May..”

“Hmm..” gumam May “Waeyo, ini masih terlalu malam?” May melirik arlojinya dengan malas.

“Yaa~” Sangmi mulai kesal “Apa kau melihat Da In?”

“Anio” jawab May malas “Jangan cemas, dia pasti hanya pergi untuk buang air kecil..” May kembali menarik selimutnya

“Dasar nappeun!” Sangmi menarik selimut May. Mata May yang terlihat masih sangat mengantuk, menatap Sangmi dengan kesal

“Wae? Tak bisakah kau membiarkanku tidur?” May segera duduk

“Kau masih bisa tidur saat sahabatmu menghilang?”

“Sangmi-ya, kau jangan membesar-besarkan masalah. Arachi?”

“Kau pikir aku sedang bergurau?” lototan mata Sangmi membuat May terpaksa untuk mengalah “Aku tahu ketika sibodoh Da In meninggalkan tenda—itu sudah sejam yang lalu”

“Mwo?”

“Ani..” Sangmi kembali memandangi jam tangannya “Sepertinya sudah hampir dua jam Da In tak kembali lagi”

“Yaaa!” May berteriak kasar, memandangi Sangmi dengan kesal “Mengapa baru kau katakan? Baboya?”

Tak berusaha untuk membiarkan Sangmi mengatakan sesuatu, May segera keluar dari tenda. Ia mengawasi sekitar situ, mencoba mencari sosok Da In.

“Apa gadis itu benar-benar sinting? Kemana dia pergi?”

“Molla” Sangmi menggeleng.

“DA IN..” teriak Sangmi

“DA IN-A.. KANG DA IN…!!!!” May tak mau kalah

“DA IN, EODIEGA?!!!”

May dan Sangmi terus-terus saja berteriak memanggil Da In. Teriakan keduanya justru membangunkan seluruh siswa yang sedang tertidur. Mereka terlihat keluar dari tenda masing-masing.

“Sangmi, May!!!” Leeteuk menghampir Sangmi dan May “Ini sudah larut malam, tak bisakah kau bersikap tenang untuk tidak mengacaukan suasana??”

“Mianhae seonsaengnim, tapi kami sedang mencari Da In” ujar Sangmi

“Dia menghilang..” May memperjelas maksud mereka

“Mwo???” Leeteuk terkejut “Kalian sudah mencarinya?”

“Ne. Sudah hampir dua jam Da In keluar dari tenda, tapi dia tak terlihat di sekitar sini” jawab May “Kecuali, kalau dia masuk ke dalam sana..” May melirik ngeri ke dalam hutan yang terlihat gelap dan menyeramkan.

“Seonsaengnim!!!” Donghae dan Kibum berlari menghampiri Leeteuk dengan ngos-ngosan.

“Ada apa lagi?”

“Kyuhyun, Kyuhyun menghilang!!!”

“MWO?? Menghilang lagi??” Leeteuk semakin terkejut “Kenapa bisa, dua anak menghilang dalam semalam. Pergi kemana mereka??”

“Yaa! Apa kalian berkomplot untuk kejadian ini?” May menatap Kibum dan Donghae penuh kecurigaan.

Donghae tertawa kaku

“Mungkin teman kalian yang sudah mencelakai Kyuhyun”

“Mwoya??”

“Jika sampai terjadi sesuatu pada Kyuhyun, aku pastikan Da In yang bertanggungjawab!!”

“Michin” May terlihat marah “Kyuhyun itu seorang namja. Da In, yang walaupun menurut kalian adalah preman, terlepas dari itu.. dia adalah seorang yeoja. Dimana-mana yang jadi korban perkosaan itu yeoja bukan namja!!”

“Apalagi di dalam sana sangat gelap” sambung Sangmi sambil melirik takut ke dalam hutan.

“Aigo, untuk ukuran yeoja seperti Da In, keadaan bisa saja berbalik”

“DIAAAAAAMM!!!” Semua orang yg di sekitar situ menutup telinga saat mendengar teriakan Leeteuk “Dalam keadaan seperti ini kalian masih sempat-sempatnya bertengkar?? Keterlaluan!!!” Leeteuk menatap kedua kubu yang saling beradu mulut.

“Baiklah..” Leeteuk menatap semua siswa yang sudah berkumpul “Untuk yang laki-laki, kalian bentuk beberapa kelompok. Kita akan mencari Da In dan Kyuhyun di sekitar perkemahan tapi ingat jangan masuk terlalu jauh ke dalam hutan, kalau sampai sejam mereka belum juga ditemukan, kita terpaksa harus melapor ke polisi. Wanita cukup tinggal di perkemahan saja”

Mereka segera berpencar untuk melakukan pencarian.

#####

“Akhirnya aku tahu jika aku sedang diawasi” Da In menatap Kyuhyun yang masih terduduk “Yaa! Mengapa kau mengikutiku??”

“Anio” jawab Kyuhyun, ia menahan perih yang masih mendera kakinya “Aku merasa aneh melihat seorang yeoja ditengah malam menyelinap ke dalam hutan. Sangat mencurigakan”

“Itu bukan urusanmu!!” hardik Da In “Sekarang, terserah apa yang ingin kau lakukan. Aku akan kembali ke perkemahan” kata Da In.

Gadis itu hendak beranjak dari dan ia terhenti. Da In mendapati dirinya dalam kebingunan, lupa mana jalan yang harus dilalui. Entah arah mana yang bisa membawanya kembali ke perkemahan. Apalagi hutan sangat gelap dan pekat, hanya cahaya senter yang menari-nari di sekitar situ.

“Kau baru sadar?” Kyuhyun menatap Da In, dalam gelap malam yang hanya tersentuh cahaya senter, senyuman sinis Kyuhyun dapat terlihat dengan jelas “Kita sudah terlalu jauh masuk ke dalam hutan…” katanya lagi

“Mwo?”

“Mwo?” Kyuhyun mengulangi pertanyaan Da In, ia kesal melihat gadis itu tak bisa menyimpulkan maksud dari kata-katanya “Kita tersesat!”

“MWO???”

Kyuhyun tersenyum puas melihat wajah Da In yang mulai menunjukkan kegelisahan

“Aigo~ aku tak tahu sampai kapan terjebak di sini—berdua”

“Dasar sinting!!”

“Da In-a, eodieyo?”

“Pulang!!”

“Jeongmal?” pertanyaan Kyuhyun terdengar sedang mengejek Da In “Di hutan yang sangat gelap ini, begitu banyak hewan buas yang bersembunyi” Kyuhyun menakut-nakuti Da In

“Terserah! Aku tak mau berdiam diri di sini. Apalagi berdua denganmu, evil” Da In terlihat kesal. Baru saja beberapa langkah ia beranjak, langkahnya terhenti. Walaupun kesal, Da In tak tega membiarkan Kyuhyun, mengingat kondisi Kyuhyun yang cukup parah. Da In menghampiri Kyuhyun dan membantunya berdiri.

“Kau harus membayar hari ini!” sungut Da In. Kyuhyun hanya tersenyum hambar menerima pertolongan Da In.

“Apa rencanamu?” Tanya Kyuhyun

“Kita tak boleh berdiam diri di sini, setidaknya kita harus berusaha mencari jalan kembali..” kata Da In pelan. Ia terdiam, menopang Kyuhyun. Keduanya berjalan tertatih-tatih tanpa arah yang pasti.

Entah berapa lama mereka berjalan menyusuri hutan yang pekat, tak tahu apakah langkah kaki telah membawa mereka lebih dekat ke perkemahan atau justru sebaliknya.

“Matamu harus melihat jalan” Da In terlihat dongkol, ia menyadari bahwa sedari tadi Kyuhyun terus melirik padanya “Wae??”

“Anio..” jawab Kyuhyun singkat “Aku tak menduga bisa berada dalam situasi ini—terlibat terlalu jauh denganmu” kata Kyuhyun, menyadari posisi keduanya yang memang saling berangkulan.

“Yaa, Cho Kyuhyun. Aku begini juga sangat terpaksa. Sebaiknya bantu aku dengan menutup mulutmu”

“Haaa” Kyuhyun mendesah kesal “Mengapa mulutmu tak bisa mengeluarkan kata-kata yang lebih baik?”

Da In hanya diam menanggapi sindiran Kyuhyun.

“A..aa..!!” Kyuhyun meringis kesakitan

“Gwaenchana?”

“Ani, tapi kakiku sakit..”

“Baiklah, sebaiknya kita istirahat saja. Tunggu sampai matahari terbit atar bisa melihat jalan dengan jelas”.

Keduanya duduk bersadar di sebuah batang pohon yang besar, melepas lelah yang sedari tadi telah menyerang mereka. Da In menatap wajah Kyuhyun yang sedang menahan sakit.

“Yaa! Apa yang kau lakukan?” Kyuhyun terkejut ketika Da In menyentuh kakinya dan menyingkap celana yang menutupi lukanya.

Da In hanya menatap Kyuhyun galak membuat mulut Kyuhyun tertutup.

“Omo~ kau terluka” Gadsi itu terkejut melihat luka yang mengaga di kaki Kyuhyun.

Tanpa pikir panjang, Da In segera melepas syal yang terikat di lehernya lalu membalut luka Kyuhyun dengan syal tersebut. Kyuhyun hanya mengawasi Da In yang sedang merawatnya.

“Gomapta” ujar Kyuhyun dengan nada yang dingin.

Da In hanya membalasnya dengan senyumnya yang kaku. Mereka kembali terdiam, mencerna suasana malam. Lalu tanpa sengaja Da In menangkap seekor kadal yang merayap tak jauh darinya..

KYAAAAAA…

Teriak Da In histeris, kontan saja ia memeluk Kyuhyun yang duduk di sampingnya. Tubuh Kyuhyun menegang karena tindakan Da In yang diluar perkiraan.

“Pergiiii.. aku tak mau lihat makhluk itu, aku tak mau.. pergi!!!” Da In begitu sangat histeris, Kyuhyun dapat merasakan betapa kencangnya Da In memeluk dirinya.

“Da In-a..” Kyuhyun terbata-bata, ia terlihat sangat gugup dan tentu saja keheranan.

Sekian lama, Da In membuka matanya—mengawasi tempat dimana semula kadal itu berada, kadal tak terlihat lagi. Sejurus kemudian, Da In tersadar dengan aksinya, ia melepas pelukan secara refleks dan secepat kilat.

“I,itu tadi.. tadi cuma…” Da In seperti tak sanggup berkata-kata. Baru kali ini dia terlihat gugup, Kyuhyun tersenyum melihat kegugupan dan ekspresi Da In yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.

“Woahh, mengherankan. Seorang gangster sepertimu sangat takut dengan hewan kecil itu? Apakah itu bisa dipercaya setelah sebelumnya kau menakuti murid-murid dengan ular”

“Yaa!! Bukan urusanmu!!” tepis Da In “Aku mau tidur, jangan macam-macam!!” ujar Da In. Wajahnya masih menyiratkan ketakutan yang belum berlalu darinya.

~~~~~

“Da In!!!” Kyuhyun mengguncang pelan Da In yang tampaknya bisa tertidur pulas dalam situasi apapun dan ditempat manapun.

“Uuhh, berisik!!” Da In menepis tangan Kyuhyun “Kyuhyun-a, sebaiknya kau tidur saja. Omo~ apa kau memintaku untuk menyanyikan lagu? Dasar anak manja??” gadis itu tertawa menyindir

“Yaa nappeun. Mendengar nyanyianmu, aku bisa kehilangan kejeniusanku!!”

“Arasseo. Lalu, kau tenang di tempatmu—jangan mengganggu tidurku” ujar Da In kesal “Banyak daun yang bisa digunakan untuk menyumpal mulutmu jika memang kau tak tahan untuk tidak bersuara. Lagipula ini masih jam… yaa~ benarkah sudah jam enam pagi?” Da In mendelik, menatap lebih dekat pada jam tangannya—raut wajahnya terlihat tak yakin.

“Babo. Ini hutan. Wajar saja masih tampak gelap, cahaya matahari terhalangi pepohonan” ujar Kyuhyun, ia masih heran pada Da In yang memang bisa tinggal dimanapun, ia semalaman tidak bisa tidur di tempat seperti ini, hanya mengamati Da In yang tidur sepulas itu. “Sssstt.. Kau dengar itu?”

“Ngg?”

“Sepertinya ada yang memanggil-manggil”

Keduanya terdiam, sambil terus memasang radar dan pendengaran mereka

Da In memperjelas pendengarannya. Beberapa saat kemudian, wajahnya langsung berubah, berseri-seri. Dari kejauhan terdengar suara yang saling berbalas-balasan memanggil namanya dan Kyuhyun.

“Akhirnya kita bisa pulang” ujar Da In penuh kegembiraan “Kau tunggu disini, aku mau mencari sumber suara itu..”

“Da In-a..”

“Jangan kemana-mana!” Da In segera berlari meninggalkan Kyuhyun seorang diri.

Da In terus berlari, ia terus memperjelas pendengarannya—mencari arah suara-suara itu.

“HHOOIIII.. AKU DI SINI!!!!” teriak Da In “TOLOOOONGG.. ADA YANG DENGAR AKU??” Da In terus berteriak. Ia hampir putus asa, karena suara itu semakin menjauh.

Tiba-tiba saja sekelebat bayangan melintas dengan sangat cepat di hadapan Da In. Da In terkejut, ia berputar-putar mencari sosok yang terus-menerus berkelebat secepat kilat di sekitarnya.

“Si, siapa.. siapa di situ??” Da In mulai gelisah, perasaan aneh itu mulai menghinggapi dirinya. Bayangan itu terus-menerus melintas dengan cepat. Suara isak tangis itu kembali terdengar. Tangisan pilu yang membuat seluruh bulu kuduk Da In meremang.

Tanpa disadari Da In, sosok itu turun perlahan-lahan dari atas, ia melayang-layang di belakang Da In. Da In merasakan lehernya yang menebal, perasaan yang sangat tidak nyaman. Ia menoleh dengan perlahan-lahan, detak jantungnya hampir saja terhenti. Mata Da In mendelik tajam, sosok wanita itu berdiri tepat di belakangnya.

KYAAAAA

Da In berlari sekencang-kencangnya meninggalkan tempat itu, ia berlari melintasi pohon-pohon besar, bahkan semak-semak yang merobek kulitnyapun sudah tak di hiraukan lagi, sekujur tubuhnya terluka akibat goresan semak-semak. Da In terus saja berlari, tak ingin berhenti.

BUGGHH!!

Kakinya tersandung sesuatu dan terjatuh. Perih dirasakan Da In. Ia terdiam menahan rasa sakit yang luar bisa. Saat itu telinganya menangkap suara derik aneh di atas kepalanya, seperti suara batang pohon yang berderik dan hampir patah. Gadis itu mendongak ke atas. Bola matanya melebar, jantungnya serasa berhenti berdetak.. beberapa meter di atas kepalanya, sesosok gadis yang masih mengenakan seragam lengkap, tergantung di dahan pohon dengan seutas tali. Lidahnya menjulur kaku keluar, matanya yang mendelik seperti menatap tajam pada Da In.

KKYAAAAAA!!!!

Teriak Da In, ia sangat ketakutan dan akhirnya ambruk tak sadarkan diri.

#####

Da In menyeret kakinya di sepanjang koridor sekolah, ia terlihat sangat tak bersemangat. Sejak memasuki area sekolah, para siswa tak pernah melepaskan pandangan dari Da In.

Gadis itu sedang menjadi bahan obrolan seluruh penghuni sekolah karena peristiwa yang dialaminya beberapa waktu lalu, saat ia menemukan mayat Na Young yang tergantung di hutan. Sampai saat ini pihak yang berwajib masih mencari pelaku pembunuhan Na Young. Meskipun roh gadis itu sudah tidak lagi menghantui Da In, tapi hal itu tetap membuat Da In syok, makanya ia baru masuk sekolah setelah beristirahat selama seminggu di rumah.

“Da In!!!” teriak Sangmi, ia sangat senang melihat Da In memasuki kelas.

“Syukurlah kau sudah tak apa-apa..” ujar May

“Aku baik-baik saja, hanya menenangkan diri saja” kata Da In sambil meletakkan tasnya

“Sekolah rasanya sepi tanpamu” kata Sangmi lagi

Da In hanya tersenyum tawar.

“Ada sesuatu untukmu” Sangmi mengulurkan secarik kertas yang terlipat rapi. Da In menerimanya dengan sorot mata yang keheranan “Kyuhyun mengatakan agar memberikan itu padamu..”

“Aku merasakan sesuatu yang buruk” terka May

“Eotteohke?” Tanya Sangmi saat melihat ekspresi Da In.

“Kurang ajar” geram Da In, matanya terlihat memancarkan kemarahan, ia segera beranjak dari tempat duduk

“Dugaanku benar” ujar May. Keduanya menyusuli Da In yang berjalan entah kemana tujuannya..

~~~~~

Da In dan kedua sahabatnya menerobos masuk ke dalam kelas XI-A. Sebagian besar siswa kelas A sedang sibuk belajar, hanya segelintir orang yang berbincang-bincang. Da In menghampiri Kyuhyun yang tengah bercengkrama dengan Donghae dan Kibum.

BRUKK..

Da In memukul meja dengan tinjunya sehingga mengagetkan seisi kelas

“Berikan padaku” Da In begitu geram

“Kang Da In, apa kau manusia?” Kyuhyun tampaknya sudah emosi karena tindakan Da In

“Dimana kau sembunyikan kalung itu?” Da In menarik kemeja Kyuhyun

“Kau sedang tidak berada di wilayahmu!” Kyuhyun melepas cengkraman Da In

“Aku tak ingin berurusan denganmu, jadi, berikan saja kalung itu dan aku akan pergi—selesai!!”

“Aku juga tak ingin terlibat dengan iblis wanita sepertimu” Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada Da In “Tapi sepertinya aku berubah pikiran” Kyuhyun memamerkan evil smirknya.

“Apa maksudmu?”

“Aku, Cho Kyuhyun—sedang menantangmu, Kang Da In”

Kata-kata Kyuhyun membuat Da In mendelik kaget

“Aku akan memberikan kalung itu, jika kau berhasil mengalahkanku” Kyuhyun begitu santai dengan ucapannya. Donghae dan Kibum tersenyum puas tanpa memberi komenter.

“Dasar brengsek!! Kalung itu milikku, aku tak perlu bersusah payah untuk mendapatkan benda itu. Sebaiknya kau tidak berurusan denganku. Aku sedang memperingatkanmu, sebelum kau menyesalinya”

“Geurom.. aku tak ingin mendengar celotehmu yang tak berguna” Kyuhyun tersenyum “Katakan, ya atau tidak” Ia memperjelas ucapanya

Da In terdiam, memandangi Kyuhyun yang tampak tenang.

“Arasseo” kata Da In memberi keputusan “Apa taruhannya?”

“Dua bulan lagi ujian kenaikkan kelas. Jika kau menginginkan kalung itu kembali maka kau harus memastikan dirimu untuk berada di kelas yang sama denganku—kelas XII-A”

Da In, May dan Sangmi sangat terkejut mendengar syarat yang diminta oleh Kyuhyun. Bahkan Donghae dan Kibumpun sempat terkejut. Da In terdiam, hingga waktu terus berlalu..

“Baik” jawab Da In “Aku terima tantanganmu!” Ucapan Da In membuat Sangmi dan may terbatuk-batuk. Keduanya langsung menarik Da In keluar dari kelas XI-A

“Apa kau sudah gila? Dimana kewarasanmu??” Tanya Sangmi

“Yaa~ berhenti menatapku seperti itu” protes Da In

“Tapi Da In, kurasa kau tak sebodoh itu untuk menerima tantangan Kyuhyun. Kau tak mungkin bisa memenangkannya” ujar May kesal “Kita sama-sama tahu kenyataan tentang kelas mengerikan itu”

“Ne. Butuh otak yang teramat sangat cemerlang untuk bisa bergabung di kelas A” tambah Sangmi “Aku tak ingin melihatmu bunuh diri, Da In-a!!”

“Lagipula, tak masuk akal kau bertindak gila hanya karena sebuah kalung” kata May

“Hanya sebuah kalung?”

Da In berdecak kesal memandangi kedua sahabatnya

“Yaa! Apa kalian tahu jika kalung itu adalah kalung warisan turun temurun dari keluarga eomma? Aku bisa dibantai jika eomma mengetahui kejadian ini. Kalung itu pasti terlepas waktu aku tersesat di hutan dengan si evil itu”

“Meskipun begitu, kau harusnya sadar—IQ kita itu sangat-sangat terbatas..” ujar May

“Lebih tepatnya, minus” lanjut Sangmi

“Di dunia ini tak ada yang bodoh. Kalian terlalu pesimis” ujar Da In “Jika tak dicoba maka aku tak akan tahu, lagipula aku sangat yakin jika berusaha keras, aku pasti bisa mengalahkan evil Kyuhyun” kata Da In penuh dengan keyakinan. Sangmi dan May hanya bisa saling perpandangan melihat keoptimisan Da In yang menurut mereka very impossible.

#####

Sejak saat itu semua berubah drastis. Da In tak  lagi seperti Kang Da In yang di kenal banyak orang. Da In yang sangat brutal, gangster sekolah. Da In yang selalu membuat seribu macam keonaran bersama May dan Sangmi, yang selalu menjadi biang kegaduhan dan membuat pusing para guru, Da In yang setiap saat menjadi ancaman bagi para siswa.

Sekarang, Da In tak lagi seperti itu, ia begitu sibuk belajar, membaca buku dan menghabiskan waktunya di perpustakaan. Ia seperti merubah image yang melekat pada dirinya, lalu kemana perginya Da In yang lama?? Bahkan Sangmi dan May hampir tak mengenalinya.

Perubahan Da In membuat gempar seluruh sekolah, siswa bahkan gurupun sangat keheranan dengan perubahan Da In. Banyak juga komentar positif yang diberikan.. para siswa mulai aman dari segala jenis pajak memajak seperti yg rutin dilakukan Da In dan gengnya, suasana sekolah jadi lebih tentram daripada biasa.

Lama-kelamaan May dan Sangmi mulai terbiasa dengan perubahan Da In yang menurut mereka sangat tidak wajar, bahkan tanpa di sadari, keduanya mulai ikut menyentuh buku pelajaran yang bagi mereka bagaikan benda keramat yang tak boleh disentuh sama sekali.

Sepertinya, Da In menjadi motor penggerak bukan hanya bagi kedua sahabat karibnya, tapi bagi seisi kelas J yang terkenal dengan kenakalannya.. para siswa di kelas itu, setidaknya mulai bisa mengikuti pelajaran. Entah apa yang terjadi, semua juga tidak mengerti.. yang pastinya Da In adalah awal dari perubahan itu, mungkin saja Da In adalah icon kelas nakal itu (#???#). Guru dan para siswa mulai tenang dengan hilangnya sedikit kegaduhan di kelas preman.

Suasana sekolah menjadi lebih tentram, aman, nyaman dan damai.

#####

Sudah pukul delapan malam ketika Da In baru pulang dari private. Sejak memutuskan untuk menerima taruhan Kyuhyun dan berniat memenangkan taruhan itu, Da In memilih mengikuti private semua mata pelajaran setiap harinya. Ia melangkah dengan gontai, lalu merebahkan dirinya di sofa untuk melepas lelah

“Mau pintar ternyata sangat menyeramkan” gumam Da In dalam hati “Aku harus kehilangan berat badanku dengan drastis demi mengalahkan sibrengsek itu. Lihat saja, dia harus membayar semuanya—karena dia, aku harus meninggalkan segala aktivitasku yang menyenangkan” ujar Da In berapi-api, mengepal kedua tangannya.

“Kau sudah pulang?”

Da In menoleh pada pemilik suara. Ia menatap wanita dan pria yang berdiri dihadapannya dengan senyuman yang mengembang.

“Eomma!! Appa!!” teriak Da In. Ia menghampiri kedua orang tuanya dan langsung memeluk mereka “Mengapa tak mengabariku?”

“Kami ingin memberikanmu kejutan” ujar wanita itu, ia mengiringi Da In untuk duduk

“Eomma, Appa.. bogoshiepo” Da In memeluk kedua orang tuanya yang memang sangat jarang berada di tempat

“Da In-a, eonni menanyakan kabarmu”

“Sihreo!”

“Da In-a, kamu tak boleh begitu. Kakakmu masih sibuk dengan kuliahnya. Lagipula dia sudah janji akan pulang tahun depan”

Da In hanya mencibir. Da In begitu kesal, Da Hee adalah satu-satunya saudara ia ia punya. Keduanya selalu kompak apalagi kalau kedua orang tua mereka sedang bepergian ke luar negeri. Sudah tiga tahun ini mereka tidak saling bertemu karena Da Hee melanjutkan study di luar negeri.

#####

Sorot Da In terlihat begitu kebingungan, ada ketakutan yang tersirat dari tatapannya. Ia berada di suatu tempat, tempat yang belum pernah ia datangi tapi justru merasa tak asing lagi dengan pemandangan itu. Padang rumput yang luas dengan hamparan rumput hijau bak permadani sejauh mata memandang. Da In berlari menyibak rerumputan yang menari ditiup angin.

Dikejauhan tampak sesosok pria tinggi dengan tubuh yang terlihat tegap. Ia begitu gagah dengan pakaian yang menunjukkan bahwa ia seorang petinggi biro kepolisian, jaman Joseon.

Da In menghampiri pria bangsawan itu, ingin sekali memandangi wajah orang itu. Pria itu mengulurkan tangan pada Da In yang berjalan menghampirinya. Belum sempat ia menggapai tangan itu, mendadak kabut menyelimuti seluruh padang rumput. Da In semakin ketakutan mendapati dirinya sendiri dalam lebatnya kabut, dan saat kabut itu hilang, pria itupun turut menghilang.

Padang rumput itu sudah tak nampak. Da In berteriak histeris saat tahu dirinya tengah berada dalam pertarungan sengit. Ia berusaha berlari menjauh dari tempat itu.. ia hanya bisa menjerit histeris melihat banjir darah dan kematian yang ada di sekelilingnya.

Seperti bayangan, berkelebat dengan cepat, membawa Da In di tepian danau biru yang sangat indah merentang luas di hadapannya. Suasana hati Da In yang sempat terguncang menjadi lebih tentram melihat danau itu. Begitu tenang, ketengan air danau sepertinya menarik perasaan Da In, entah mengapa ia justru merasa sedih dan meneteskan air mata, ia menangis.

Da In tersentak kaget, ia memandangi seisi kamarnya. Nafas Da In masih belum beraturan. Mimpi itu datang lagi, tapi begitu nyata dirasa bahkan mata Da In masih menitikkan air mata. Da In menyeka air matanya. Untuk kesekian kalinya gadis itu terkejut, samar-samar bangsawan dari dinasti Joseon itu berdiri tak jauh dari hadapannya. Pria itu berlalu dan menghilang di balik pintu. Detak jantung Da In semakin tak beraturan, biasanya pria itu hanya terlihat dalam mimpi.. Da In menampar pipinya berusaha menyakinkan dirinya bahwa ia sedang tidak berada di alam bawah sadarnya, dan memang rasa sakit yang di pipinya adalah nyata.

#####

Di sekolah.

Sangmi dan May menghampiri Da In yang terus membenamkan wajahnya pada sebuah buku yang ketebalannya hampir membuat May dan Sangmi ingin muntah.

“Ke café. Kaja!!” ajak May. Da In memandangi Sangmi dan May.

“Andwae..aku harus selesaikan ini dengan segera” ujar Da In tanpa memalingkan wajahnya dari buku.

Sangmi dan May saling berpandangan, keduanya lalu sama-sama menganggukkan kepala. Tanpa pikir panjang May menutup buku yang sedang di baca Da In.

“Yaa!! Apa yang kalian lakukan?” Da In berusaha merebut buku tersebut dari tangan May

“Aku tak ingin melihatmu mengabaikan kami karena taruhan itu” Sangmi menarik lengan Da In

“Arasseo” ujar Da In pasrah,  ia segera mengeluarkan sebuah buku dengan ukuran yang lebih kecil dari dalam tasnya “Kalian tak boleh melarangku” Da In memperingatkan Sangmi dan May, dua yeoja itu hanya bisa saling berpandangan.

“Ne, nona kutu buku” jawab May memanggil Da In dengan julukan baru membuat Da In tertawa lebar.

Ketiga yeoja itu masih saja tertawa saat memasuki café. Mereka segera memilih tempat duduk dan memesan makanan. Sambil menunggu pesanan, Da In kembali membenamkan wajahnya pada buku yang dibawanya. Tanpa sengaja tas seorang siswa mengenai kepala Da In. Tas itu jatuh ke lantai, buku-buku di dalamnya pun langsung berserakan. Siswa itu berdiri terpaku, wajahnya pusat pasi. Da In memandangi wajah pucat itu.

“Mianhae.. aku, aku nggak sengaja. Mianhae sunbaenim” ujar siswa itu terbata-bata. Da In menatapinya cukup lama

“Ini milikmu?” Tanya Da In sambil memunguti tas itu. Siswa tersebut mengangguk dengan penuh ketakutan “Kau harus lebih berhati-hati” Da In berkata dengan sangat ramah sambil menyerahkan tas tersebut kepada siswa itu.

Di luar dugaan, siswa itu jadi terbengong-bengong karena terlalu heran, dipikirannya bahwa Da In akan memberikan dia pelajaran yang sungguh sangat menyakitkan jika dibayangkan. Tapi rupanya ia salah, Da Inb enar-benar tidak seperti biasanya. Semua yang ada di kantin ikut bingung.

“Apa yang salah dengannya?” gumam siswa itu pelan sambil berlalu dengan keheranan yang serasa mulai merusak system kerja sarafnya.

~~~~~

Setelah membayar makanan, ketiga yeoja itupun meninggalkan kantin. Tapi uppss,.. Da In bertubrukan dengan Donghae sehingga buku yang di pegang Da In terlepas dari genggamannya.

“Kang Da In, apa kau tak bisa melihat??” ujar Donghae.

Da In segera memungut bukunya yang terjatuh, ia memandangi Donghae cukup lama.. akhirnya Da In hanya tersenyum.

“Mianhae, aku masih banyak urusan” Da In berkata dengan santai dan sedikit lebih sopan. Ia dan kedua sahabatnya lalu pergi meninggalkan Donghae, Kibum dan Kyuhyun yang terpaku, takjub bercampur heran.

“Yaaa~ apa kalian lihat itu?” ujar Donghae

“Dia sangat aneh..” gumam Kibum

“Kalau seperti ini, kemungkinan Da In untuk menang taruhan sudah bukan hal yang mustahil lagi” ujar Donghae yang sebelumnya menertawakan keputusan Da In untuk mengikuti taruhan.

Kyuhyun diam. Ia tak berniat menanggapi ucapan Donghae. Entah apa yang ada di dalam kepalanya saat ini.

#####

Sangmi dan Da In berdiri di depan pintu sebuah rumah. Berkali-kali Da In memencet bel. Beberapa saat kemudian pintu di buka oleh seorang wanita

“Annyeong ajumma!” Da In dan Sangmi mengucapkan salam bersama-sama

“Da In, Sangmi. Masuklah!” wanita itu mempersilahkan Sangmi dan Da In untuk masuk

“May?” Tanya Sangmi

“Dia lagi di halaman belakang”

Sangmi dan Da In segera menuju ke halaman belakang rumah May. Keduanya segera duduk di kursi yang tersedia di situ, dan mengamati May yang sedang berlati—gadis itu tampak lincah dengan jurus-jurus mautnya. Setelah cukup lama berlati, May menghampiri Da In dan Sangmi, ia meneguk minuman dan langsung menyegarkan kerongkongannya.

“Kau hebat!” puji Da In.

May hanya tersenyum simpul.

~~~~~

Da In dan Sangmi mengisi waktu dengan membaca komik, menunggu May selesai mandi. Selang beberapa saat, May keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut panjangnya.

“Apa sudah bisa dimulai?” Tanya May. Sangmi dan Da In segera menutup komik yang dipegang mereka.

Ketiganya langsung disibukan dengan tugas mereka.

“Si teuki tua bangka itu memberikan tugas sebanyak ini” geram Sangmi sambil melihat tumpukan buku yang ada di hadapan mereka.

“Kalian seperti tak mengenalnya saja” kata Da In. Mereka berusaha untuk tetap fokus menyelesaikan tugas-tugas itu.

#####

Da In mangaduk-aduk juice yang ada di hadapannya dengan sedotan.

“Bagaimana denganmu?” May bertanya pada Da In, membuat lamunan Da In terhenti.

“Mwo? Ah, baik-baik saja”

“Kamu yakin, bisa menang taruhan itu?” Tanya Sangmi lagi dengan mulut penuh makanan

“Kita lihat saja hasil akhirnya seperti apa, pastinya aku akan berusaha semampuku. Biar namja-namja sinting itu tak meremehkan kita lagi” ujar Da In antusias.

Ia kembali memainkan minumannya, dan akhirnya meminum juice itu setelah sadar sedang dipelototi oleh May dan Sangmi

“Da In-a, gwaenchana?” Sangmi menatap Da In penuh selidik

“Kau bersikap aneh” sambung May. Da In tertawa pelan

“Aneh? Andwae!!” ujar Da In santai “Mungkin hanya sedikit tegang dengan taruhan itu, pencernaanku ikut terganggu” lanjut Da In

“Kau tak bisa membohongi kami. Aku tahu bukan itu yang kau pikirkan” kata May menatap tajam pada Da In “Ini, tentang mimpi itu—tentang bangsawan Joseonmu itukan?”

“Andwae” elak Da In, ia tak mau membuat kedua sahabatnya cemas “Yaa~ jangan menatapku begitu. Aku tak sedang memikir…” ucapan Da In terpotong saat ia melihat dari arah yang berlawanan, si pria misterius itu sedang berjalan menuju tempatnya duduk. Da In terlihat tegang, dan tampaknya tak seorangpun menyadari kehadiran pria itu terkecuali Da In sendiri.

“Kalian berdua” panggil Da In tanpa memalingkan wajahnya dari pria itu “Kalian juga melihatnya?”

“Mwo??”

“Itu.. pria dari dinasti Joseon itu..”

“Maksudmu, pria yang sering datang dimimpimu?”

“Iya” jawab Da In “Kalian melihatnya jugakan?”

“Mana?”

“Dia, dia berjalan ke arah kita”

“Kau sudah gila. Tak ada orang berpakaian aneh di sekitar sini. Aku hanya melihat tiga namja brengsek itu yang sedang berjalan ke arah kita.” kata Sangmi “Sudah kuduga, kau pasti sedang memikirkan mimpimu itu”

#####

Berhari-hari Da In seperti merasa jadi orang asing. Sangmi dan May pun turut heran dengan sikap Da In yang terus-menerus aneh. Setiap kali ditanya Da In hanya berkelit dan selalu mengalihkan topik pembicaraan.

Da In melangkahkan kakinya dengan terburu-buru. Sesekali kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan. Walaupun begitu banyak siswa yang berkeliaran, tapi Da In merasa ada yang terus mengawasinya. Da In yakin bahwa pria misterius itu terus mengikutinya, membuat perasaan tak tentram kembali meneror dirinya. Da In membelokan langkahnya ke perpustakaan.

Begitu banyak siswa di dalam perpustakaan tapi suasananya begitu hening. Da In berdiri diantara rak-rak buku yang menjulang tinggi ke langit-langit. Ia berjalan diantara rak-rak itu, mencari buku yang hendak dibacanya. Angin aneh berhembus membuatnya terdiam, perasaan itu kembali menyelimuti dirinya.

Ia menoleh secepat kilat ke sekitarnya, tapi tak ada yang aneh di situ, hanya para siswa yang tenggelam bersama bacaannya. Setelah menemukan buku yang dicari, Da In segera menuju ke tempat yang masih terlihat sepi, sedikit menjauh dari siswa-siswi yang lain.. sedari tadi Miss Jung terus menamati gelagat Da In yang terlihat aneh. Da In membuka halaman demi halaman dari buku yang diambilnya, ia berusaha untuk konsentrasi pada buku bacaannya.

Yeon Seo..” suara yang menyebutkan sebuah nama. Da In melirik. Tidak ada siapapun yang terlihat aneh selain para siswa yang sepertinya tidak mendengar suara itu dan hanya asyik sendiri. Da In kembali melanjutkan bacaannya

Yeon Seo-ya…” Suara itu lagi-lagi terdengar di telinga Da In. Da In menatap kain gordyn yang menari-nari diterpa angin. Suara seret langkah kaki yang terdengar berat, memaksakan Da In untuk mencari dari mana suara itu datang.

Walaupun terhalangi oleh rak-rak buku, Da In dapat melihat dengan jelas, pria itu sedang berjalan diantara rak-rak buku tersebut. Da In menundukkan kepala, matanya terpejam rapat. Tangan Da In mengepal kuat, detak jantungnya berpacu dengan langkah kaki berat yang semakin mendekat kearahnya. Tubuh Da In terguncang hebat, ia gemetar menahan rasa takut. Lalu suasana kembali hening, untuk beberapa saat Da In menutup mata dan akhirnya memberanikan diri untuk membuku mata perlahan-lahan

“Haahh…!!!” Pekik Da In, ia terkejut saat melihat ada yang berdiri di hadapannya. Walaupun tidak melihat secara keseluruhan, tapi Da In sudah tahu jika sosok yang berdiri dihadapannya yaitu pria misterius dengan pakaian bangsawan Joseon, pakaian seragam petinggi polisi. Tangannya memegang pedang. Entah apa dia, roh atau manusia? Da In kembali merapatkan kelopak matanya, tak berani untuk melihat sosok itu.

“Da In..” panggil seseorang “Da In, waeyo”

Da In membuka mata, sosok pria berpakaian aneh itu sudah tak ada, digantikan oleh Kyuhyun yang sedang memandanginya heran

“Gwaenchana??” Kyuhyun mengayunkan buku yang dipegangnya dihadapan Da In yang masih kebingungan

Kyuhyun segera duduk dihadapan Da In. Buku-bukunyapun diletakkan tak jauh dari buku Da In.

“Mengapa kau di sini?” Tanya Da In judes,

“Menurutmu?” Kyuhyun balik bertanya sambil terus membuka bukunya

“Aku tahu kau sedang membaca, tapi maksudku mengapa kau duduk di situ? Kau bisa merusak konsentrasiku”

“Wae? Tak ada larangan untuk tidak duduk di sini?”

“Nappeun!!” gertak Da In. Semua siswa langsung menoleh ke mereka, begitu juga Miss Jung.

Da In jadi salah tingkah melihat lototan mata Miss Jung. Ia kembali membaca buku. Lama-kelamaan Da In mulai merasa gerah dan emosi karena ia merasa Kyuhyun terus menatapnya.

“Yaa~ buku yang kau baca tidak ada di wajahku” geram Da In “Sebaiknya kau pergi saja!!!” ujar Da In kesal.

“Kalian bisa tenang tidak?” gertak Miss Jung.

Da In dan Kyuhyun terdiam melihat Miss Jung yang begitu galak

“Perpustakaan bukan tempat untuk pacaran. Arasseo?” gerutu Miss Jung. Mata Da In mendelik mendengar ucapan Bu Wulan

“Mwo? Yaa~ seonsaengnim, aku dan dia tidak seperti yang..”

“Joesong-hamnida” Kyuhyun memotong ucapan Da In dengan meminta maaf pada Miss Jung.

“Cho Kyuhyun, apa maksudmu?” tanya Da In kesal

“Kau serius dengan taruhan itu?”

Why not?

Kyuhyun hanya tersenyum kecut mendengar ucapan Da In yang terkesan cuek.

“Sebenar, akhir-akhir ini… aku…” kata Kyuhyun pelan, ia terdiam beberapa saat sepertinya ragu untuk melanjutkan ucapannya “Da In-a, apakah selama ini kau…”

“Mwo? Berbicara yang jelas, jangan berbelit-belit” Da In menatap Kyuhyun

“Maksud aku, ehm.. apa dulu kau pernah…”

“Mwoya??”

“Ani, anio..” Kyuhyun segera membereskan buku-buku pinjamannya dan langsung pergi meninggalkan Da In.

“YAA!! Cho Kyuhyun!!! Sebenarnya kau mau mengatakan apa??” teriak Da Indengan emosi “Dasar orang aneh, sinting..!!!”

“KANG DA IN!!!” gertak Miss Jung “Dari tadi kau berisik. Di sini bukan kelas XI-J. Jadi kalau kau tak bisa tenang, kau keluar dari sini..!!”

“Mianhae” Da In berkata pelan, telinganya panas mendengar omelan Miss Jung dan juga merasa kesal dengan sikap Kyuhyun yang selalu membuatnya cepat naik darah.

#####

Di dalam kamar yang terang, Da In terlihat asyik di depan televisi. Tangannya sibuk memencet tombol-tombol remote mencari tayangan kesukaan.

Yeon Seo…” Da In tersentak kaget “Yeon Seo…” suara itu menggema di dalam kamar Da In

“Siapa, siapa kau??” teriak Da In ketakutan

Yeon Seo-ya, aku menunggumu…

“Siapa kau, siapa.. Yeon Seo, aku tak kenal orang itu!!!” Da In sangat ketakutan, matanya liar menatap isi kamar “Kumohon, aku tidak kenal siapa kalian. Jangan membuat hidupku sulit!!! Da In menutup telinganya. Pintu kamar Da In terbuka.

“Da In, Da In-a kau kenapa sayang?”  tanya eomma khawatir sambil memegangi wajah Da In yang berkeringat

“Eh, aku..”

“Ada apa sayang?” Appa tak kalah cemas.

“Anio,” Da In berusaha menyembunyikan kegelisahannya “Cuma mimpi buruk”

“Jeongmal?”

“Ne, eomma” jawab Da In

“Kau membuatku takut” eomma terlihat menarik nafas lega

“Jangan kebanyakan nonton film horror” ujar appa

~ to be continue ~

228 respons untuk ‘Along Time (Part 3)

  1. Eka puspita elf berkata:

    Sebener nya siapa si cwok misterius itu, kenapa dia selalu ganggu da in gk di mimpi di alam nyata juga sekarang jadi makin penasaran.

  2. tyand berkata:

    Siapa sebenere pria misterius itu y tpi aq curiga klo kyuhyun berkaitan dg itu smw,, apa dulu pd jmn joseon kyuhyunm dain pny hubungan yach
    Penuh teka teki

  3. reni oktaviani berkata:

    siapa sebenernya pria misterius joseon itu..??
    da in semangat yah belajrnya..
    kyuhyun juga mau ngomong apa udh nyelonong pergi aja..

  4. Widya Choi berkata:

    Tu kan bner itu arwah ny na young yg ngikutin da in slma ini..serem ih. Jd nayoung d gntung dstu.. mgkin tu arwah ny minta tolong da in unk bntuin nemuin jasadny y.
    Itu pria yg dr joseon cp?.. kok q malah mikir itu kyu y?..ap kyu ad sangkut paut ny.. cz kyu td kyk mncurigakn gt. Mau ngmg sstu tp dy ny ragu…

  5. Sylla berkata:

    Jadi makin penasaran.. kak apa Da In itu reinkarnasi dari Yo Yeon So (maaf lupa😆)?? Trus kok cuma Da In aha yang bisa lihat itu polisi😮?? (Bingung lagi)

Mohon Saran dan Kritikannya